Happy reading.
Cerita gabut, yang dapet ide langsung mikir alur.
Jangan lupa Vote juga komen nya ya guys bantu share juga hehe 🤗
*
___~aku adalah gadis paling beruntung yang begitu sangat di ratukan dan di cintai oleh seorang laki-laki bernama Aezar Ramadhan~
~NaymaAnala~
Kehadiran Anas, Rania dan kedua orang tuanya membuat Nayma begitu senang, dia sangat merindukan mereka setelah satu bulan ini pergi keluar negeri.
"Mau di rahasiain nih?" Anas kini menyentil kening Nayma.
"Tante Anas tuh!" Kesal Nayma memanyunkan bibirnya beberapa centi.
"Nas!"
"Iya mah."
"Kamu gimana sih Mba, kenapa gak kasih tau kita, masak iya kita tau Nayma mau menikah dari orang jauh."
Melati kini hanya bisa tersenyum, Ela selalu saja menyalahkannya karena Nayma, sebegitu sayangnya Ela kepada Nayma putrinya.
"Ya Allah El, maaf, sebenarnya kita mau kerumah kamu hari ini, tapi ya gini, kamu lebih dulu datang."
"Tante Melati siapa yang mau menikahi Nayma?" Tanya Rania penasaran.
"Ustadz Aezar anak pak RT."
"Masyaallah, dapet seorang ustadz Nayma," ucap Kiandra bahagia.
"Alhamdulillah, kedua anak ku dapat laki-laki yang baik."
"Yang satu dapet seorang Gus, Masya Allah banget kedua putri mu bi."
Albi kini tertawa mendengar ucapan Kiandra yang seperti berlebihan memujinya.
Nayma, Anas, dan Rania, hanya diam mendengar cerita dari kedua keluarga itu, ingin ikut bercerita tapi mereka cukup muda untuk ikut.
"Cieee yang di khitbah ustadz," Goda Rania menyenggol lengan Nayma.
"Keren kan?"
"Keren banget si bocil."
"Rania belum hamil toh El?" Tanya Melati yang kini membuat Rania juga Anas terdiam.
"Alhamdulillah, udah hamil" Jawab Ela tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah ya Allah."
"Wah ada Dede di sini?" Nayma mengelus perut buncit Rania yang katanya sudah berisi.
"Iya Nay"
"Alhamdulillah."
"Berapa bulan?"
Melati kini mendekat ke arah Rania mengelus perut yang sudah mulai membesar.
"Sudah berapa bulan Ran?" Tanya Melati.
"Tiga bulan Tante."
"Nanti kalau Nayma udah nikah, semoga Nular."
"Apa sih bunda."
Melati dan yang lainya kini tertawa melihat wajah Nayma yang memerah, Nayma tidak pernah bisa menyembunyikan wajahnya yang merah merona.
***
"Habis dari warung?" Tanya Hilaan sembari menuntun sepedanya.
Nayma mengangguk, keduanya bertemu saat Nayma selesai membeli jajanan di warung, saat ini Hilaan sengaja tidak menaiki sepeda itu karena ingin menikmati sore hari dengan berjalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Takbir (End)
Random"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jangan. Biarkan dia tetap mekar dan mengeluarkan aroma keharuman." Itulah jawaban dari seorang laki laki...