Takbir 19

1.4K 115 6
                                    

Heppy reading
Jangan luoa vote juga komen ya bantu share juga 🤗

*
___

~Setelah hujan deras, pasti langitnya indah, itu juga menggambarkan sebuah kehidupan~

~NaymaAnala~

Nayma kini duduk di sebuah kafe, menunggu kehadiran seseorang yang sudah meninggal kan cincinnya, Andrian laki-laki itu kini sudah terlihat dan berjalan kearahnya.

"Lama menunggu?" Tanya Andrian lalu duduk.

"Tidak begitu lama An."

"Dari mana dapat nomer telfon ku?"

"Yulia, aku memintanya, karena tidak tau harus mengembalikan kemana."

Andrian kini melihat lekat wajah Nayma, tanpa dia sadari sebuah senyuman kini mendarat di bibirnya.

"Kamu cantik Nay, pantas aku mencintaimu, kamu juga lucu."

"Hem! Banyak yang mengatakan itu, tapi aku lebih percaya ucapan bunda."

"Apa yang bunda mu katakan?"

"Aku jelek."

Mendengar itu Andrian terkekeh, secepat ini dia bisa berbicara hangat bersama Nayma.

"Nay, siapa laki laki yang dengan hebat sudah memakaikan cincin itu di jari manis mu?

Nayma kini meraba cincin pemberian Aezar, dengan wajah berbinar Nayma tersenyum melihat kearah Andrian.

"Dia memang laki-laki hebat, dan aku mencintainya."

"Kenapa aku bisa telat Nay, padahal aku sudah berusaha untuk datang lebih awal."

"Andrian."

"Nay, aku ingin memakaikan cincin di jari manis mu, tapi kenapa orang lain yang lebih dulu memakai kan nya."

"Andrian, aku harus pulang."

Nayma kini berdiri, dia memberikan cincin itu kehadapan Andrian.

"Aku akan mengantarmu Nay."

"Tidak perlu An aku bisa pulang sendiri."

Percakapan ini tidak harus panjang, Nayma tidak bisa mendengar ucapan Andrian yang begitu terdengar menyakitkan.

Dengan segera mungkin Nayma pergi dari kafe itu meninggalkan Andrian sendiri.

***

"Hujan."

Nayma yang duduk di halte bus, kini mengadakan tangannya, merasakan setipa tetes air hujan yang menyentuh kulitnya, hujan terdengar berisik tapi mampu membuat hati begitu tenang, perlahan Nayma berjalan menembus derasnya hujan.

"Nay."

"Gara," Nayma tersenyum melihat kehadiran Hilaan yang tubuhnya kini sudah basah karena hujan.

"Tidak baik berada di bawah hujan Nay, nanti kamu sakit."

Hilaan meraih tangan Nayma berniat membawa nya berteduh, namun Nayma sedikitpun tidak mah melangkah.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang