Halo guys
Jangan lupa Vote juga komen nya ya bantu share juga.
Yuk yuk bantu cerita ini di kenal banyak orang.
*~Allah tau Nay, bahwa yang aku cinta hanya kamu, yang aku pinta hanya kamu, dan yang selalu ku sebut di dalam do'a hanya namamu~
~AezarRamadhan~
____
Sungguh pemandangan yang indah ketika Nayma bangun di pagi hari, dan melihat sang bunda dengan ayahnya tengah duduk sembari becanda, hal yang paling Nayma suka adalah melihat betapa romantisnya kedua orang tuanya.
"Nay sarapan sayang," panggil Melati yang menyadari kehadiran putrinya.
"Iya, Bun."
"Yulia di dapur lagi cuci piring," Ucap Albi menunjuk Yulia yang sedang mencuci piring. "Bangunnya pagi, lah ini anak ayah bangunnya siang banget."
Nayma melihat ke arah jam dindingnya yang menunjukkan pukul delapan, menurut Nayma pukul delapan itu masih pagi.
"Nay, sarapan dulu," pamit Nayma menuju meja makan.
Albi dan Melati hanya menggeleng melihat tingkah Nayma, yang tak kunjung dewasa.
"Semangat Yul," ucap Nayma memberi semangat kepada saudari tirinya itu.
Sedangkan Yulia hanya tersenyum melihat Nayma yang kini tengah duduk di meja makan, hidup Nayma setenang itu, tidak mungkin Yulia mau merebut kebahagiaan Nayma.
*****
"Ada apa Nay?"
Tanya Melati melihat putrinya yang terus memandangi celana cowok yang baru saja dia pesan, sempat ingin menanyakan untuk siapa celana itu, namun Melati lebih mengurungkan niatnya itu.
"Enggak, enggak ada apa-apa kok Bun, cuma emosi aja sama Anas," jawab Nayma tersenyum kecut.
"Kenapa Anas?"
Nayma diam, namun setelahnya dia tersenyum. "Ini celana Anas bun, tapi pesennya pakek hp Nay, Jadi kan harus pake uang Na-"
"Bunda," panggil Yulia menghampiri Melati.
Lagi-lagi ucapan Nayma harus terjeda karna ulah Yulia, kesal. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Melati melihat Yulia aneh, bukan kah kemarin Yulia mengatakan bahwa dia tidak akan memanggilnya dengan sebutan bunda.
"Ada apa Lia? Tanya Melati.
"Di cari ayah Bun."
Nayma beranjak berdiri lalu mengambil tas yang berada di atas mejanya, dia melangkah mengahampiri bundanya juga Yulia.
"Bunda, Nayma keluar dulu ya," pamit Nayma mencium tangan Melati.
"Ajak Lia, Nay. Siapa tau dia juga mau keluar, kasian dia di dalam rumah terus."
"Engga Bun, kata ayah kita harus membicarakan sesuatu, hanya bertiga," Tolak Yulia melihat Nayma.
"Hanya bertiga? Nay gak di ajak?," Nayma mengangguk lalu tersenyum. "Yaudah Nay berangkat ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Takbir (End)
Random"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jangan. Biarkan dia tetap mekar dan mengeluarkan aroma keharuman." Itulah jawaban dari seorang laki laki...