20; Si batu ajaib

369 31 1
                                    


Tiga jam lamanya untuk sampai tujuan mereka, dan akhirnya sampai. Satu persatu murid turun dari gerbong dengan bawaan mereka. Mereka berusaha sekuat tenaga ketika mereka keluar dari gerbong, karna bawaan mereka yang seperti bawaan kabur dari rumah. Memang menyenangkan rasanya seperti kabur dari rumah, tapi ini hanyalah sementara saja. 

Istilahnya kabur sementara.

Anggota OSIS yang sudah stand by sebelum para murid sampai, mengumumkan teman kamar mereka. Rata -ata seluruh murid mempunyai teman sekamar yang satu kelas tapi beda halnya dengan Jiho. Jika Jiho berwenang mengatur pembagian kamar, kenapa tidak untuk sahabat sahabanya? Jiho adalah sekretaris OSIS inti, memakai kekuasaan jabatannya bukankah bagus?

Setelah menyebutkan nama para murid. Waktunya Jihyo pergi dengan teman sekamarnya. Mereka berjalan dengan jarak yang sedikit jauh karna perjalanannya. Sebenarnya, Jaehyun mengusulkan untuk memakai bus untuk menuju lokasi penginapan tapi hal itu tidak setujui oleh para guru. 

Dari banyaknya guru yang mengajar di sekolah mereka, memilih menolak memberikan para anak didiknya memakai bus. Alasannya, sudah terlalu lama duduk di kereta jadinya mereka harus berjalan kaki untuk menghilangkan rasa sakit mereka. Alasan yang bagus tapi ini menyisakan bagi Jihyo yang sedang tahap siaga satu. Tapi untung, ketika Jihyo mulai merasakan nyeri di dadanya. Dia lansung mengambil obatnya dan meminumnya lalu kembali berjalan.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai. Sebuah gedung putih yang terlihat sangat besar seperti hotel. Bisa diakui oleh Yuju, bahwa dia tidak pernah menemukan Villa seindah ini. Dia terkagum sampai dia tak sadar dia tertinggal oleh teman temannya.

Krek

Pintu kamar terbuka dan tampaklah ruang utama seperti ruang berkumpul layaknya dirumah mereka. Miyeon dan Eunha melayang diri diatas sofa sedangkan yang lainnya, membuka kamar yang ternyata sudah ditentukan oleh murid OSIS. Eunha dan Miyeon yang sibuk berguling di atas sofa yang berbeda, membuat Mina memfoto mereka tanpa sepengetahuan Sana dan Eunha.

"Jiho! Kok kita bisa satu kamar sih?" Tanya Yuju tiba-tiba yang barusan menutup pintu kamarnya. Jiho menoleh lalu tersenyum lebar. "Namanya Jiho dong, aku yang buat kita satu kamar!!" Jawab Jiho dengan bangga.

"Jiho the best deh!" Puji Miyeon, mengacungkan kedua jempolnya. Jiho tertawa malu, melihat temannya memujinya hanya hal seperti itu. Berterima kasihlah kepada Sejeong yang memperbolehkan Jiho untuk membuat teman-temannya satu kamar denganya.

Jihyo tak berkutik pasalnya dia malah terpaku dengan makanan di kulkas. Dia pikir kalau nginep nginep gini gak akan dikasih makanan, tapi sekarang malah dikasih makanan.

"Uy! Ada Coklat ini, ada empat! Mau?" Tawar Jihyo yang membuat lantai berguncang layaknya gembala dadakan. Padahal itu cuman kakinya Eunha, Miyeon, sama Jiho.

"Wew! Dimakan aja sekarang lumayan." kata Eunha yang entah kenapa seperti orang kesetanan setelah mendengar dan melihat coklat. Eunha beringsut mengambilnya tapi seperkian detik, semua terdiam dan mengeluh usai mendengar ucapan Jihyo.

"guys, satu jam lagi harus ke pantai, kalau gak gitu kita gak dapet batu harapan. Soalnya ini mau malem jadi rawan kalau malem gitu, nanti kalau malem juga ada jadwal juga."

—--

"Beneran, kalau kamu gak kesana, acara ancur bego!" Kesabaran Sejeong sudah di atas ubun-ubun.

"Iya iya Jeong, lima menit lagi" jawab Daniel tanpa melihat lawan bicaranya sama sekali. Dia tetap melihat betapa luas pemandangan di depannya. Pantai yang biru, matahari yang cerah, dan angin yang sepoi-sepoi, membuat Daniel malas kemana mana.

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang