Takbir 36

1.3K 89 28
                                    

HAPPY READING.
JANGAN LUPA VOTE JUGA KOMEN NYA YA GUYS BANTU SHARE JUGA.
*
_
***
_________
-kami ikhlas. kamu boleh pergi putraku tapi tolong, jangan bawa jiwa putriku ikut pergi bersama mu.-

~MelatiAslarisa~

Kedua orang tua ini kini menangis menyaksikan sang putri yang terus memeluk nisan yang beratasnamakan suaminya, terlihat Nayma terus saja merapikan bunga bunga yang terjatuh karena angin, Namun Melati dan Albi tak berani menghentikan pekerjaan Nayma untuk terus merapikan bunga itu.

"Nanti jemput Nay ya kak."

"Lebarannya udah lewat satu hari loh."

"Nay gak bisa tidur kak, kapan kak Ezar pulang terus puk-puk Nay?"

"Kak Ezar, di sana betah ya? Nay juga mau ikut, mau sama kak Ezar juga."

Suara Nayma terdengar bergetar, berkali-kali Nayma menyeka air mata yang terus mengalir, tangis pilu dari gadis itu akhirnya terdengar oleh Melati, terdengar sangat menyakitkan, bagiamana pun Melati tak bisa menyaksikan sang putri yang seperti mayat hidup.

"Kita pulang ya? Besok datang lagi."

"Nay, ini sudah sore sayang pulang ya?" Albi mengelus punggung putrinya yang bergetar.

Nayma memgangguk, sebelum berdiri Nayma menaruh sebuah surat di bawah bunga bunga yang tadi dia rapikan dengan sempurna.

Assalamu'alaikum Ramdhan nya Nay.

Terimakasih untuk setiap kebahagian yang sudah Ramdhanku berikan.

Terimakasih pula untuk cinta yang terus engkau jaga agar tidak layu dan terus mekar.

Bagaimana pun impian yang selalu ku tulis adalah bahagia bersama mu Ramadhanku.

Apakah untuk mu satu bulan sudah cukup? Hingga engkau pergi meninggalkan luka yang bisa di katakan sangat menyiksa.

Katamu. jika raga di antara kita ada yang pergi, maka cinta akan tetap abadi.

Kamu harus tau Ramadhan ku, bunga tanpa tangkai juga akan layu, dan bergugura.

Malam ku sunyi, fikiranku berlayar pergi mencari letak hati yang sudah kamu bawa pergi.

Jemput aku segera.

Mari mekar bersama, aku kamu dan impian kita.

****

Nayma terdiam ketika dia di kelilingi oleh beberapa anak kecil, Nayma takut juga tidak tau harus bagaimana. dia hanya menanyakan keberadaan suaminya tapi hinaan yang kini dia dapatkan. Beberapa ibu-ibu pun yang ada di sana hanya menertawakan Nayma, bagaimana semua orang begitu kejam kepada gadis yang baru kehilangan suaminya.

"Orang gila, orang gila."

"Lihat! Dia paling gak pernah mandi, kotor banget bajunya."

"Gak punya sandal, kasian sampai gak pakek sandal."

"Orang gila, orang gila."

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang