Takbir 7

1.8K 139 52
                                    

Happy reading guys..
Jangan lupa vote juga komen nya ya kalo bisa di setiap paragraf, bantu share juga.
*
*

~Adakah ruang untuk kita bersama, ayah?~

~NaymaAnala~

____

Semalaman Nayma tidak bisa tidur ketika mengingat perkataan Aezar, antara percaya dan tidak, pikiran Nayma terus saja mengelak untuk tidak percaya, tapi hatinya tentu saja mempercayainya.

"Tidak Nay, dia sama-sama buaya!" Ucap Nayma menutup wajahnya.

"Ih! Ya Allah, cuma gini aja aku udah kayak orang gila!!" Teriak Nayma memukul kasurnya.

"Nayma! percayalah aku serius mengatakan itu."

Ucapan Aezar tadi malam sebelum dia benar-benar pergi dari pandangan, dan membuat Nayma kepikiran semalaman.

"Jangan percaya Nay! Dia cuma buaya yang menjelma menjadi manusia," tegas Nayma kepada dirinya sendiri.

"Nay! Udah pagi bangun," panggil Albi mengetuk pintu kamar Nayma.

Pandangan Nayma tertuju ke arah pintu, benarkah itu suara ayahnya dengan segera mungkin Nayma bangkit lalu berlari membuka pintu itu.

"Bangun sayang, sarapan."

Sambutan pagi yang indah dari sang ayah, sehingga membuat Nayma melupakan kekesalan ayahnya kemarin. "Iya ayah," Jawab Nayma sembari tersenyum.

Albi dan Nayma kini turun menuju meja makan, di sana sudah ada Yulia membantu Melati menyiapkan sarapan.

"Ayo Nay duduk."

Nayma kini duduk di dekat Melati, sedangkan Yulia terlebih dahulu duduk di dekat Albi.

"Makasih sayang, karena kamu menyuruh ayah untuk membangunkan Nayma, ayah jadi mendapatkan sambutan hangat dari anak ayah," ucap Albi mengelus puncak kepala Yulia.

Kenyataan yang menyakitkan di pagi hari, tapi bagaimana pun juga itulah kebenarannya, jika Yulia tidak menyuruh Albi membangunkannya, mungkin Albi tidak akan datang ke kamarnya.

"Lagian kenapa kamu baru sadar, Nayma itu butuh kamu juga, emang pernah kamu masuk ke kamar Nayma?" Tanya Melati mulai merasa kesal dengan Albi.

"Iya Bun, maaf."

Nayma hanya diam menunduk, bisakah paginya secerah dulu sebelum Yulia datang kerumah ini.

"Bunda, Nay Lapar. bisa kita sarapan," ucap Nayma sedikit bergetar.

"Tentu sayang, Nay mau apa?" Tanya Melati menawarkan makanan yang ada di atas meja.

"Nasi goreng."

Dengan segera Melati mengambilkan nasi goreng lalu menaruhnya di piring Nayma.

"Bunda," panggil Yulia.

"Ada apa Lia?" Tanya Melati yang masih sibuk memberikan lauk ke pirinb Nayma.

"Nanti malam Yulia izin ajak teman Yulia main di sini ya?"

"Kenapa harus bertanya Yul, kamu boleh kok ajak teman kamu main."

Yulia tersenyum mendengar jawaban dari Melati, dia ingin merebutnya dari Nayma, tapi kasih sayang Melati begitu besar kepada Nayma Anala.

"Yulia mau ayah belikan cemilan apa untuk teman temannya?"

"Seperti biasa ayah, ayah kan sering membilkannya."

"Seperti biasa?" Bahkan Albi tidak pernah sesekali membelikan Nayma cemilan hanya untuk dia makan.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang