Takbir 28

1.2K 95 16
                                    

HAPPY READING GUYS!

JANGAN LUPA VOTE JUGA KOMEN NYA YA.
BANTU SHARE JUGA, JANGAN LUPA AKUNYA DI FOLLOW!!
*
_
*
______

"Aku hamil!!"

Semua orang yang ada di ruang tamu kini melihat kearah suara itu. Dimana ada seorang gadis yang tengah berdiri di ambang pintu. Zirah dan Jaylan memandang tidak percaya. Berbeda dengan Melati dan Albi, mereka bingung dengan kedatang gadis itu.

Ya. Saat ini mereka berada di rumah Melati menjenguk sang menantu yang tengah sakit. Nayma terdiam mematung, bagaiman bisa semua terjadi, detak jantung Nayma berdegup kencang melihat perut yang sudah mulai membesar, bisa di lihat jelas usia kandungan itu sekitar 3 bulan.

Semua orang kini berdiri melihat gadis itu berjalan kearah mereka, dengan keras dia melemparkan kertas putih ke atas meja.

"Aku hamil!" Ucap gadis itu dengan keras. "Dan ayah anak ini adalah Aezar!!" Tunjuknya kearah Aezar yang berada di dekat Nayma.

"Apa yang kamu katakan ADIFA!!" Zirah kini mengahampiri Adifa lalu menamparnya.

Adifa gadis itu melangkah mengitari orang-orang yang ada di ruang tamu tersebut.

Sedangkan Melati meraih kertas putih di atas meja__ membaca isi kertas itu, buliran bening kini menetes dari kelopak mata Melati, dia melihat kearah Aezar tidak percaya.

Adifa tersenyum bahkan mengelus perutnya yang membesar. "Seharusnya umi bahagia, bukankah sebentar lagi umi akan punya cucu."

"Astaghfirullah Adifa sadar! Putra ku tidak akan berbuat memalukan seperti itu!!"

"Umi belum membaca? Lihat umi! Lihat hasil tes DNA itu, apa masih kurang??"

Adifa berjalan ke arah Aezar berdiri di tengah tengah Aezar dan Nayma, meraih tangan Aezar lalu menuntun ke perutnya. Sesak, Nayma melihat tangan Aezar yang berada di perut Adifa, bahkan hidung Nayma sudah memerah, mata Nayma kini sudah mulai berkaca-kaca.

Aezar tidak diam saja dia segera menjauhkan tangannya lalu memberi jarak di antara keduanya.

"Apa yang kamu katakan Adifa!" Tegas Jaylan menarik tangan Adifa menjauh dari Nayma dan Aezar.

Jaylan kecewa kepada gadis mengerti agama seperti Adifa, bagaimana dulu dia menyanjung gadis ini, dan terus meminta untuk di jadikan menantunya.

"Ini kenyataannya Abi! Anakmu! yang melakukanya!!" Teriak Adifa meneteskan air mata.

Nayma menghela nafas kasar berkali-kali, sesak dan sesak. Ini menyakitkan bahkan rasanya Nayma ingin segera pergi menutup telinga.

"Boleh aku mengatakan pak Jaylan! Bahwa kami kecewa?" Tegas Albi

"Pak Albi, ini tidak benar."

"Kamu sudah gila Adifa!!"

Adifa tersenyum kecut mendengar ucapan Zirah. Gila? Lantas mengapa dulu dia ingin sekali menjadikanya sebagai menantu.

"Siapa yang tidak percaya jika aku hamil anak kak Aezar! Bukan kah kita bersama sebelum kak Aezar memutuskan hubungan kita."

"KATAKAN KAK EZAR! KATAKAN YANG SEBENARNYA! BAHWA KAMU TIDAK MELAKUKANYA!!!" Teriak Nayma menjatuhkan tubuhnya ke lantai, tubuh Nayma sudah lemas mendengar semuanya, tangis menjadi saksi sesaknya dada Nayma.

"Katakan kak Aezar, kami butuh penjelasan," ucap Nayma pelan.

"Apakah aku terlihat seperti seorang laki-laki yang seperti itu Nay, demi Allah istriku, aku tidak melakukannya."

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang