28; Park, Kim

297 20 2
                                    

Dentuman sendok tak berhenti kala tepat pukul enam malam, makanan sudah ada dihadapan mereka. Usai di rumah sakit menjenguk sang kakek, keluarga Park berpindah tempat menuju rumah makan. Kali ini hanya sang nenek dengan ayah Park. Mencurigakan sekali menurut Jihyo.

"Jihyo, nenek dengar kamu harus di operasi?" pertanyaan itu sukses membuat Jihyo berhenti memotong daging. Tak menoleh atau mengeluarkan suaranya, hanya diam menunggu ada seseorang yang bersuara.

"nenek punya kenalan orang luar negri untuk bantu penyembuhan kamu. Lagipula bukan sakit bawaan hanya efek kecelakaan. Lalu bagaimana dengan ingatan mu?" Jihyo tersenyum mendengar pertanyaan satu itu. Ia menoleh dan memasang senyum terbaik kepada sang nenek.

"syukurlah, aku sudah ingat semua tanpa ada satupun yang terlewatkan." tidak hanya Jinhae yang berhenti makan tapi sang ayah juga. Bagaimana nanti jika sang kakak sulung mendengar ungkapan Jihyo barusan.

"berkat keberanian ku yang kuat, aku dapat menyusunkan dengan baik tapi karna memusingkan aku melupakan semuanya. Aku rasa tidak baik untuk kesehatan."

"oh benarkah?" balas sang nenek, terlihat sangat senang.

"ibu, dia sudah ingat dan dia menjalankan dirinya dengan baik. Beruntungnya dia sudah beranjak dewasa." sela sang ayah, canggung.

"bukan karna dewasa ayah," sanggah Jihyo, "karna berkat orang sekitar yang ngedukung banget untuk sembuh, jadi aku inget. Bagus sekali bukan nek?" Jihyo membuat sang ayah mengerutkan dahinya tak percaya. Bahkan tak tahu jika sang anak bisa menyerangnya.

"kalau begitu, nenek ingin membawa mu keluar negri, nenek sangat mengkahwatirkan kesehatanmu. Nenek ingin kamu sehat." kata sang nenek.

Jihyo mengangguk, "jangan khawatir, seperti ayah bilang beranjak dewasa. Nenek tidak perlu khawatir aku tidak akan memilih keputusan yang semena-mena untuk itu. Aku akan membritahu nenek kalau aku ingin pergi."

"wah modal sekolah waktu itu bakal hilang gitu aja dong?" celetuk Jinhae, sang kakak tengah. Seorang wanita karir yang begitu cerdas. Ia terpaut delapan tahun dengan Jihyo. "karna kita sekolahnya jadi modal." lanjutnya.

"bukan masalah, anggap aja hadiah." balas Jihyo sebagai candaan. Kembali melanjutkan makannya dan terbesit rencana Mina tadi siang. Senyumnya luntur dan sedikit bete dengan tolakannya.

Tidak apa, dia tidak menyesal tapi hanya kesal saja.

Tapi sadarkah jika hubungan ayah dengan Jihyo terlihat buruk. 

Jihyo tampaknya sudah mengibarkan bendera perang. Sejak Wonwoo bilang jika ia dan sang ayah bekerja sama dan apalagi sang ayah yang mengidekannya, Jihyo harus berurusan dengan ayahnya sendiri.

Dengan membuat masalah. Dengan emosi terpancing semua terbongkar.

"Inhae adalah anak tunggal keluarga Do yang dulu pernah dijodohkan dengan Hyungbin tapi yang akhirnya dibatalkan setelah sang ibu menikahi ayah Mina karna ini," Sejeong mengganti slide layar lebar menjadi gambar perusahaan dan presentase perusahaan Kim dengan Hyungbin.

"Perusahaan ayah Hyungbin berada di bawah dan sedangkan perusahaan Kim ada di atasnya. Jika disimpulkan bahwa ibu Mina adalah pemburu tahta dan kepopuleran demi perusahaannya dengan bantuan." sesaat Sejeong menunda kalimatnya dengan mengganti slide, "Kepala sekolah ini dan murid VIP yang setia. Ada sepuluh murid vip, salah satunya ada disini, Jeon Jungkook lalu empat murid vvip, atau murid sendok emas, salah satunya Do Inhae sendiri." lanjut Sejeong membuat para penonton terkaget terkecuali dengan anggota timnya.

"Kepala sekolah, Nona Hyolyn adalah sahabat nona Biseong. Ketika nona Hyolyn tau jika Biseong kuat dengan posisi karna ia sudah menikah dengan kepala direktur yayasan Kim, maka dari itu ia melakukan kerja sama dengannya. Sejak itu murid sendok emas berkuasa disekolah, entah ini siapa tapi jelas Inhae disana, orang yang paling dicurigain atas semua ini."

"Tentang masalah ulang tahun Hyungbin," lagi lagi Sejeong menggantung kalimatnya karna ia memerhatikan layar yang ia ganti ke slide berikunya. Slide yang menampakan wajah Inhae dan Hyungbin.

"Hyungbin sudah berulang tahun tepat kalian pulang dari perkemahan. Orang yang tau dia secara umum hanya tau ulang tahunnya besok lusa. Dan Hyungbin dulu menyukai Kang Hyesun, kakak Kang Daniel karna makadari itu ia mempermalukan Kang Hyesun di mata umum, didepan acara ulang tahunnya karna dulu ia pernah menolak kencan dengannya. Sungguh konyol sekali." umpat Sejeong. Dan semua mata menuju Daniel, sementara dengan Daniel hanya menggidik bahunya acuh.

"Untungnya, Hyesun tidak diundang tapi Daniel yang diundang. " lanjut Sejeong. "rencana bagian sudah diatur tapi kita punya kendala besar."

"apa itu?" tanya Jungkook, penasaran.

"perusahaan Kim bakal kerja sama untuk acara seni sekolah dan ini dengan perusahaan kontraktor perusahaan Haoyang." jawab Wonwoo, duduk di atas panggung teater. Beruntung sudah dibersihkan lagi.

"Haoyang?" beo Jiho.

"Haoyang itu bukannya...." gumam Yuju.

"Haoyang, perusahaan ayah Jihyo?" tebak Seokmin.

"gimana kamu tau?" tanya Yuju, kaget.

"aku pernah ikut acara pertemuan bisnis dan disana ketemu sama Jihyo sama ayahnya disana. Jadi ya tau." jawabnya.

Wonwoo menganggukan kepalana, "bener itu perusahaan ayah Park Jihyo. Masalahnya kita harus berhentiin perusahaan Park untuk kerja sama untuk seni sekolahan nanti. Kita gak tau bakal gimana tapi anak emas nanti bakal berulah."

"biar aku bicara sama Jihyo." aju Daniel. "mau hasilnya gimana, aku coba."

Minimal coba daripada enggak kan?












•••••





I'm so sorry, chapter 29 dan 30 ditunda bareng besok, besok bakal beruntung updatenya sebelum tahun baru. Ada masalah di babnya mungkin karna revisi tahun lalu problem ke masa yang sekarang. Maaf ya, happy nice night! 


[RE;publish 7/23/2020 ; 12;30;2022]

Miss Me?  ' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang