Tentang Zehra, gadis tomboi pengidap gangguan mental yang jatuh hati pada lelaki sholeh bernama Gaffi. Trauma masa lalu membuat hidupnya berubah drastis. Mencintai lelaki yang bukan hanya sekedar paham agama melainkan taat agama merupakan tantangan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨
☁️☁️☁️
Lagi semangat-semangatnya beribadah dan meningkatkan iman, eh keesokan harinya malah menstruasi. Menyebalkan, bukan?
Itulah yang sedang dialami anak tunggal dari Danish dan Gina. Bukan hanya itu, dia bahkan juga harus merasakan sakit di hari pertamanya menstruasi.
Padahal semalam sepulang dari Butik, Zehra mencoba menyemangati dirinya dengan semangat mengaji, membaca buku-buku religi dan tentunya mengejarkan sholat lima waktu.
Sayangnya di waktu subuh ketika hendak mengambil wudu, Zehra mengetahui kalau dia sedang menstruasi. Ditambah tubuhnya yang tak fit karena demam dan pusing.
Alhasil di sinilah dia sekarang, di ranjang tercinta dengan tubuh yang lemas. Sarapannya juga diantar dan dimakan di atas kasur.
Rasanya ingin terus-terusan berbaring dan malas melalukan aktivitas apapun karena tubuhnya yang masih lemas.
Gina yang mengetahui bahwa putri satu-satunya sakit pun sudah pasti merasa khawatir.
Dia sempat menawarkan Zehra untuk dipanggilkan Dokter namun anaknya menolak dengan alasan ini hanya sakit biasa, bukan sakit parah.
Ya, lagi pula Zehra juga masih sanggup berjalan. Jadi dia rasa tak perlu sampai memanggil Dokter, cukup minum obat saja.
"Argh, perut gue sakit banget!"
Berulang kali dia mengeluhkan hal yang sama sambil mencari posisi tidur yang dirasa pas.
Nihil, tetap saja dia merasa keram di perut. Belum lagi kepalanya yang terus berdenyut membuat Zehra harus selalu memijit keningnya perlahan.
Di kala keluhannya itu, tiba-tiba saja dia mendengar ponselnya yang berada tepat di atas nakas berdering, menandakan ada panggilan masuk dari seseorang.
Begitu melihat siapa yang menelpon, Zehra spontan menghela nafas kasar. Mengapa di saat tidak mood begini Shazfa si primadona Kampus itu harus menelpon?
"Assalamualaikum. Apaan?"
"Waalaikumussalam. MasyaAllah, seisi Garwita harus tau nih kalo lo angkat telpon gue pake Assalamualaikum."
"Gue lagi males bercanda, Shaz. Kenapa nelpon?"
Zehra memutar malas bola matanya. Mengangkat panggilan masuk dari Shazfa di saat menstruasi seperti ini termasuk kesalahan.
"Dih, pms lo? Sok banget nggak mau basa-basi dulu. Lagian lo nggak kangen sama gue? Kita udah lama nggak kete----"
"Nggak," selanya malas berbasa-basi membuat lawan bicaranya mencebik sebal.
"Main yuk, Ra. Kita ngumpul bareng gitu sama Hana dan Nai----"
"Ogah, gue sibuk."
Dalam hati Zehra merutuki mulutnya yang asal menjawab. Lagian Shazfa malah membawa-bawa nama Naira, Zehra spontan menolakkan.