Takbir 34

1.3K 93 51
                                    

HAPPY READING GUYS.
*
__
***
__________________
~Raganya sekarang benar benar pergi, tapi cintanya akan tetap abadi~

'NaymaAnala'

Nayma terus berlari tak peduli kakinya yang semakin terasa perih juga ngilu, tetesan bening terus mengalir walau Nayma terus saja menyekanya. jatuh berkali-kali, tapi tak membuat Nayma menghentikan setiap langkah yang menjadi saksi sakit hatinya.

"Nay yakin bukan kak Ezar."

Nayma memejamkan mata sebelum dia melangkah kedalam keramaian, dadanya semakin sesak ketika mendengar pembicaraan orang-orang yang sampai sekarang mobil itu belum juga di temukan.

Pandangan Nayma kosong, bibirnya bergetar, dengan langkah pelan hingga akhirnya berlari ke ujung jalan, berteriak sekeras mungkin, dengan tubuh yang lemah hingga terjatuh ke tanah.

"KAK EZAR!!!! BUKAN KAMU KAN KAK!!! PULANG!!" Teriakan pilu Nayma terdengar menggema di telinga orang-orang yang ada di sana.

"Dek jangan di sini nanti kamu malah bikin polisi makin susah nyari nya."

Seorang bapak-bapak kini menarik tubuh Nayma agar tidak menghalangi beberapa polisi yang akan turun kebawah, Nayma memberontak bahkan menghempaskan tangan itu agar tak mengganggunya memanggil sang suami untuk pulang.

"Bukan suami saya kan pak?" Tanya Nayma lemah.

Bapak itu diam, dia tidak tau harus menjawab apa. Nayma tersenyum hambar lalu melihat ke bawah di mana menampakkan jurang dalam dan gelap.

"Suami saya masih di perjalanan."

Nayma berlari menuju orang-orang yang ada di sana, meraih salah satu tubuh, dan terus bertanya.

"Bukan suami saya kan?"

Tak mendapatkan jawaban, Nayma kembali berlari bertanya kepada orang yang ada di lokasi itu.

"Bukan kak Aezar kan?"

"Bu! Bukan kak Aezar kan."

"Pak bukan kak Aezar kan?"

"Bukan kak Aezar pasti!!"

"BUKAN!!!" Teriak Nayma menutup kedua telinganya.

Seorang gadis kini menghampiri Nayma, meraih tubuh lemah itu kedalam dekapannya.

"Mari Emba ikut saya, dan tanyakan kepada sopir yang mengendarai mobil itu."

"A-anis."

Anis kini membawa Nayma bertemu dengan si pengemudi yang bisa menyelamatkan diri, dan menghilangkan sang Aezar

"N-nayma ya?" Tanya bapak itu.

Bapak yang sudah lemah menyandar pada pohon kini memaksakan diri untuk berdiri, meraih sesuatu yang berada di dalam saku celananya.

"Sebelum mobil itu terjun suami anda menitipkan ini."

Sebuah 3 boneka peri berukuran jari kelingking, kini bapak itu berikan kepadanya. Nayma menggeleng keras, yang ada di dalam mobil itu bukanlah suaminya, mereka semua pembohong, mereka hanya ingin membuat Nayma terluka, suaminya masih di perjalanan, yang ada di dalam mobil itu bukanlah suaminya. Bukan!

"Ustadz Aezar Ramadhan."

Dengan cepat Nayma menutup telinga ketika sopir itu menyebutkan nama suaminya, dada yang terasa sesak kembali menghujam hati kecil Nayma, pandangan Nayma sudah buram, mungkin jika gadis ini tidak kuat, dia sudah pingsan sebelum sampai ke lokasi kecelakaan ini.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang