42 ; (dont) leave me

18 3 0
                                    

Jungkook sekali lagi melihat sekelilingnya dengan ponselnya yang menyala, menerangi wajahnya. Ia dapati mobil hitam memasuki area parkiran dan memarkirnya di depan mobil yang duduki.

"nunggu lama?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Daniel, orang yang mengendarai mobil hitam tadi yang kini keluar bersama para dua penumpang lainnya.

Jungkook menggeleng, "enggak, ayok Hyungbin Hyung diatas." katanya lalu mengalihkan pandangannya pada dua orang dibelakang Daniel. Wonwoo dan Jihyo.

Mereka berempat berjalan bersama menaiki anak tangga yang banyak kala mereka berada di daerah bukit. Mereka begitu hati-hati melangkah karna mereka membawa buket bunga khusus. Hingga sampai di tempat, mereka bernafas lega. Didepan sana ada Hyungbin, berdiri di depan gundukan tanah dengan ukiran batu mahal.

Mereka datang kesana dan berdiri disamping Hyungbin. Daniel menoleh, melihat nama sang pemilik makam itu.

'Hong Wooyeon'

"Wooyeon mereka datang." kata Hyungbin, menyambut kedatangan mereka kepada adiknya. Senyuman kecilnya terukir disana, menggeser tubuhnya agar keempat teman adiknya dapat penuh melihat adiknya.

Jihyo sempat terdiam, rasanya waktu berhenti melihat ukiran nama disana. Rasanya seperti hatinya sedang diremas, sesuatu yang begitu sakit hingga ia tak dapat mengatakannya dengan jelas.

"Wooyeon, maaf aku datang terlambat, aku datang sesuai janji. Ada Daniel, Jihyo dan Wonwoo." ucap Jungkook usai meletakan buket bunga di depan nama makamnya.

Jihyo pun ikut, meletakan bunganya di samping milik Jungkook. Kedua tangannya kembali bertumpu, lurus melihat nama Wooyeon disana.

"hai aku datang lagi, maaf terlambat...." di akhir kalimatnya, suara Jihyo mengecil. Tentu ia merasa menyesal sekarang.

"Aku datang." sapa Daniel.

Jungkook kini menoleh pada Wonwoo, menunggu sapaan Wonwoo pada Wooyeon. Tapi laki-laki itu tidak ada niatan untuk mengeluarkan sepatah kalimat pun. Hingga Hyungbin menyadarinya.

"Wonwoo," panggilnya, melihat Wonwoo menoleh dan menatapnya tanpa ekspresi. Tapi dari matanya ia terlihat sedih. "Wooyeon menulis banyak surat untuk kamu, aku gak tau seberapa besar perasaannya tapi lihat kamu ada disini, dia pasti seneng." katanya.

Pintu hatinya seperti baru saja diketuk, melihat makam Wooyeon dengan hati yang sangat tak menentu. Ia sedih dan juga bersalah. Wonwoo menelan salivanya gugup, sebelum ia membuka suaranya.

"aku disini, Wooyeon. Maaf aku terlambat untuk menyapa disini." ujar Wonwoo, membuat Hyungbin tersenyum hangat.

"banyak hal yang terjadi dan sekarang baru bisa datang kesini untuk menyapa. Aku harap kamu senang diatas sana." kata Jungkook.

Jihyo menekuk kedua kakinya berlutut, mengusap ukiran nama Wooyeon dengan matanya melihat foto Wooyeon yang masih terlihat sangat jelas. Wooyeon disitu masih kecil, imut dan masih umur anak-anak. Senyumnya begitu lebar hingga Jihyo terasa sangat terpukul.

"cantik, cantik banget!" puji Jihyo, tak menyadari bahwa ia sudah membasahi pipinya. Jari jemarinya mengusap foto Wooyeon, ada rasa ingin melihat Wooyeon sekarang tapi sekali lagi melihat apa yang nyata, itu mustahil.

"Woonyeon-a." tiba-tiba Wonwoo memanggil, nafasnya sudah teratur dan rasanya dadanya sangat sesak. Menyadari sebuah kenyataan yang selama ini ia tutupi dari kehidupannya dan terus menerus hingga hampir kehilangan Haeji.

Wonwoo menangis.

Ia menangisi kenapa semua seperti ini. Mengingat masa kecilnya dengan Wooyeon yang begitu indah begitu juga dengan teman-temannya yang berdiri di sampingnya sekarang. Bagaimana ia hanya dua kali menemui Wooyeon disini dan sekarang rasanya begitu berbeda saat ia kembali ke tempat ini dengan hatinya yang luar biasa berantakan. Pikirannya juga.

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang