Takbir 17

1.4K 115 10
                                    

Happy reading guys.
Jangan lupa vote juga komen ya bantu share juga.
*
____

~Kamu tau kisah siapa yang tidak memiliki bab? Kisah kita, kisah singkat yang bahkan tidak memiliki bab untuk bisa di gulir ke part selanjutnya.~

~NathanElzary~

Kedatangan seorang kiyai dengan buk nyai kerumah Tari membuat Melati dan Albi begitu gugup, apa yang membuat mereka datang kerumah ini, dan dengan tujuan apa.

Terlihat juga dua orang laki-laki, namun salah satunya membuat Melati seperti mengingat wajah seseorang.

"Maaf kiyai, buk nyai ini ada apa?" Tanya Tari sedikit menunduk.

"Jangan terlalu sopan buk Tari, semean lebih tua dari saya, tidak sepantasnya seorang ibu menunduk kepada anak yang lebih muda," Ucap buk nyai yang kini tersenyum.

"Langsung saja kepada intinya, dia Irsya putra saya, kedatangan kami kemari ingin menghitbah putri anda."

Albi dan Melati yang tadinya menunduk kini mengangkat wajahnya karena terlalu terkejut, putri? Putri yang mana.

"Boleh panggilkan putri anda?"

Mendengar itu, dengan gugup Melati mengangguk, sembari menunduk Melati berjalan menuju kamar kedua putrinya.

"Nay, ayo jangan malas kita jalan-jalan sore cari angin."

"Aku gak enak badan Yul, kamu bisa pergi sendiri."

Wajah Nayma memang terlihat begitu pucat sejak trauma kecilnya kambuh, badannya juga terasa lemas jika di gerakkan.

Satu Minggu sudah berlalu sejak Tara datang keruamah ini, tapi trauma Nayma masih terus kambuh, bahkan wajah Nayma terlihat tirus sekarang.

"Sayang."

Panggil Melati menghampiri kedua putrinya, terlihat Yulia kini tengah membujuk Nayma untuk jalan-jalan, agar pikiran Nayma tenang.

"Bisa ikut bunda kebawah? Kalian berdua."

"Ada apa Bun? Tanya Yulia yang kini berdiri.

"Ikut bunda aja, nanti kalian bakalan tau sendiri, Nay kalo gak enak badan gak usah gak apa-apa sayang."

Nayma mengangguk, semangatnya kini hilang entah kemana, bahkan gadis penuh tawa dan manja ini hanya banyak diam tanpa ingin bicara.

Melati kini turun bersama dengan Yulia, Gus Irsya yang melihat itu tersenyum.

Namun pandangan Yulia terus tertuju kepada laki-laki yang kini duduk di dekat Irsya, laki-laki yang selalu menggetarkan hatinya.

"Bunda ini ada apa?" Bisik Yulia ketika melihat banyak orang di ruang tamu.

"Duduk dulu."

Dengan ragu Yulia kini duduk, percayalah pandangan terus tertuju kepada laki-laki yang netranya terus mencari entah siapa.

"Irsya, dia yang kamu maksud?" Tanya Zahra umi Irsya.

Seketika Yulia terkejut, dia baru saja sadar jika ada Gus Irsya laki-laki yang satu Minggu lalu dia temui di jalan saat membeli cemilan untuk Nayma.

"Iya umi," Jawab Irsya yakin.

"Siapa namamu?" Tanya Zahra kepada Yulia.

"Yulia."

Irsya kini terus saja tersenyum, mencintainya secara tiba tiba itupun di saat pertemuan pertama mereka.

"Yulia, maksud kedatangan aku kemari, berniat ingin menghitbah mu," ucap Irsya menunduk.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang