JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨
☁️☁️☁️
Cuaca siang hari ini membuat gadis dengan rambut dicepol asal itu menghela nafas kasar. Gadis itu tidak lain adalah Zehra yang baru saja keluar dari ruang kelas setelah menyelesaikan ujian terakhir di semester 6.
Tidak terasa liburan akhir semester sudah di depan mata para mahasiswa dan mahasiswi.
Terik matahari membuatnya merasa panas dan gerah saat berjalan menuju parkiran. Akhir-akhir ini cuaca memang sedang panas-panasnya, membuat siapa saja merasa gerah di siang hari.
Di tengah-tengah langkahnya menuju parkiran, tiba-tiba saja ponselnya berdering.
Zehra berdecak begitu mengetahui siapa yang menelpon. Lagi-lagi Shazfa. Ya, sudah satu minggu ini Shazfa mencoba menghubungi Zehra.
Selama hampir seminggu menjalani ujian akhir semester, Zehra berusaha menghindar dari teman-temannya.
Seperti saat ini, selesai ujian dia langsung bergegas meninggalkan Fakultas dan menghindari Nathar dan Vito yang terkadang bertanya padanya.
Bukan tanpa sebab, tapi Zehra ingin menenangkan diri sejak kejadian satu minggu yang lalu. Selama ini Shazfa sering menelpon atau mengirim pesan yang berisi ajakan untuk berkumpul bersama.
Tentu saja Zehra menghindar dan menolak. Apalagi jika di sana ada Naira, Zehra masih belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan. Maka dari itu dia menghindar.
Bahkan dia beberapa kali mengelak dari Melvin yang menanyakan mengapa Zehra tak memasuki Kantin selama satu minggu ini.
Karena setidaknya gadis itu akan ke Kantin atau bahkan mengintip dari pintu Kantin untuk melihat Gaffi.
Tapi sekarang tidak lagi, Zehra tak mendekat ke area yang mungkin ada Gaffi di sana. Bicara tentang Gaffi, Zehra tidak pernah berjumpa dengan lelaki itu walau hanya berpapasan di Fakultas atau Kampus selama satu minggu.
Satu minggu tidak bertemu dengan Gaffi cukup menyiksa, tapi di satu sisi hal ini justru menguntungkan karena dia bisa menjalankan usahanya untuk move on.
Kembali pada Shazfa, Zehra tak mengangkat panggilan tersebut. Dia masih belum siap bertemu Naira. Bahkan sampai saat ini Zehra tak menceritakan apapun pada Shazfa dan Hana.
Zehra memilih melanjutkan langkahnya dan memasuki mobil. Tujuannya kali ini bukan pulang, melainkan Perpustakaan Universitas.
Di akhir semester ini setidaknya Zehra harus sudah mengajukan judul untuk tugas akhir skripsinya. Jadi tujuannya adalah mencari referensi di Perpustakaan Universitas yang lebih lengkap dari pada Perpustakaan Fakultas.
Tidak butuh waktu lama, karena lokasinya masih berada di area Kampus juga. Ini adalah kali pertama bagi Zehra menginjakkan kaki di gedung Perpustakaan Universitas Garwita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Zehra
Teen FictionTentang Zehra, gadis tomboi pengidap gangguan mental yang jatuh hati pada lelaki sholeh bernama Gaffi. Trauma masa lalu membuat hidupnya berubah drastis. Mencintai lelaki yang bukan hanya sekedar paham agama melainkan taat agama merupakan tantangan...