JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨
☁️☁️☁️
"Lo nggak mau orang-orang tau penampilan lo yang sekarang ya, Ra?" tebaknya membuat Zehra kontan menoleh ke arahnya kemudian kembali menatap lurus jalanan.
Sepertinya tebakan Mavra benar. Lihat, Zehra seperti terusik saat Mavra menebak jawaban atas pertanyaan sebelumnya.
"Kenapa lo berpikiran kayak gitu?" balas Zehra balik bertanya.
"Ya, awalnya gue mikir lo mau belajar pake cadar. Cuma karena lo nanya kenapa gue bisa ngenali lo, ditambah pesan lo ke gue untuk nggak nyebarin hal tentang lo yang sekarang ke orang lain udah cukup membuktikan kalau lo nggak mau orang-orang tau tentang lo," papar Mavra.
"Tapi gue bingung, kenapa lo nggak mau orang-orang tau tentang lo yang sekarang? Bukannya itu bagus?"
"Gue nggak mau dengar opini orang-orang tentang perubahan gue," jawab Zehra masih setia menatap lurus ke arah depan.
"Sesimple itu?" Mavra mendengus pelan lalu melanjutkan perkataannya.
"Ra, kita nggak bisa kontrol mulut orang, tapi kita bisa kontrol diri kita. Apapun perkataan mereka yang nggak bener, lo nggak perlu repot-repot mikirin hal itu."
"Simple? Ah, gue lupa. Lo kan nggak ngerasain apa yang gue rasain, jadi wajar aja lo menganggap simple semua itu," sarkas Zehra disertai dengusan kasar.
Astaga, Mavra salah bicara. Tak sepatutnya dia berkata seperti itu pada Zehra.
Oh, ayolah, Mavra lupa jika Zehra mengalami masa-masa sulit yang tak dialaminya. Jadi dia tidak bisa meremehkan kekhawatiran Zehra.
"Sorry, gue nggak bermaksud, Ra. Tapi bingung aja kalo alasan lo nggak mau dengar opini orang lain. Lo takut mereka bully lo?"
Sampai sekarang Mavra masih tidak maksud dengan alasan Zehra.
"Lo pikir gue secupu itu sampai takut dibully?!" sergah Zehra.
Pertanyaan macam apa itu? Mana mungkin Zehra takut dibully.
"Gue cuma nggak mau orang-orang, khususnya orang terdekat gue mikir perubahan ini karena gue pengen narik perhatian orang yang gue suka. Itu termasuk salah satu opini dari banyaknya opini mereka kan?!"
Mendapat penjelasan dari Zehra, barulah Mavra paham mengapa gadis itu tak mau menampilkan diri pada orang-orang yang mengenalnya.
"Kalau lo bilang opini orang-orang yang kaget, ngejulid, atau malah mandang remeh juga termasuk opini yang gue pikirkan. Tapi oke, gue bisa hadapi itu."
"Oke, gue paham kekhawatiran lo sekarang. Terus sampai kapan lo akan nyembunyiin ini dari mereka?" tanya Mavra membuat Zehra menoleh singkat.
Menghela nafas berat sebelum menjawab pertanyaan Mavra. "Sampai gue siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Zehra
Ficção AdolescenteTentang Zehra, gadis tomboi pengidap gangguan mental yang jatuh hati pada lelaki sholeh bernama Gaffi. Trauma masa lalu membuat hidupnya berubah drastis. Mencintai lelaki yang bukan hanya sekedar paham agama melainkan taat agama merupakan tantangan...