08; Familiar!

622 46 1
                                    


Daniel meneguk sebotol kopi yang baru saja ia balik. 

Tadinya ia ingin menetap di sekolah untuk sementara waktu hingga kepolisian selesai memeriksa. Mendengar Sejeong yang akan menetap dan memastikan keadaan hingga kondusif oleh pihak kepolisian, Daniel memutuskan pergi. Membiarkan Sejeong melakukan keinginannya sebelum penyerahan jabatan.

Di tengah angin sore hari yang bersemilir, tak sekalipun membuatnya merasa dingin. Kopinya tidak hangat, bahkan sangat dingin. Bukan karna ia menganggurinya tapi sejak awal memang sudah dingin.

Sungguh, Daniel tidak bisa bohong melihat pemandangan Seoul di sore hari dari taman sangatlah indah. Kursi yang bermodel tribun, sangat membuatnya merasa nyaman.

"eoh? sunbaenim?"

Suara lembut Jihyo kembali menyapanya. Gadis itu berdiri tegak membawa sekantong roti dengan minuman cup di tangan kanannya. Dilihat-lihat dari tampilannya, ia sudah sangat rapi dengan baju santainya. Perpaduan manis antara kaos putih, jogger hitam, sepatu ket putih dan pemanisnya cardigan putih dengan pin cinta.

"Jihyo?"

"halo!" sapa Jihyo dengan senyumnya. Sedangkan Daniel hanya membalasnya kembali dengan senyuman yang kecil. Melihatnya yang duduk di depan sambil mengunyah roti dari kantongnya.

"Jihyo," entah mengapa, Daniel memanggilnya tanpa berpikir tiga kali. Gadis itu berbalik badan sambil menelan roti di dalam mulutnya. Kedua alisnya jelas terangkat, mempertanyakan panggilannya tadi.

"bagaimana kabar temanmu?" tanya Daniel.

Jihyo mengangguk baru ingat, ia sedikit merubah arah posisinya meski ujungnya sangat menyamping. "dia masuk rumah sakit, dia baik-baik aja sunbaenim." Daniel hanya mengangguk paham.

"tadi mau ngabarin kakak tapi lupa, maaf kak."

"gak papa, gak masalah setidaknya kita ketemu disini."

"sunbaenim, habis les ya?" tanya Jihyo.

"enggak, kebetulan lewat." jawab Daniel, mengukir senyum kecilnya pada Jihyo yang mengangguk. "taman ini ramai kayak biasanya. Lapangannya, suasananya persis banget."

Tadi, Jihyo yang melihat seluruh area taman. Tertarik melihat wajah Daniel, kenapa terdengar melankolis? tapi Jihyo juga mengukir senyumnya.

"namanya juga taman memori indah." timpal Jihyo. Ia terpaku melihat Daniel, manik matanya sangat indah menurutnya. Tampaknya ia pernah melihatnya sebelumnya. Sangat tidak asing tapi bagaimana itu terjadi ketika baru kemarin saja ia baru kenalan?

"sunbaenim," panggil Jihyo, kedua manik matanya pun bertemu dengannya. Seolah waktu sedang berhenti, mereka menikmati suasana meskipun hanya pandangan yang terkunci. Tapi itu berlangsung lama. Jihyo menyadarinya ini sudah tidak beres. Ia jadi salah tingkah. Mengambil kantong tasnya hingga berdiri dari tempat.

"sepertinya aku harus pergi."

"tiba-tiba?" tanyanya.

"iya, aku harus jenguk Yuju dirumah sakit."

Daniel beranjak dari tempatnya, melempar botol kopinya tepat sasaran ke tong sampah. Lihat betapa kerennya dia bersikap seperti itu dihadpaan Jihyo.

"aku antar."

"gak perlu kak." tolak Jihyo.

"aku ingin ketemu Yuju."

—-------

Disinilah Kang Daniel berada seorang diri sebagai kakak kelas. Ya meskipun kehadirannya tak begitu amat diperlukan tapi sebagai teman sekaligus kakak kelas yang kenal baik dengan Yuju, sudah sepantasnya ia mengunjungi Yuju. Meskipun sekarang, ia malah berhadapan dengan Mina.

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang