Happy reading guys.
Jangan lupa vote sama komen nya ya, bantu share juga hehe
*
*~Cintaku ke kamu Nay, lilahi ta'ala~
~Aezarramadhan~
_____
Nayma berdiri di depan kaca, abaya berwarna Salem itu sangat cocok di tubuhnya, hari ini tepat di mana hari Anas sahabatnya dari kecil akan menikah bersama teman sekelasnya dulu.
"Kalo gini udah kayak aku yang mau nikah," ucap Nayma sembari terkekeh sendiri.
"Kapan ya aku nikah, pakek gaun putih, sama mahkota di kepala" Ricau Nayma memperbaiki kerudungnya.
Setelah memuji dirinya sendiri Nayma turun, dia melihat kedua orang tuanya juga Yulia tengah siap hanya menunggu dirinya.
"Masyaallah! Anak bunda ini? Cantik banget!" Melati menghampiri Nayma lalu mencium kening putrinya.
"Bunda, aku cocok gak pake abaya?" Tanya Nayma memanyunkan bibirnya manja.
"Cocok dong anak ayah, cantik."
Nayma tersipu malu mendengar pujian dari ayahnya, ini yang Nayma mau, sang ayah ikut memujinya.
"Katanya mau berangkat, ayo nanti telat," ucap Yulia bersedekap dada, dia sangat kesal jika Nayma mendapatkan kasih sayang dari keduanya.
"Iya, ini sudah setengah dua," Ucap Melati mengambil tasnya.
Melati, Albi dan Yulia kini memaki batik yang senada, sedangkan Nayma memakai abaya yang di berikan Ela kepadanya.
***
Pandangan Nayma tertuju kepenjuru gedung itu, sangat indah, tamu di sana juga terpandang, di sini Nayma terpisah dari kedua orang tuanya juga Yulia.
Dia punya urusan dengan cameranya siap memotret pasangan serasi, Anas dan Rania."Nay Ya Allah, cantik banget anak Tante," Ela mengelus puncak kepala Nayma yang tertutup kerudung.
"Iya dong tante."
Pandangan Nayma tertuju kepada abaya yang di pakai Ela, sama. hanya beda di warna, saat ini Ela memakai abaya berwarna maron.
"Loh! Anaknya? Kok aku gak tau kalo mba Ela ini punya anak cewek," ucap seorang wanita menghampiri Nayma dan Ela.
"Bukan, ini loh, anaknya Emba Melati Zyil."
"Oh! Cantik banget ya Emba."
Nayma tersenyum dia sangat suka di puji seperti ini, hanya bundanya saja yang mengatakan dirinya jelek.
"Kalian udah kayak ibu anak loh, apalagi abaya kalian, mendukung banget."
"Do'ain biar jadi anak saya beneran," Ela tertawa setelah mengatakan itu, begitu juga dengan Zyila.
"Ayo Emba, anaknya udah di pelaminan."Ela mengangguk, rasanya dia ingin menangis melihat Anas kini sudah siap melakukan Ijab kabul dan pergi dari rumah, ke rumah Rania.
"Nay," panggil seseorang dari luar gedung.
Nayma yang juga ingin pergi untuk memotret, harus terhenti karna panggilan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Takbir (End)
Random"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jangan. Biarkan dia tetap mekar dan mengeluarkan aroma keharuman." Itulah jawaban dari seorang laki laki...