Takbir 27

1.3K 97 15
                                    

Happy reading guys.
JANGAN lupa vote juga komen nya ya bantu share juga hehe 🤗
*
_
*
______

Melati terus memandangi Aezar, di mana laki-laki itu tengah memaksa sang istri untuk makan, namun Nayma menolak bahkan sesekali dia menghempaskan sendok yang ada di tangan Aezar. Sudah dua hari sejak kejadian itu Nayma terus memberontak untuk Aezar dekati, bahkan tak menerima kehadiran Aezar di sisinya. namun Aezar tak menyerah untuk kembali mendekati Nayma membujuk dan memberi cinta yang begitu besar kepadanya.

Melati begitu sangat bersyukur, Nayma bisa mendapatkan suami sesabar Aezar dan perhatian, Aezar tak pernah meninggalkan Nayma sendiri.

"Makan ya?"

"Pergi!" Kesal Nayma membenamkan wajahnya di tengah lutut.

Aezar menghela nafas panjang, namun setelahnya Aezar tersenyum melihat lekat wajah Nayma.

"Kenapa gak mau makan? nanti cacingnya nangis loh, makan ya sayang?"

"Gak mau!"

"Nay."

Pandangan Nayma teralih kepada wajah Aezar.

"Kak Ezar?"

Aezar tersenyum, istrinya mungkin sudah mulai sembuh dari traumanya, di mana sekarang sudah mengingat dirinya. "Iya, ini kakak Nay."

"Aku laper kak."

"Kakak suapain."

Nayma membuka mulut kala Aezar mulai menyuapinya.

"Pinter," ucap Aezar sembari mengelus puncak kepala Nayma.

Walau Nayma sempat menunduk takut, namun pada akhirnya Nayma begitu nyaman merasakan elusan di kepalanya. Melati yang sedari tadi hanya berdiri di ambang pintu kini tersenyum, sehebat itu Aezar merawat putrinya yang terjebak di dalam traumanya dan tak mau keluar.

"Kak Ezar puasa?" Tanya Nayma melihat wajah Aezar.

Aezar mengangguk tersenyum, lalu kembali menyuapinya, membersihkan sisa nasi yang ada di pinggir bibir Nayma, percayalah Aezar tak pandai menyuapi.

"Aku makan sendiri."

"Kakak suapi."

***

"Bunda panggil Aezar kesini, kasian dia biar buka puasa."

"Nanti bunda yang bawain ke kamarnya Yah, Aezar gak bakalan mau makan ke sini kalo gak ada Nayma."

Albi mengangguk, dia tidak tega melihat Aezar yang mengurangi makanya karena terus memikirkan Nayma.

Melati membawakan nampan berisikan dua piring nasi juga lauknya, langkahnya terhenti ketika melihat Aezar dengan lembut mencium kening Nayma sembari membaca sebuah dzikir, tangannya tak berhenti mengelus puncak kepala Nayma, yang satunya memegang tasbih.

"Nak, buka puasa dulu."

Aezar bangkit, lalu meraih nampan itu dari tangan Melati.

"Bunda gak usah repot-repot, nanti aku kebawah kok."

"Gak bakal nanti kamu malah gak buka puasa lagi kayak kemaren. Istrimu belum bangun?"

Aezar tersenyum lalu menggeleng, dia melihat wajah istrinya. "Ngantuk katanya Bun."

"Udah salat istrinya?"

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang