HAPPY READING
JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨
☁️☁️☁️
Potongan-potongan cerita beberapa tahun lalu terlintas di pikiran seorang gadis yang berdiri di balkon kamar.
Gadis dengan kaos putih polos kebeseran serta celana pendek berwarna hitam itu menghentikan lamunannya kala mendengar suara pecahan kaca dari lantai bawah.
Hanya terkejut, lalu mendengus mengingat siapa pembuat kebisingan di pagi ini. Itu pasti Ayah dan Bundanya.
Zehra Ailya Zerrin, atau biasa disapa Zehra sudah biasa mendengar suara keributan sang Ayah dan Ibu sejak SMP.
Sang Ayah, Danish Purnama resmi bercerai dengan sang Ibu yang bernama Gina Ailya sejak Zehra menginjak bangku SMP.
Sejak saat itu bayangan keluarga harmonis dalam pikirannya hancur begitu saja. Kabar perceraian orang tuanya membuat Zehra menjadi anak yang tertutup, kasar, dan egois.
Zehra tidak membenci Ayah dan Ibunya, melainkan dia membenci rumor bahwa Sang Ibu memiliki selingkuhan yang membuat keluarga mereka pecah.
Apalagi ketika dirinya menginjak bangku SMA, dia mendapati sang Ibu bermesraan dengan lelaki tidak dikenal di ruang tamu.
Hatinya tergores, dia benci kehidupannya. Selain permasalahan keluarga, Zehra juga mendapat permasalahan dari luar.
Menjadi korban kasus pelecehan seksual membuat dia mengidap PTSD. Sempat libur selama 3 bulan untuk menjalani perawatan dari rumah akibat apa yang menimpanya.
Pihak Kampus tentu memberikan secara cuma-cuma. Karena tidak ingin nama Kampus tercoreng. Apalagi Nathar dan Gaffi serta teman-teman yang lain gencar meminta Kampus menghukum Mavra dengan hukuman berat.
Bahkan Gaffi sendiri sempat mengajukan hukuman DO untuk Mavra kepada rektor. Tapi ditolak karena hukuman tersebut tak pantas, apalagi Mavra belum menyentuh Zehra sepenuhnya.
Shazfa, sepupu Nathar dan Gaffi sempat menyuarakan pendapatnya tentang tanggapan rektor. Gadis berpenampilan modis itu mengatakan bahwa tidak tersentuh atau tersentuh sekalipun, lelaki tidak pantas meluncurkan kata-kata cabul dan menjijikkan pada perempuan.
Tapi tetap saja aspirasi mereka tak terdengar. Kampus seolah tutup telinga dan hanya memberikan hukuman skors selama 3 bulan pada Mavra.
Akhirnya Zehra diberikan keringanan dengan mengambil libur 3 bulan tanpa terhitung tidak hadir. Gejala-gejala tidak normal Zehra alami tidak lama dari kejadian itu.
Seperti sering cemas, menarik diri dari lingkungan, insomnia, menyendiri, sering murung dan sedih, menangis tanpa sebab, dan merasa dirinya kotor. Hingga puncaknya ketika keinginan untuk bunuh diri.
Sang Ayah yang menyadari ada hal aneh pada Zehra pun membawa gadis itu pergi dari rumah kurang lebih sekitar satu minggu. Membawa putrinya ke psikolog untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Zehra juga tak melawan, bahkan disepanjang perjalanan dia hanya diam dan menatap kosong apapun itu.
Dinyatakan terkena gangguan mental PTSD (post-traumatic stress disorder). Danish menangis untuk Zehra pertama kalinya. Memeluk erat sang anak dan berjanji akan memberikan yang terbaik untuk Zehra.
Pada saat itu, Zehra tak tau apa-apa. Dia bahkan tidak tau gangguan apa yang menyerangnya. Yang ia tau hanyalah sang Ayah menangis untuknya.
Zehra sayang pada Ayahnya. Sampai saat ini dia tetap menyayangi sosok itu, walau terkadang sosok tersebut sering bertengkar dengan sang Ibu. Ayahnya lah yang mati-matian peduli pada mental sang anak. Bahkan sampai saat ini dia masih menjalani pemeriksaan ke psikolog, walau tidak sesering dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Zehra
Teen FictionTentang Zehra, gadis tomboi pengidap gangguan mental yang jatuh hati pada lelaki sholeh bernama Gaffi. Trauma masa lalu membuat hidupnya berubah drastis. Mencintai lelaki yang bukan hanya sekedar paham agama melainkan taat agama merupakan tantangan...