Takbir 5

2.2K 156 111
                                    

Happy reading

Allo guys jangan lupa vote sama komennya ya, bantu share juga..

*
*

~Allah jika engkau izinkan, maka temui aku dengan orang yang baik dan yang selalu mencintaiku~

~Nayma Anala.

Seperti layaknya tengah di sidang, Anas juga Rania kini sama-sama menatap wajah Nayma, mereka panik ketika melihat wajah Nayma yang seperti bakpao mengembang.

"Kenapa sayang?" Tanya Ela yang kini duduk di dekat Nayma.

Nayma tersenyum melihat kehadiran Ela mamah Anas tersebut, ada sebuah rencana yang terbesit dalam fikirannya.

"Tante, Anasnya tuh!!" Kesal Nayma menunjuk Anas.

"Nas! Kamu apain Nayma?" Tanya Ela, dia menatap tajam wajah putranya.

"Enggak di apa-apain kok mah, suwer!!"

"Kok, Naymanya kesal, gak mungkin kan, kalo kamu gak apa-apain dia?"

Nayma menjulurkan lidahnya untuk meledek Anas, dia tersenyum puas ketika Ela tengah memarahi Anas.

"Beneran mah!"

"Yaudah. bawa dia belanja, biar Heppy," lanjut Ela mengelus puncak kepala Nayma.

Ela wardania. Dia ingin sekali memiliki anak perempuan, tapi apalah daya tuhan memberikan dia dua anak laki-laki, mengenal Nayma dari kecil membuat Ela begitu sangat menyayanginya.

"Yaudah by, kita bawa Nay, belanja aja."

"Yaudah kita ke mall, karena kita udah salah, kamu boleh belanja apapun."

Mata Nayma berbinar mendengar ucapan Anas, dia melupakan kekesalannya, begitulah cara Rania dan Anas mengatasi ke Nayma.

Umur mereka sama, tapi keduanya menganggap Nayma sebagai adik yang paling manja kepada mereka.

***

Nayma mulai memilih baju, sudah satu jam Rania menunggu, tetapi Nayma hanya sekedar memilih baju.
Rania memandangi kedua tangannya yang sudah terisi keperluannya, dia hanya tinggal membayar saja, tapi Rania harus menunggu Nayma memilih baju yang cocok untuknya.

"Gak ada yang keren!" Kesal Nayma mencari ke arah lain.

Satu mall semua tidak ada yang cocok satupun kepada Nayma, Rania hanya menghela nafas panjang, dan membesarkan lagi sabarnya.


"Kamu mau yang kayak gimana Nay?" Tanya Rania mulai bosan.

"Yang simpel, yang ada motifnya dikit di tengahnya, terus di bawahnya lebar tapi ada motifnya juga, terus di pinggangnya kayak ada karet-karetnya gitu, di lengannya ada kayak sayapnya dikit. Aku gak suka yang ribet, aku gak bisa jelasin Ran."

Sesimpel itu tapi mall ini tidak menyediakan? sangat di luar nalar.
Rania hanya bisa menelan ludahnya kasar, baju seperti apa yang Nayma maksud, Rania ingin mencerna, tapi percuma otaknya tidak mau bekerja sama.

Pandangan Nayma tertuju kepada sebuah gamis yang baru saja dia jelaskan, segera dia berlari menuju tempat itu.

"Ran ini!" Panggil Nayma memberitahukan baju itu.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang