Takbir 26

1.3K 93 27
                                    

HAPPY READING GUYS.

JANGAN LUPA VOTE JUGA KOMEN NYA YA GUYS BANTU SHARE JUGA 🤗
*
-
*
_____

~Ruang yang sama namun dengan masalah yang berbeda~

~La~

"Ini mantu Abi, Masyaallah makin lucu aja."

Nayma tersenyum sembari menunduk, di keluarga Aezar dia di anggap sebagai seorang anak, bukan seorang menantu.

"Minta maaf bi, kamu kan gak bisa hadir di acara pernikahan mereka," ucap Zirah menyalami suaminya.

"Iya, Abi minta maaf ya Nay, Dhan. Abi gak bisa hadir, Abi menyesal berangkat ke Turki sehingga tidak bisa menyaksikan dengan langsung pernikahan anak Abi."

"Gak apa-apa Abi."

"Cantik kan Nan, Nayma? Ramdhan kalo milih istri emang gak di ragukan lagi."

Nanda melihat kearah Nayma, tatapan yang tidak suka dia tampakkan secara terang-terangan.

"Cantik, tapi Nanda gak suka," ucap nya lalu beranjak pergi.

Ucapan Nanda membuat Nayma menunduk, ini sangat menyakitkan, tapi Nayma harus tetap bersikap baik-baik saja.

"Emb-"

Nayma meraih tangan Aezar yang sepertinya tidak terima, dengan segera Nayma menggeleng menandakan bahwa Aezar tidak harus mengatakan apa apa.

***

"Indah?" Tanya Aezar menunjuk bunga teratai yang menghiasi danau.

"Tenang banget ya kak," Nayma memejamkan matanya merasakan terpaan angin yang menyentuh kulitnya.

"Di rumah gak asik ya Nay."

Nayma menggeleng. "Asik kok, siapa yang bilang gak asik."

"Maaf soal Emba Nanda ya."

"Apasih kak, aku tau kok Emba Nanda itu orang baik."

Aezar mengelus puncak kepala Nayma, meraih tubuh itu lalu mendekapnya, melihat betapa indahnya beberapa sepasang kekasih tengah menaiki perahu kecil menyusuri danau.

"Mau naik itu?" Tanya Aezar.

"Nay takut, kalo jatuh gimana?"

Pandangan Aezar kini turun melihat wajah Nayma lekat, merasa begitu sangat beruntung memiliki sosok seorang istri kecil, dan menggemaskan.

***

Nayma memegang tangan Aezar dengan erat, perahu itu mulai jauh dari permukaan, sungguh rasanya Nayma ingin meloncat ke darat dan menghela oksigen sebanyak banyak mungkin.

"Jangan takut Nay, ini hanya perahu dan danaunya tidak dalam. sama seperti masalah, jika kita tidak menghadapi maka kita tidak tau sedalam apa masalah itu."

Bukanya tenang Nayma semakin erat memegangi tangan Aezar, bahkan saat ini dia menutup mata tidak mau melihat sekeliling.

"Buka matamu sayang, lihat."

Nayma memberanikan diri membuka matanya, pepohonan yang menghiasi pinggiran danau itu terlihat begitu indah, apalagi saat beberapa burung hinggap di perahu mereka.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang