Jangan lupa vote juga komen nya ya guys bantu share juga 🤗.
Happy reading...
*____
Di ruang makan Nayma terus saja melihat ponselnya yang tidak berhenti berbunyi, ini masih pagi, tapi orang itu terus menelfon Nayma. bahkan rasanya sangat menggangu suasana sarapannya.
"Angkat dulu sayang, siapa tau perlu," ucap Melati.
"Tapi lagi sarapan bunda, nanti aja, lagian gak penting juga."
"Tidak penting tapi gelisah dari tadi, udah angkat aja Nay."
Pandangan Nayma kini teralih kepada Yulia, bagaiaman bisa dia mengangkatnya, jika yang menghubungi adalah orang yang membuatnya kecewa.
"Angkat Nay, penting kayaknya," kali ini Albi yang bicara.
Nayma menghela nafas panjang, lalu setelahnya dia beranjak pergi dari meja makan, berjalan keluar hingga dia merasakan pemandangan pagi yang cerah.
Dengan tangan yang bergetar Nayma mengangkat telfon itu, tanpa membuka suara terlebih dahulu."Assalamu'alaikum, Nay."
Hanya panggilan itu, tapi sudah membuat getaran hebat di hati Nayma, sekuat tenaga dia menahan air mata yang ingin keluar membasahi pipi.
"N-Nay. Kamu dimana? Aku di depan rumah kamu."
Nayma enggan menjawab, dia mendekap mulutnya agar tangisnya tidak bisa terdengar oleh Aezar.
"Jangan menangis."
Mendengar itu Nayma terdiam, apa kah jelas dirinya sedang menangis, Nayma merindukan Aezar.
"Berhenti menghubungi ku kak."
"Nay, kesalahan apa yang aku buat sehingga kamu mengatakan itu."
"Haruskah aku jelaskan? Itu sangat membuat ku sesak kak. Seharusnya kita tidak pernah kenal, jika pada akhirnya kamu mengecewakan aku, kak aku akan menyapa ketika kita bertemu, tapi hanya sebagai teman."
"Aku terlalu gegabah dalam mencintaimu kak. sehingga sakit yang sekarang menyapa, aku kecewa kak."
Nayma menghela nafas panjang sembari menyeka air matanya yang terus saja mengalir membasahi pipi, bahkan mungkin isakan itu bisa Aezar dengar.
"Kamu dimana?"
Dengan berat hati Nayma mematikan sambungannya sepihak, ini sudah cukup menyakitkan untuknya.
Nayma tidak berniat kembali keruang makan, karna suasana hatinya yang tidak baik baik saja, Nayma melangkah pergi untuk mencari suasana tenang untuk hatinya.
***
Sapaan demi sapaan kini Nayma terima dari warga setempat, dimana ibu-ibu itu kini duduk bersama sembari bergosip, bukan kah bergosip di pagi hari juga olahraga? (Olahraga mulut)
"Nay!" Teriak seorang gadis yang kini berlari ke arah Nayma.
Nayma tersenyum dengan lebar, bagaimana tidak, ketiga teman lamanya kini berlari ke arahnya dan mendekap erat tubuh kecil Nayma.
"Kapan kesini?" Tanya Layla gadis dengan lesung pipi kini lebih dulu melepaskan pelukannya.
"Baru kemaren sore aku nyampe, aku kangen banget sama kalian."
"Kita juga!!" Jawab Hana kini sedikit melompat lompat girang.
"Apa teman ku ini tidak merindukanku?" Tanya Nayma kepada gadis yang hanya diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Takbir (End)
Random"Bagiamana jika suatu saat semesta memisahkan kita?" "Semesta tidak sejahat itu, namun jika itu terjadi, maka yang terkubur hanya raga, cintanya jangan. Biarkan dia tetap mekar dan mengeluarkan aroma keharuman." Itulah jawaban dari seorang laki laki...