Takbir 22

1.3K 101 14
                                    

Happy reading guys!!

Jangan lupa vote juga komen nya ya guys bantu share juga.
Jangan lupa akunnya di pollowww yuk bantu support akuh, biar semangat.
*

~pergi bukan berarti hilang untuk selamanya, dia juga bisa kembali~

~Aezarramadhan~

Pandangan Nayma terus saja teralih ke arah seorang laki-laki yang berdiri di depan rumahnya, sudah pukul sebelas tapi entah apa yang di lakukan laki laki itu sekarang.

"Gak baik pulang malem Nay."

Andrian menunduk, hubungan seindah ini, haruskah dia menghancurkannya. Bahkan dengan hebat Aezar mau menunggu Nayma.

"Kak Ezar."

"Hem," Aezar mengangguk. "Mau langsung istirahat atau masih mau cerita sama temannya?"

Nayma tidak bisa menatap wajah Aezar, perasaan bersalah kini menyelimuti hatinya.

"Sebelum istirahat, mandi dulu ya, jangan lupa baca Do'a, satu lagi mimpi indah."

Mendengar itu Nayma mengangkat wajahnya melihat Aezar, terlihat wajah Aezar begitu sangat kecewa, mata laki-laki itu juga memerah, bukan marah, tapi karena terlalu kecewa melihat kedekatan Nayma dengan orang lain. Aezar tidak pernah bisa marah kepada Nayma gadis yang sudah dia janjikan kebahagiaannya.

"Aku pulang Nay," pamit Aezar sembari memperlihatkan senyum indahnya.

Nayma mengangguk, dia tidak bisa melihat mata sabit itu, merasa sangat bersalah membuatnya takut untuk memandangi wajah Aezar.

Aezar menghela nafas panjang, dia melihat ke arah samping, menahan sesak di dada yang teramat begitu menyiksa, bahkan mata itu di paksakan untuk tetap kuat melihat betapa indahnya ketika Nayma tersenyum mengiyakan kepergian Andrian.

***

"Apa ini Nay, pulang larut malam bahkan bersama seorang laki-laki!?"

Nayma memainkan jarinya sembari terus menunduk, Melati. wanita itu tidak pernah semarah ini kepada Nayma.

"Bun-"

"Cukup! Bunda kecewa, ini sudah sangat melanggar!"

"Bunda ak-"

Melati mengangkat kedua tangannya menyatukan di depan dada, sebagai rasa kecewa yang begitu sangat besar kepada putrinya.

"Tolong jangan lakukan itu lagi Nay, bunda minta tolong."

Mata Nayma mulai berkaca-kaca melihat Melati tengah memohon kepada dirinya.

Melati merentangkan tangannya, menanti tubuh sang putri untuk datang dan mendekapnya, melihat itu Nayma segera berlari menyambar kepelukan Melati.

"Aezar tadi datang Nay, dia datang untuk menenangkan bunda karena khawatir mendengar kamu pergi dengan seseorang laki-laki. Aqila teman mu yang memberi tau bunda, Aezar datang Nay, dia datang untuk menenangkan bunda" Melati menghentikan ucapannya sejenak.

"Kamu tau apa yang tadi Aezar katakan kepada bunda?"

Nayma terdiam, dia ingin sekali mendengarkan kelanjutan yang Aezar tadi katakan kepada bundanya.

"Nayma akan segera pulang bun, percaya kepadanya, dia gadis baik. Jangan marahi Nayma ketika dia pulang nanti, jangan Tegur dia. peluk dia berikan kehangatan kepadanya, Nayma tidak pernah membuatku sakit hati atau kecewa, bukan dengan memarahi membuat Nayma merasa bersalah, ketika datang nanti sambut Nayma dengan hangat, dan katakan sesuatu dengan lembut kepadanya, dia hanya butuh itu."

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang