Happy reading guys.
Jangan lupa vote juga komennya ya kalo bisa di setiap pgf,
Bantu share juga.
*______
Setalah malam itu, hubungan Nayma dengan Yulia terlihat baik-baik saja, bahkan sang ayah juga terlihat berbeda, kembali menyayangi putrinya Nayma.
Hal itu tentu menjadi kebagian untuk Nayma, kembali merasakan kasih sayang, seperti sebelum kehadiran Yulia."Yulia!" Panggil Nayma dengan nada sedikit berteriak.
"Bentar Nay!"
Nayma terkekeh mendengar jawaban dari Yulia yang terdengar kesal, rasanya saat ini dunia sangat berpihak kepadanya.
Tidak lama Yulia kini turun dengan wajah yang di buat sekesal mungkin, mereka hanya akan berbelanja, tapi Nayma memanggilnya sudah seperti ibu-ibu mau arisan saja.
"Cuma pakek bedak doang lama banget!"
"Namanya juga cewek, kan harus skincareran dulu."
"Nay juga pake skincare, tapi gak lama kayak kamu!"
Melati juga Albi kini hanya bisa menggeleng dengan tingkah kedua putrinya, walau sudah akur tapi pertengkaran kecil selalu terselip di tengahnya.
"Jadi gak nih!? Kalo gak jadi aku balik lagi ke kamar," ancam Yulia dengan mata melotot.
"Jadi, ih! Nay tadi cuma bercanda."
Yulia tersenyum melihat tingkah Nayma yang seperti anak kecil, jika bisa di katakan, Yulia lah yang paling bersikap dewasa di antara mereka.
"Ayo pergi," Nayma merentangkan satu tangannya, melihat itu Yulia meraih tangan Nayma lalu dia genggam.
Albi yang melihat itu tersenyum, kedua putrinya juga sudah akur, sikap Albi kepada Nayma sekarang lebih memperhatikan Nayma, walau kadang tanpa sadar Albi masih sering membedakan keduanya.
***
"Lama banget udah kayak siput."
Nayma hanya berdecak sebal mendengar ucapan Anas, apalagi melihat Rania yang tersenyum kepadanya.
Saat ini mereka tengah berada di rumah baru milik pasangan baru ini, tidak jauh, hanya membutuhkan waktu dua puluh lima menit saja untuk sampai.
"Yulia nih salahin!" Kesal Nayma mendorong tubuh Yulia. "Masak iya skincarean sampe lima jam!"
Anas dan Rania tersenyum gemas kepada Nayma, semakin dewasa gadis ini, semakin lucu saja.
Semenjak malam itu juga, Nayma mulai mengenalkan Yulia kepada teman-temannya, apalagi kepada Anas dan Rania yang berstatus sahabatnya.
"Nay mau beli apa? aku traktir nanti," Tanya Anas mengelus puncak kepala Nayma.
"Kamu juga Yul, nanti ambil aja terserah kamu, biar kami yang traktir," ucap Rania tersenyum.
Yulia hanya mengangguk, senyum yang selalu tersirat indah kini terus Yulia tampakkan, hingga senyum itu memudar ketika pandangan Yulia tertuju kepada seorang laki-laki tengah membantu seorang pedagang di pinggir jalan.
Kagum, itu yang pertama kali Yulia katakan, dia mengagumi sosok laki laki itu semenjak pertemuan pertama mereka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Takbir (End)
Random"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jangan. Biarkan dia tetap mekar dan mengeluarkan aroma keharuman." Itulah jawaban dari seorang laki laki...