04; Two face

1K 66 0
                                    

"Wonwoo!"

Senyuman Wonwoo merekah lebar melihat Haeji keluar dari café. Ia langsung menggenggam tangan Haeji sebelum atensinya beralih pada gadis yang beberapa jam yang lalu mengalihkan pikirannya. Bagaimana ia berbohong di hadapan kekasihnya dan juga Daniel tentang gadis yang baru saja keluar dari café, bersamaan dengan Haeji.

"Jihyo, ini-"

"aku Jeon Wonwoo, pacar Haeji. Salam kenal." Wonwoo menyela perkenalan Haeji. 

Jihyo hanya menganggukan kepala sesaat. "salam kenal kak, saya Park Jihyo." Balasnya canggung.

"sepertinya kita harus makan di sekitar sini, ayok!" ajak Haeji, terlihat bersemangat. Ia tak menyadari jika Wonwoo menatap Jihyo dengan tak ramah, seakan Jihyo telah melakukan kesalahan yang begitu besar. Seperti tersirat dendam didalamnya tapi Jihyo hanya diam, bisa saja pertemuan pertama seperti itu? Tapi dengar-dengar Wonwoo memang seperti itu. Ia terkenal bahkan ia tahu Wonwoo karna ketampanannya apalagi dari Haeji.

Haeji kekasih Wonwoo bukan? Bagaimana ia tidak bisa tahu?

"sebenarnya tadi ada satu lagi tapi dia gak bisa."

"siapa?" tanya Wonwoo.

"Mina." Jawabnya, Wonwoo hanya mengangguk membiarkan Haeji bergerak menaruh sendok untuknya. Gadis itu juga tidak lupa memberikannya kepada Jihyo. Ia begitu ramah dan sangat baik.

"terima kasih." Ucap Haeji, ia masih merasa canggung. Duduk berhadapan seperti ini disalah satu restoran gangnam, membuatnya menjadi masalah besar. Terlebih lagi restorannya cukup ramai, apakah ia akan baik-baik saja?

"kenapa empat?" Wonwoo bingung, kala Haeji meletakan sepasang sendok dan garpu di samping Jihyo. Gadis itu awalnya tersenyum dan hendak menjawab tapi ketika orang yang ia maksud mengetuk meja lalu berlalu duduk dengan santai. Sepertinya tidak perlu karna Daniel sudah menjawab pertanyaan Wonwoo dan juga Jihyo.

Daniel yang tadi tersenyum, saat menoleh matanya melebar dan menunjuk Jihyo begitu kaget. "kamu?!" serunya tak percaya, matanya beralih ke Haeji. Seolah meminta penjelasan dengan kehadiran Jihyo yang duduk disebelahnya. Bahkan kedua alisnya terangkat jelas.

"Dia Park Jihyo, adik kelas kita." Katanya Haeji.

Jihyo hanya menunduk sedikit, ia jadi semakin canggung. Rasanya ia ingin kabur dan makan dirumah saja daripada duduk diam di tengah kakak kelasnya yang super terkenal di sekolah. Jeon Wonwoo yang dikenal dengan ketampanan dan kepintarannya, Haeji pemimpin pemandu sorak dan Kang Daniel ketua osis yang patut semua orang tahu bahwa ia tidak sekedar tampan tapi kaya. Seseorang mengatakan bahwa dirinya menakutkan dan apalagi jika ada perempuan yang mendekatinya. Katanya ia tidak mau pacaran karna mantan kekasihnya.

"hari ini aku yang traktir, jadi selamat menikmati makanannya."

"tumben?" celetuk Daniel, melihat satu persatu piring diletakan diatas meja. Menu chicken katsu yang sempat ia inginkan beberapa hari lalu hanya karna melihat proses pembuatan makanan gurih itu. Tapi ketika di hadapannya kenapa ia tak ada nafsu sekalipun Haeji yang mentraktir? Padahal sebelumnya ia bersemangat untuk datang ke sini.

Moodnya berubah.

"sudah nikmati saja, anggap saja ini tanda terima kasih ku ke kalian oke? Selamat makan."

Setidaknya dengan chicken katsu, Jihyo dapat meredakan rasa canggungnya. Setidaknya untuk sesaat hingga pulang nanti.

--

Selesai makan, mereka bergegas keluar. Toh mereka memang sudah selesai disana, untuk apa mereka tetap disana sedangkan ada orang yang mengantri untuk bisa makan di restoran itu? Mereka tidak seegois itu untuk menikmati restoran terkenal di Gangnam meskipun mereka ingin sedikit lama disana untuk mengobrol terkecuali Jihyo. Introvertnya bergejolak hebat hanya karna tatapan Wonwoo yang tidak ramah dan kehadiran Daniel yang membuatnya tak berpikiran jernih hanya karna rumor yang beredar. Ya setidaknya, dia pernah bertemu kedua kalinya secara nyata dan dianggap hingga berkenalan dengan orang yang memimpin organisasi kesiswaan yang pernah ia sumpah serapahi agar ketuanya sakit perut selama seminggu.

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang