01; Jersey

2.6K 129 4
                                    

❤ ♡ ♥


Tak ada sekalipun pikiran bahwa dunia itu adil dalamnya. Setiap hari, ia berdoa untuk dirinya tapi apa yang ia dapat? semua tetap sama bahkan sepertinya Tuhan tidak mendengar ceritanya. 

Park Jihyo hanya bisa berharap dan berdoa. Menahan sakit yang sanggup membuat rasa menyerah yang semakin membulat. Jika seperti ini, saat ia benar-benar bertekad pergi apakah Tuhan akan merubah hidupnya?

Mustahil, rasanya tidak.

Hanya seorang pelajar dengan minim kegiatan dan pengalaman, pasien setia yang keluar masuk rumah sakit hanya untuk pengobatan. Park Jihyo, itu adalah dirinya. Setiap pagi ia berusaha bangun dan menguatkan dirinya bahwa semua bisa ia lalui. 

Dari sekian banyak murid yang berjalan bersamanya, ia berpikir apakah ada yang sama sepertinya dibalik semua tawanya? apakah hanya dirinya sendiri yang terus menerus dalam ketepurukan yang tiada akhir? 

"JIHYO! JIHYO!"

Meskipun ia dalam ketepurukan setidaknya ia memiliki sahabat. Sekalipun menyebalkan, ia bersyukur setidaknya ia memiliki orang yang menyayanginya dengan tulus. 

"Eunha, jangan lari-lari!" Jihyo menegur, pasalnya gadis dengan rambutnya yang pendek itu berlari dengan tanjakan jalan yang dapat membahayakan orang yang seperti Eunha tapi apa pedulinya Eunha. Ia tampak sangat bahagia.

"kenapa?" pertanyaan itu sukses keluar dari bibir manisnya saat Eunha tak henti-hentinya tersenyum lebar hingga deretan gigi kelincinya terlihat sangat jelas. Menurutnya sangat berbeda dari sebelumnya.

"ada yang ingin aku beritahu, ini sangat penting!"

•••

"aku sudah berusaha mungkin tapi aku tidak dapat jawaban ini sama sekali!"

Gadis manis dengan kacamatanya yang bertengger di hidungnya, berdecak kesal usai tak dapat jalan keluar dari tugas yang sudah lama menanti dirinya kesal. Fisika, ia sangat tak menyukainya meskipun disatu saat ia merasa keren karna dapat menjawab soal fisika yang super susah hingga ia menyukainya tapi tak selamanya seperti itu. Seperti sekarang ini, rasanya ia berada dalam fase love-hate dengan fisika. Bagaimana itu bisa terjadi?

"sudah ku bilang, lihat punya ku atau setidaknya sebisamu saja kenapa kamu ribet sekali jadi orang Mina?"

Gadis yang duduk disamping Mina, ikut kesal dan akhirnya menegur. Ia juga bisa ikut stress karena fisika jika Mina terus-terusan seperti ini.

"mana bisa seperti itu?"

"aku tau kamu ambisi tapi jangan buat orang lain ikut stress!"

"kalau gitu bantu ku Jihoo!"

"kalian berdua berisik serius! Sampai kedengeran dari kelas sebelah!"

Eunha tiba, mengawali pembicaraannya di kelas dengan sepatah kalimat teguran kepada dua temannya. Diikuti dengan Jihyo dibelakangnya, meletakan tasnya dan menghampiri kedua temannya yang wajahnya kusam. Mengintip isi bukunya dan ia mengangguk paham.

"ribut fisika lagi?" tanya Jihyo pada Mina.

"bukan ribut." Ralat Mina, membuang nafasnya kasar kemudian. Lama-lama ia bisa gila karna dua puluh soal fisika dihadapannya ini. "kalian udah selesai?" tanya Mina pada Eunha dan Jihyo yang berdiri didepan meja mereka.

"udah." Jawab Jihyo.

"lihat tapi nanti! aku butuh sekali! aku gak bisa seperti ini terus! aku nyontek." Kata Mina mendadak antusias bahkan wajahnya tak kusam seperti sebelumnya. Seakan ia menemukan jalan keluar dari permasalahan hidupnya.

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang