JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨
☁☁☁
Walau harus berangkat terlambat akibat kesiangan, Zehra tetap tidak masalah. Sementara di sisi lain, Gina saja tidak pernah peduli padanya.
Sengaja bangun kesiangan dan datang lebih lama, tapi tetap saja Gina tak menanyakan atau membangunkan Zehra kala gadis itu kesiangan.
Pagi tadi Zehra merasa tubuhnya sakit. Bahkan dia sudah bersin beberapa kali sejak pagi. Bi Ijah yang sempat menyapa Zehra di pagi ini pun mengatakan kalau Zehra sakit.
Iya, gadis tomboi itu ternyata sedang sakit akibat pulang dengan basah kuyub, serta tidak mengganti baju sebelum tidur.
Akhirnya selama di Kampus pun dia sering bersin. Berketepatan juga cuaca hari ini mendung, jadi udara terasa dingin membuat Zehra mudah kedinginan dengan kondisi pakaian yang minim.
Kemeja crop dibalut dengan jaket hitam beserta celana yang cukup ketat membuat Zehra merasa dingin di tengah cuaca seperti ini.
Begitu kelas selesai, Zehra keluar dari ruangan dan buru-buru menuju kantin untuk membeli coklat panas. Dingin-dingin begini memang enak minum coklat panas.
Tapi di tengah langkahnya menuju kantin Fakultas, Zehra tidak sengaja mendengar beberapa bisikan mengenai dirinya yang menunggu Gaffi di Perpustakaan.
Mereka mengatakan kalau Zehra sangat keterlaluan karena mengejar cinta Gaffi selama beberapa tahun. Apalagi mereka semua tau bahwa Gaffi pernah menolak Zehra.
Gadis tomboi itu mendengus malas, padahal itu hal biasa tapi mengapa orang-orang terlalu ikut campur dengan kehidupannya.
Tidak bisakah mereka membiarkan pikiran Zehra tenang sebentar saja? Padahal gadis itu masih kepikiran soal kemarin malam dimana dia sempat bertengkar dengan Gina soal bubur. Tapi pagi ini sudah disambut gosip murahan saja.
Setiap paginya dihiasi dengan senyum paksa guna menjalani aktivitas. Sesampai di Kampus juga Zehra selalu saja mendapat bisik-bisik gosip tentang dirinya yang mengejar cinta Gaffi.
Semua itu sampai pada Zehra. Hampir tiap harinya dia mendengar hal-hal buruk tentang dirinya.
Jadi, bagaimana cara Zehra untuk menenangkan diri? Di rumah sungguh menyiksa, di Kampus juga lebih dijadikan bahan pembicaraan.
Ya, Zehra terima itu semua. Dia diam bukan berarti tidak berani melawan. Selagi Zehra masih bisa menerima fakta-fakta menyakitkan itu, dia akan terima. Tapi mereka juga harus tau kalau kesabaran seseorang ada batasnya.
Sudahlah, Zehra muak membahas hal itu terus menerus. Sekarang dia mempercepat langkah kaki jenjangnya agar cepat sampai di Kantin Fakultas.
Di tengah langkahnya, tepatnya di perempatan jalan menuju Kantin, dia hampir menabrak seseorang jika saja seseorang tersebut tidak menghindar cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Zehra
Teen FictionTentang Zehra, gadis tomboi pengidap gangguan mental yang jatuh hati pada lelaki sholeh bernama Gaffi. Trauma masa lalu membuat hidupnya berubah drastis. Mencintai lelaki yang bukan hanya sekedar paham agama melainkan taat agama merupakan tantangan...