49 ; A01

21 3 1
                                    

Penthouse.

Sejak saat itu Daniel yakin, anak emas ini bukanlah anak emas sembarangan. Ketika semua berjalan semestinya, mengikuti bagaimana Tuhan menunjukkan jalan tentang murid emas hingga munculah Jihyo. Anak emas ini adalah anak yang memang terlahir di keluarga super kaya, memiliki aset yang tidak main-main, dan otak mereka yang encer. Terbukti dengan permainan mereka yang baru bisa Daniel baca sekarang.

Tidak yakin ini benar atau tidak tapi Daniel merasa jika... anak emas sedang saling melawan satu sama lain. Mina dan Haeji adalah contohnya.

Mereka-Yuju, Eunha, Jiho, Jaehyun, Seokmin, Wonwoo dan Daniel dibawa ke salah satu lantai penthouse dengan perasaan campur aduk.

"permisi, sebenarnya kita kemana?" Yuju bertanya dengan hati-hati, sambil menunjuk ke arah pria paruh baya yang berdiri di dekat pintu lift. Meskipun dia berada di belakang, dia ingin memastikan bahwa mereka semua tahu tujuan mereka dengan jelas.

"D01, tempat anak emas sekolah kalian berkumpul." jawabnya.

"ya? maksud anda yang di sekolah itu..." Jiho menyenggol Eunha tuk menutup mulutnya.

"Tuan Park mengangkat kalian resmi sebagai bagian baru, saya harap kalian mengetahui tujuan kalian berada diantara mereka." lanjut sang sekretaris.

"kalau begitu, kita penengah?" celetuk Jaehyun membuat teman-temannya memandangnya serempak. "benar pak?"

Diwaktu yang bertepatan, pintu lift terbuka mengartikan mereka sudah sampai di lantai yang dituju. Terlebih dahulu sekretaris Park keluar dan membuka tangannya ke arah kanannya. Seakan sedang menunjuk jalannya.

"saya akan menunjukan watak asli murid emas yang tidak pernah kalian pikirkan."

—---

Luar biasa berantakan.

Ruangan mewah yang baru saja Hoshi kunjungi pagi itu kini berantakan dan kacau balau. Tidak ada satupun kursi atau meja yang tersusun dengan rapi, dan pecahan kaca berserakan di mana-mana. Hoshi bertanya-tanya siapa yang bisa melakukan ini, dan apa motif di balik perbuatan itu?

"Aku benar-benar gak bisa berpikir lagi, Hos." Haeji merintih dengan lesu, kepalanya terasa sangat sakit. Jika Hoshi tidak memintanya untuk datang ke base asli anak emas, Haeji tidak akan mengetahui tentang kekacauan yang terjadi disini. Ketika mereka tiba, ruangan sudah berantakan dan terlihat sangat kacau. Bahkan CCTV di ruangan itu mati, seakan-akan ini semua sudah direncanakan sebelumnya. Tetapi, siapa yang berani melakukan ini dan mengapa?

Hoshi emosi, menendang meja kecil di depannya yang sudah rusak. Meluapkan emosi yang selama ini ia tahan mati-matian. Sedangkan satunya lagi, Hyungbin, memijat pelipisnya pening setelah membaca ponselnya pesan diluar dugaannya.

"golden student...yang tersisa cuman kita."

"APA?!" suara Haeji meninggi, sangat terkejut. Rasanya lemas sekali. "kenapa bisa begitu?"

"mendengar Jihyo kecelakaan dan rumor anak emas yang tidak ada lagi keberuntungan, semua murid keluar." jawab Hyungbin.

"dari semua sekolah yang ada, bener hanya kita?" tanya Hoshi memastikan, nafasnya menggebu. Dia terlihat sangat marah sekarang. Matanya begitu tajam.

Pintu ruangan itu terdengar terbuka, tiga orang yang berada di ruangan itu lantas melihat kearah pintu. Mereka mendapati sekretaris Park bersama Daniel dengan teman-teman lainnya. Melihat kekacauan ruangan milik mereka. Dapur kecil mereka, piano mereka yang sedikit kotor dengan besetan, kursi yang berserakkan, kaca pecah, bunga vas yang berserakkan dengan air yang mengikutinya, hingga barang-barang furniture yang ikut kacau.

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang