09; The second person to suspect

629 42 0
                                    

Jihyo dengan lesunya, keluar dari ruang guru. Usai sepuluh menit berargumen dengan wali kelas, hasilnya tidak sesuai harapan. Kala Eunha melihatnya begitu pasrah, Eunha menepuk bahunya. Eunha pikir, ada sesuatu yang terjadi.

"gimana, pak Kim turun tangankan?" tanya Eunha dengan harapannya yang begitu besar. Senyumnya yang tadi melebar, luntur seketika saat Jihyo menggeleng.

"pak Kim ingin kita jaga kelas dan cari pelaku sebisa kita. Alias kita yang ngurus ini sendiri." Kata Jihyo. Jujur saja, tadi dia dimarahi oleh pak Kim karna kejadian itu terjadi. Katanya, ia sebagai ketua kelas, ia sudah kecolongan.

"aku pikir ini Do Inhae tapi belum ada bukti fisik kalau Do Inhae yang terakhir masuk. Lagipula, belum ada saksi mata selain Hoshi." jelas Eunha.

"setidaknya Hoshi saksi mata, kita bisa pakai dia untuk saksi."

"Hoshi? Tapi tidak mungkin sama sekali, dia hanya saksi pertama saja tidak mungkin dia menjadi bukti untuk masalah ini! Kamu gak ingat? Inhae berpengaruh di sekolah. Kita gak bisa asal-asalan nuduh dia dengan Hoshi aja yang sebagai saksi." Cerocos Eunha, sedikit merasa kesal..

"Jika begitu kita harus—"

"JIHYO! EUNHA!" Pembicaraan kedua gadis itu berhenti ketika seseorang memanggil mereka dengan suaranya yang keras, Bangchan. Laki laki itu berjalan dengan kedua tangannya yang dimasukan kedalam kantong celana olahraganya.

"Dia selalu saja muncul disaat orang berbicara, heran!" keluh Eunha yang melipat tangannya, menatap intens Bangchan.

"Ah..maaf kalau aku ganggu kalian." kata Bangchan setelah melihat tatapan intens Eunha yang sedikit membuat merasa terintimidasi.

"kenapa?" tuntut Eunha.

Bangchan membuang nafasnya, jika seperti ini terus—dia bisa saja dimusuhin satu kelas gegara rumor yang beredar bahwa Bangchan membuat Jihyo sakit hati. Mungkin yang menyebar rumor adalah Do Inhae, gadis itu yang selalu menyudutkan soal cinta padahal tidak sesuai fakta.

"bagaimana kabar Yuju?" tanya Bangchan.

"dia baik-baik aja, kenapa?" jawab Jihyo.

"aku pikir kamu kesana jenguk dia." timpal Eunha dengan sinis. Ia langsung disikut Jihyo. Ia merasa jika Eunha sudah sangat sinis pada Bangchan.

"udah, gak usah sinis-sinisan!" bisik Jihyo.

"gak papa, kayaknya aku ganggu kalian banget terutama Eunha." dan Bangchan pergi. Toh ternyata kedatangannya dan basa-basinya sudah sangat tidak disambut dengan baik.

Eunha melengos kesal, "masih aja bisa nunjuk batang hidung didepan mata, awas lo Bangchan." umpat Eunha begitu kesal dan Jihyo hanya menganggukan kepalanya.

Mereka berjalan beriringan menuju kelas, tapi di tengah jalan mereka berhenti kala mendapati sosok yang menjadi tersangka utama mereka. Do Inhae, gadis manis dengan segala tampilannya yang luar biasa. Terutama dengan cardigannya dengan rambut super banyak gaya. Dia memang terlihat ramah. Murah senyum dan baik tapi bagaimana bisa menutupi rumor yang ada jika ia adalah orang yang sangat egois dan ingin menang sendiri apalagi didukung fakta bahwa ia adalah anak dari orang tua yang menyumbangkan banyak uang ke yayasan. Memiliki banyak kekuasaan, membuat Do Inhae menang sendiri.

"gimana cara kita tangkap dia? eh padahal kamu juga penyumbang uang terbesar di yayasan kan? kenapa dia yang famous?"

"tujuan dia sama aku beda."

"kamu dengan hati nurani kalau dia untuk famous, benarkan?" tebak Eunha.

Jihyo menggidik bahunya, "gak tau. Bukan urusan aku."

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang