Happy reading guys
Jangan lupa vote juga komen nya ya bantu share juga 🤗
*~Kisah kita hanya sebatas angan, bisa di rasakan namun tidak bisa di gapai~
~Adifaangkraini~
____
Nayma menunduk takut di depan seorang pria. Jika tau begini Nayma tidak akan ikut ke rumah neneknya, ini sudah tujuh tahun, tetapi trauma itu masih terus Nayma rasakan.
Menyadari ketegangan dari Nayma, Yulia menggenggam erat tangannya, Yulia tidak tau apa yang terjadi, tapi sejak kedatangan anak tertua Tari di pagi hari, membuat Nayma terus saja ketakutan.
"Kenapa kamu bisa pulang!?" Tanya Tari sedikit membentak putranya.
"Ibuk tidak ingin kehadiran ku di rumah ini?" Tanyanya mengangkat satu alisnya.
"Bahkan aku sebagai ibu mu malu menganggap kamu anak. TARA!"
Tara zargian. Pria itu kini tersenyum melihat ibunya yang bahkan tidak mau menatapnya sama sekali.
Melati yang berada di dekat Nayma kini segera merangkul tubuh putrinya.
"Mas! Lebih baik kamu pergi dari sini!" Ucap Melati dengan nada marah.
"Kenapa kalian tidak suka aku keluar dari penjara? Apa kalian takut aku akan menyiksa Nayma?"
Nayma mengangkat wajahnya melihat wajah Tara, buliran bening kini lolos menetes membasahi pipinya.
"Jaga ucapan kamu Tara!" Teriak Tari menampar wajah putih Tara.
Nayma gadis periang ini memiliki kisah kelam dalam hidupnya sehingga mengakibatkan trauma, dua tahun Nayma hanya diam saja di dalam kamar, dia takut jika bertemu dengan seorang pria bahkan ayahnya sendiri, usaha yang di lakukan Nayma juga kedua orang tuanya agar sembuh, memaksanya perlahan berada di tengah tengah kerumunan, hingga perlahan trauma itu mulai hilang.
Dulu waktu Nayma masih berusia dua belas tahun, dia pernah mendapatkan siksaan dari pamannya yang bernama Tara ini.
"Hey kamu sini!" Teriak Tara memanggil Nayma.
Tara selalu saja memukul Nayma, anak kecil yang berusia 12 tahun, jika melihat Nayma, dia mengingat putrinya yang telah tiada, di renggut Tuhan bersama dengan istrinya saat keduanya mengalami kecelakaan , hingga melihat Nayma yang usianya seperti anaknya, membuat Tara iri dan ingin membunuh Anak kesayangan Melati ini.
Dengan tarikan paksa di tangan Nayma, membuat anak itu harus terjatuh kelantai.
"Jangan menangis, aku tidak menyukai anak cengeng seperti mu."
"Jangan pukul aku om!!" Teriak Nayma berniat berlari dari hadapan Tara.
Ini bukanlah yang pertama kali, Nayma sering mendapatkan pukulan dari Tara ketika sang bunda menitipkannya karena ada urusan.
Namun dengan cepat Tara menarik tangan Nayma dan menampar anak itu hingga terhuyung ke belakang.
Karena melihat Nayma yang terus saja menangis, Tara mengambil sebuah balok lalu memukulkannya ke tubuh kecil Nayma.
Tidak hanya sekali bahkan berkali-kali, hingga mengakibatkan luka di bagian punggung anak kecil ini.
Tak cukup, Tara mengambil sebuah pisau lalu menggoreskannya ke lengan Nayma, darah kini mulai bercucuran membasahi lantai.
"Kamu mau mati? mau ketemu sama anak om! Dia pasti senang."
Nayma menggeleng kuat, dia terus saja memegangi lengannya yang tidak hentinya mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Takbir (End)
Random"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jangan. Biarkan dia tetap mekar dan mengeluarkan aroma keharuman." Itulah jawaban dari seorang laki laki...