Takbir 12

1.6K 114 59
                                    

Heppy reading.

Semoga terhibur dan semoga baperre
Jangan lupa di vote ya guys, komennya nya juga jangan lupa, bantu share kalo bisa.
Oke.
*
*

_____

"Pergi begitu saja," Kesal Nayma mengingat malam di mana Aezar langsung pergi tanpa mau bertemu dengannya.

"Sebenarnya kak Aezar kenapa sih!"

Seperjalanan pulang Nayma hanya bisa mengoceh kesal akan Aezar, bagaimana lelaki itu hanya datang lalu pergi.

Karena terlalu kesal hingga krikil tidak bersalah pun Nayma tendang, namun nihil, yang melayang bukanlah krikil itu, tapi sandal kesayangan Nayma yang baru saja dia beli, sandal swallow kembarannya yang hilang kemarin.

Pandangan Nayma terus mengikuti kemana sandalnya melayang, hingga pada akhirnya sandal itu melayang dan berhenti mengenai kepala seseorang.

Betapa terkejutnya Nayma, saat ini dia hanya bisa menutup mulut dengan kedua tangannya, juga mata yang melotot masih tidak percaya.

"Lari Nay! Lari!!!" Teriak Nayma dalam hatinya sembari membalikkan badannya berniat akan pergi, dan berlari sejauh mungkin.

Namun sepertinya dunia saat ini tidak mau berpihak kepadanya, sebelum Nayma pergi, laki-laki itu sudah ada di belakang Nayma dan kini tengah menarik ujung kerudungnya.

"Bukan sandalnya aku!!" Ucap Nayma sembari menutup matanya.

Namun kini yang Nayma dengar hanya kekehan kecil dari si laki-laki di belakangannya, dia melepaskan pegangannya dari ujung kerudung Nayma.

"Kalo bukan sandal kamu terus sandal siapa?"

"Gak tau, aku gak tau!!"

Nayma enggan untuk berbalik melihatnya, dia sungguh malu, Bahkan jika bisa dia di hilangkan saja dari dunia ini sekarang juga.

"Tapi beneran bukan punya, aku."

"Terus kenapa sepasangnya ada di kaki kamu?"

Sungguh alasan apa lagi yang harus Nayma berikan, dengan ragu Nayma membalikkan badannya, namun masih dengan mata yang tertutup.
Perlahan dia membuka matanya di mana dia bisa melihat dengan jelas siapa laki-laki yang kini tengah berada di depannya.

"Sandal siapa hayo?" Tanyanya lagi.

"Iya, sandalnya Nay, Gara."

Laki-laki itu tak lain adalah Hilaan Anggara. Percayalah sedari tadi Hilaan menahan senyumnya, melihat tingkah Nayma yang tidak hebat berbohong.

"Kenapa harus bohong tadi? Kan bohong itu dosa Nay."

Nayma mengangguk sembari menunduk, jika melihat Nayma, Hilaan sudah seperti tengah menyidang anak kecil yang sudah menghilangkan mainannya.

"Iya Nay tau, tapi tadi Nay cuma terpaksa kok, Gara. Nay janji gak bakal bohong lagi."

"Janji?"

Untuk kedua kalinya Nayma mengangguk, bahkan saat ini Nayma tengah mengangkat kedua jarinya.

"Mau kemana?" Tanya Hilaan.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang