53 ; the hell plan

19 3 1
                                    

Seperti sehelai daun yang tetap tenang di tengah badai, gadis itu duduk dengan cuek di atas tumpukan selimut.. Ia seakan tidak terpengaruh oleh situasi yang sedang dialaminya. Memainkan kukunya dengan kedua kakinya menekuk diatas.

Terlalu asyik, dia tidak sadar jika ada sekelompok laki-laki sudah berdiri didepan sel.

"menyedihkan." kalimat yang pas untuk mengejeknya, gadis itu menoleh dan melihat Daniel yang berjongkok santai didepan selnya yang hanya di isi olehnya. Namun, Mina tak menggubris. Ia hanya melihatnya sesaat dan memainkan jarinya lagi.

"kalau ingin mengejekku, enyahlah sana," sinisnya "aku tidak perlu perhatian atau ejekan tak guna dari mulutmu."

"Ey....jarang-jarang ada yang ngunjungin tahanan sama cowok-cowok ganteng," kata Hoshi, ia menyandarkan bahunya pada tembok disampingnya. "harusnya kamu bisa mengurangi rasa sedihmu dengan kedatangan kita." lanjutnya lalu tertawa kecil.

"polisi bilang apa ke kamu?" tanya Daniel kembali ke topik.

Mina membuang nafasnya, menurunkan kedua kakinya dari atas kasur dan melihat keatas langit, tembok putih yang cukup sangat menyakitkan matanya. Lalu ia menoleh melihat keempat laki-laki itu secara bergantian sebelum berakhir pada Daniel. "yah.. aku mengatakan seadanya, aku berkata bahwa aku punya bukti untuk kasus ayahku dan aku mengakui perbuatanku pada Haeji tadi. Jadi..." Gadis itu menggidik acuh, "aku berakhir disini."

Wonwoo mendengarnya tak percaya, ia menggaruk dahinya tak gatal. "terus kenapa masih disini?" tanyanya sarkas.

"kamu mau aku langsung di tahanan remaja disana?" balas Mina tak suka, nadanya sedikit menaik. "kalau aku disana, aku tidak sudi keluar untuk ketemu kalian."

"kamu bilang kemarin, barang bukti yang diketahui Hoshi. Maksudmu bagaimana?" tanya Daniel.

Mina beranjak dari duduknya di atas tumpukan selimut di ruang sel kecil itu. Dia menghampiri keempat temannya yang berdiri di depan sel dan kemudian berjongkok di depan jeruji besi yang membatasi mereka. Tangannya terbuka kepada Daniel seolah menagih sesuatu.

Daniel mengerti, ia merogoh saku jaketnya dan memberikan sosis bungkusan matang pada Mina.

"bukain..." rengek Mina.

Daniel menurut meski kesal melakukannya.

"terima kasih." dan gadis itu memakannya dengan senang.

"jadi bagaimana Haeji tau berkas itu?" tanya Wonwoo.

"kalian tidak pernah tahukan? kenapa aku bertengkar hebat dengannya sampai dia masuk rumah sakit?" tanya Mina balik, "Minju tidak sepenuhnya berkata jujur maupun dengan Haeji."

"katakan lebih singkat dan jelas." potong Hyungbin tak sabar.

"Haeji tau berkas akte asli Minju, usb kecelakaan yang lalu dan ya... foto masa kecilku dengan Minju." jawab Mina dengan enteng.

"tunggu....tunggu....kamu bilang usb kecelakaan? kecelakaan apa?" tanya Daniel.

"kecelakaan mu."jawab Mina membuat Daniel terperanjat tak percaya. Tangannya memukul jeruji dengan keras hingga membuat Mina terkejut dan terjatuh dari duduknya.

"masuk akal?"

Mina menelan suapan sosisnya, lalu merangkak mendekati Daniel dan duduk berlutut. "Haeji tidak memberitahumu sama sekali," ujarnya saat memalingkan pandangan ke arah Wonwoo. "Bagaimana denganmu?"

"kamu bilang kamu melakukan itu karna kamu tidak suka nomer tiga, jadi kamu melakukan itu."

Mina sontak tertawa sarkas, tak mempercayai apa yang ia dengar barusan. Bahkan ia sempat berdecak kagum. Dengan sosisnya ia menunjuk Wonwoo yang barusan menyebutkan angka tiga.

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang