JANGAN LUPA BERIKAN VOTE DAN KOMENTNYA YA 💚✨
☁️☁️☁️
Mobil berwarna putih itu sudah membelah jalanan kota di pagi hari ini. Sang pengemudi mobil bersyukur karena jalanan kali ini tidak begitu ramai, kebanyakan orang sudah berangkat kerja ataupun pergi sekolah.
Suasana yang tidak begitu ramai membuat dia dengan tenang menurunkan kaca mobil, menikmati angin yang masuk menerpa wajah cantik alaminya. Pengemudi mobil berwarna putih itu tidak lain dan tidak bukan adalah Zehra.
Gadis itu mulai terbiasa dengan menampilkan wajahnya di depan umum dengan mengenakan hijab.
Sejauh ini moodnya masih baik, dia bahkan sesekali bersenangdung kecil seraya mengetukkan jari-jari tangannya di stir mobil.
"Ini nggak sulit sih," gumamnya mulai terbiasa.
Awal-awal Zehra tampak kaku melirik kanan dan kiri, canggung dan malu ketika beberapa pengemudi atau pejalan kaki lain melihatnya. Namun setelah beberapa menit dia tampak terbiasa.
Saat tiba di lampu merah, Zehra menarik rem mobil dan menunggu lampu tersebut sampai berubah hijau. Mata tajamnya menatap ke depan lalu ke arah kanan.
Begitu menatap ke kanan, kedua bola mata itu membulat sempurna begitu mendapati seseorang yang sangat familiar.
"Shit! Itu Gaffi," umpatnya spontan.
Orang tersebut adalah Gaffi. Lelaki dengan kemeja berwarna putih lengkap dengan jas kantor itu juga menunggu lampu merah.
Rasanya Zehra ingin menghilang saja, mobil mereka berhenti tepat bersebelahan.
Mulutnya memang mengumpat, hatinya ingin menjerit menghilang dari bumi, namun matanya masih menikmati pemandangan indah di pagi hari ini.
Zehra tidak munafik, rasa itu belum sepenuhnya hilang walau dia masih mencoba sekuat mungkin untuk move on.
Netra tajamnya masih setia memandangi pemilik rahang tegas itu. Hingga begitu Gaffi menoleh ke arahnya, Zehra buru-buru membuang wajah ke arah lain dan menutup jendela mobilnya.
"Mati gue!" batinnya.
Bahkan saking paniknya, dia sampai mengenakan kaca mata dan masker. Dia memusatkan pandangan ke depan, dan tak berani menoleh ke kanan lagi. Tidak lama dari itu lampu lalu lintas berganti menjadi hijau membuatnya bernapas lega.
Begitu lampu sudah hijau, Zehra langsung melajukan mobil dengan kecepatan cukup tinggi.
Dia tidak mau sampai bertemu Gaffi, apalagi posisi saat ini dia tengah mengenakan pakaian syar'i. Zehra takut akan respon Gaffi terhadapnya.
Bisa saja Gaffi mengira bahwa Zehra berpakaian seperti itu untuk berusaha menjadi idamannya. Zehra selalu berpikir seperti itu.
Kejadian hari ini kembali mengingatkannya tentang perjodohan dan penolakan. Ya, rasa sakit itu masih membekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Zehra
Teen FictionTentang Zehra, gadis tomboi pengidap gangguan mental yang jatuh hati pada lelaki sholeh bernama Gaffi. Trauma masa lalu membuat hidupnya berubah drastis. Mencintai lelaki yang bukan hanya sekedar paham agama melainkan taat agama merupakan tantangan...