Takbir 13

1.4K 116 39
                                    

Happy reading guys.

Jangan lupa vote juga komen nya bantu share juga hehe 🤗
*
*
_____

Pagi ini Nayma bersama bundanya tengah berada di pasar berbelanja untuk sarapan, ini pertama kali Nayma ikut ke pasar, entahlah Nayma merasa bosan berada di dalam  kamarnya setiap hari, mau berkerja pun Melati dia pernah mengizinkan.

"Panas ya Bun," ucap Nayma sembari mengipas wajahnya dengan kedua tangan.

"Lagian ngapain ikut? Biasanya juga kalau di ajak gak pernah mau."

"Aku bosan di rumah bun."

Bukan itu alasan Nayma ikut, dia hanya ingin mengatakan sesuatu berdua saja bersama bundanya.

"Yaudah, Nay duduk di sana bunda belanja dulu ke dalam," ucap Melati sembari menunjuk kearah kursi dekat penjual sayur.

Dengan semangat yang membara dalam jiwa Nayma mengangguk dengan senang hati.

"Bunda nanti pulang dari pasar, Nay mau bilang sesuatu."

Melati mengangguk, sebelum pada akhirnya dia masuk kedalam pasar, dan hilang di telan keramaian.

Hanya duduk, tapi Nayma sudah merasa begitu sangat bosan, seharusnya tadi dia ikut bundanya saja kedalam, dari pada duduk di sini menjadi pajangan.

"Kalau gini mending di rumah aja!" Keluh Nayma mendongak melihat langit.

Sudah satu jam lamanya Nayma menunggu, namun sang bunda belum juga kembali.

"Nay maaf bunda lama."

"Gak apa-apa Bun."

"Bunda udah selesai."

"Berarti pulang ini Bun."

Melati mengangguk, seperjalanan pulang Nayma banyak diam, biasanya Nayma akan berbicara tanpa henti kepada Melati.

"Bunda."

"Iya sayang?"

"Ada yang mau khitbah aku bun."

Mendengar itu Melati menghentikan langkahnya, melihat lekat wajah putrinya.

"Siapa Nay?"

"Ustadz Ezar," Jawab Nayma menunduk malu.

"Ustadz Aezar, yang sering ceramah di masjid? Beneran?"

Nayma mengangguk mengiyakan, namun bukannya percaya Melati malah tertawa sembari memukul kecil dahi Nayma.

"Kalo menghayal jangan tunggi-tinggi sayang, entar sakit loh jatuhnya."

"Bunda, aku serius."

"Serius boleh sayang, tapi jangan menghayal, mana mungkin orang mengerti agama seperti ustadz Aezar menyukai kamu yang jelas-jelas minus Akhlak."

"Ih bunda, kalo ngomong suka benar!" Kesal Nayma melihat bundanya.

Melati kini tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, bisa bisanya Nayma mengatakan bahwa dia akan di khitbah oleh seorang ustadz, apalagi Aezar.

"Tapi bunda nanti aku mau main kerumahnya, boleh ya."

"Terserah kamu sayang, soalnya kamu cuma halu" jawab Melati masih tersenyum.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang