"aku anggota kedua murid sendok emas. aku berniat gak ingin memberitahu tapi melihat kalian benar-benar ngancurin ulang tahun Hyungbin, aku gak bisa diem." lanjut Jihyo.
"kenapa? terusik?" canda Daniel.
"rencana aku keganggu banget. Ini alasannya aku gak ikut kalian dan milih sendiri. Kakak pasti pernah dengar ini, hanya sesama sendok emas yang bisa lawan. Pernahkan?"
"jelas, aku pernah dengar." jawab Daniel.
"aku kasih tau kamu sebelum terlambat, aku datang bukan ngajak berantem tapi ngajak baikan. Osis dengan sendok emas gak pernah akur kan? kalau gitu, aku yang tawar, kita baikan. Aku kasih informasi penting dan sebaliknya."
Daniel tertawa sarkas, sungguh lelucon baginya.
"masuk akal?"
"masuk akal kerja sama sendok emas? Mina, ajak kerja sama dan kalian berdua sama-sama kerja sama sampai sekarang. Itu masuk akal? enggak, tujuan Mina beda. Maka dari itu aku ingin perbaiki hubungan ini sebelum sendok emas selesai."
Daniel mengangguk paham, memajukan badannya hingga menabrak meja. Lurus menatap Jihyo dengan serius. "kalau begitu rencana kamu apa? aku dengar sekarang juga."
Jihyo tersenyum menang. "pertama, kakak harus semua anggota sendok emas." Jihyo mengeluarkan amplop coklat, meletakkannya diatas meja agar Daniel membukanya. Tumpukan kertas yang kumpulkan selama seminggu lamanya, memuat bukti yang cukup, berada di satu tempat yang sama. Hingga Daniel yang membaca berkas itu melotot tak percaya.
Kini ia paham betul dengan yang dimaksud Inhae di pertemuan sebelumnya, di cafe.
'murid sendok emas mungkin ada disekitar, bahaya.'
dan semua kertas ini, berada di genggamannya menjadi alasan kuat mengapa anak emas sekolah gak pernah bisa akur dengan anggota osis. Itu sebabnya juga tidak ada satupun tidak ada anggota osis yang merupakan anak emas sekolahan atau sebaliknya.
Mereka berlomba-lomba soal menyelamatkan sekolah.
Tapi kenapa Haeji dan Wonwoo akur? padahal mereka berlawanan?
"karna itu aku butuh bantuan, sebelum dia buat ulah yang baru dan nimpa osis dan anak emas."
—---
Pukul delapan pagi, sekolah Soyeon sudah dipenuhi para murid berseragam rapi. Ya memang ini musim dingin, mereka tak absen dengan atribut mereka sedikit pun. Padahal belum hujan salju, tapi mereka sudah menyiapkan diri sejak dini. Memang aneh tapi lucu. Kala mereka semua membuat itu menjadi style baru di sekolah. Syal baru, sarung tangan baru, apapun itu yang berbau musim dingin.
HIngga membuat satu kelas ramai dengan style terbaru itu. Tapi Jihyo kembali ke rutinitas awalnya sebagai ketua kelas yang baik. Dari sekian jabatan, hanya jabatan ini yang bisa diduduki oleh anak emas. Memang tidak ada yang tahu, dia juga tidak mencalonkan diri tapi teman-temannya yang menunjuk karena dia mampu menjadi ketua kelas yang baik.
"Mina sama Chungho ga masuk ya?" gumam Jihyo, kembali melihat seisi kelas. Mencetang kolong nama mereka di tanggal hari itu dan meletakan buku absensi di meja biasa. Maksudnya meja guru. Dengan begitu tugasnya selesai.
"Jihyo-a!"
Jihyo cukup tersentak saat ia berbalik badan, sudah ada sosok Haeji di depan pintu kelas, melambaikan tangannya semangat dengan senyuman yang sangat merekah. Lalu tangannya yang melambai meminta Jihyo menghampirinya.
—-
"ini apa?"
"hadiah," Haeji menahan nafasnya sesaat sebelum lanjut "buat Wonwoo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Me? ' [END]
RomanceMengenal Kang Daniel bukan sebuah kesalahan tapi takdir Jihyo. Ketika semua orang berjuang keras untuk mendapatkan universitas yang terbaik, hanya Jihyo yang berjuang keras mempertahankan keberadaannya di sekolah. Hingga niatnya berlawanan dengan K...