JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨
☁️☁️☁️
Wiryaga Sahar atau pemilik perusahaan Sahreen mengundang Gaffi, Nathar serta Vito untuk makan malam bersama di rumah mereka. Sebelum pergi, Nathar memberikan informasi dari Hana kalau Wiryaga Sahar adalah Ayah dari Naira.
Tebakan Melvin ternyata benar, dia memang berasumsi bahwa Wiryaga Sahar memiliki hubungan dengan Naira.
Tak ada yang keberatan tentang fakta itu, termasuk Gaffi. Lelaki itu setuju dan ikut pergi makan malam bersama di rumah keluarga Wiryaga Sahar. Hingga di sinilah Gaffi sekarang, di ruang makan bersama kedua teman sekaligus rekan kerjanya.
Mereka memutuskan memanggil pemilik perusahaan Sahreen dengan panggilan Om. Wirya menerima dan menjamu mereka dengan sangat baik. Tentu saja sebelum makan malam bersama, mereka saling berkenalan satu sama lain.
Hingga Wirya cukup terkejut bahwa Nathar adalah suami dari Hana, yang dimana Hana adalah sahabat kecil Naira. Naira menyempatkan hadir pada malam hari itu di tengah sibuknya aktivitas kuliah.
Sayang, Hana tidak dapat hadir karena tengah mempersiapkan tugas akhir salah satu mata kuliahnya. Naira juga sebenarnya tidak ingin berkumpul, namun mengingat mereka adalah tuan rumah, maka dia pun menyempatkan berkumpul.
Usai makan bersama, mereka kembali ke ruang tamu. Membicarakan topik formal maupun non formal. Baik Gaffi, Nathar, dan Vito menyetujui kerja sama dengan perusahaan Sahreen.
Hal itu tentu saja membuat Wirya senang, bukan hanya pada perusahaan mereka saja, tapi pada perilaku ketiganya.
Ketiganya tampil sopan dan berwibawa malam ini membuat Wirya kagum pada mereka.
"Kalian tumbuh dengan cepat. Padahal Om merasa Hana dan Naira baru kemarin lulus SMP. Tapi, lihatlah, Hana sudah berumah tangga. Kalian berdua memang pasangan yang serasi, Nathar," ujar Wirya terkekeh seraya menatap mereka semua secara bergantian.
Nathar lantas terkekeh, sedangkan Gaffi, Vito dan Ibu Naira tersenyum kecil.
"Jadi, kalian berdua masih sendiri ceritanya?" tanya Wirya jahil menatap Vito dan Gaffi.
Vito menyengir malu seraya menyikut lengan Gaffi. "Iya, kita mah masih mau sendiri dulu, Om. Iya, kan, Gaf?" jawab Vito.
Gaffi mengangguk pelan. "Iya, Om."
"Sama dong kayak anak Om. Oh, iya, kalian satu Kampus, kan?" tanya Wirya seraya mengelus pundak Naira yang duduk di sampingnya.
"Iya, kita satu kampus, Om," jawab Vito.
Wirya tersenyum seraya manggut-manggut. "Kalian bertiga anak muda yang baik, Om bangga sama pencapaian kalian sekarang."
"Om bisa aja. Tapi makasih banyak loh, Om." Lagi-lagi Vito menyahut sedangkan Nathar dan Gaffi tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Zehra
Fiksi RemajaTentang Zehra, gadis tomboi pengidap gangguan mental yang jatuh hati pada lelaki sholeh bernama Gaffi. Trauma masa lalu membuat hidupnya berubah drastis. Mencintai lelaki yang bukan hanya sekedar paham agama melainkan taat agama merupakan tantangan...