"nyonya ada didalam nona, ingin saya diantar?"
Nona yang dimaksud pegawai ini menganggukan kepalanya. Mengerti dengan jawabannya, ia berjalan menunjukan jalan menuju ruang ibu besar, istri pemilik lama perusahaan Haoyang. Ia mengetuk dan membritahu jika ada cucunya datang.
"oh Jihyo-a?" sambut sang nenek, kaget tapi campur dengan senang.
Jihyo dengan tampilan mewahnya, tersenyum dan membungkuk hormat. Kedua tangannya bertumpu di depan badan, benar-benar sopan.
"halo nek."
—-
"nenek kaget kamu tiba-tiba datang kesini, ada butuh apa nak?" tanya sang nenek setelah secangkir teh telah tiba di depan mereka.
Jihyo sehabis meneguk secangkir teh, merubah posisinya sedikit menghadap sang nenek.
"aku ingin tanya soal ayah, sekolah bakal adain acara seni besar di pusat seni setelah pembagian nilai semester tapi nenek tahu alasan ayah kasih dana lagi? aku ingin tahu."
"kamu ingin tahu? kenapa ayah kamu selalu kasih kamu dana besar untuk setiap acara sekolahan?"
"iya, nek."
Beliau menyandarkan badannya pelan sebelum kembali berbicara. "karna itu kesukaan mama kamu, Shin Chaeyu. Mama kamu suka senin dan dengar sekolahan kamu bakal adain acara seni besar di pusat seni Seoul, ayah kamu kasih dana besar."
"tapi ayah gak tau kalau dengan begitu aku masuk daftar sendok emas?"
"apa maksud kamu? sang beliau menyerngit bingung.
"murid special sekolah lebih dari sekedar special."
"menurut nenek itu tidak masalah kan? ayah kamu juga berniat baik kalau pun kamu masuk jajaran sendok emas, bukannya bagus? ayah kamu juga dulu murid sendok emas di sekolah yang sama kayak kamu. Mungkin itu alasan yang jelas kalau ayah kamu kasih dana paling besar untuk kamu." jelasnya.
Beliau tiba-tiba mengeluarkan amplop merah yang mewah keatas meja dan ia mendorongnya kearah Jihyo.
"nenek ingin kamu datang ke acara ulang tahun anak ini, Song Hyungbin, saudara sepupu kamu."
—--
"Bisa ngomong lansung kenapa kita harus ketemuan disini?"
Bangchan menggangguk kecil, "permintaan kamu buat aku untuk gak dateng ke acara ultah Hyungbin, aku turutin tapi..." Mina menaikan satu alisnya keatas penasaran akan ucapan Bangchan selanjutnya.
"Tapi apa?"
"aku udah baikan sama Jihyo, jadi jangan ganggu lagi." mendengarnya membuat Mina tertawa sarkas.
"oke kalau gitu, aku gak bakal gang—"
"—jangan naruh perasaan sama orang yang jelas gak bakal bales perasaan kamu." potong Bangchan, membuat mata Mina melebar tak percaya tapi alisnya berkerut.
"apa?" tanyanya tak percaya.
Bangchan melipat kedua tangannya diatas meja, menatang Mina. "aku gak tau kalau kamu naruh perasaan kamu, ngerusak pertunangan aku juga. Bilang yang enggak-enggak ke keluarga aku dan dia. Wah mengejutkan sekali."
"kamu tau darimana?"
"dari siapa lagi, adik kesayangan kamu, Park Inhae." bagaimana bisa Mina mempercayai semua ucapan Bangchan. Mendengar nama Do Inhae yang berubah menjadi Park Inhae semakin membuatnya tak percaya. Tertawa sarkas lagi.
"bersyukurlah karna itu aku sama Jihyo baikan deh." lanjut Bangchan.
"hah?" sudut mata Mina berkedut, alhasil ia terkejut. "Jihyo? tahu?" Bangchan mengangguk mantap dengan senyum yang masih terpantri.
"meskipun berantem luar biasa tapi baikan karna kamu, makasih ya." Bangchan semakin melebarkan senyumnya, sungguh seram. Ia berdiri dari duduknya tapi tangannya ditahan Mina. Gadis itu masih duduk ditempat tapi kepalanya mendongak untuk melihatnya berdiri.
"gimana Jihyo sekarang?"
"baik-baik aja sekarang."
Bangchan tertawa kecil, lebih meremehkan Mina. "lihat, siapa yang akan mempertahankan sahabatnya seperti ini? kayaknya gak ada, good luck Mina. I hope have good side and can make a many reason for her. Bye."
Sepeninggal Bangchan, tangan Mina mengepal kuat.
Ia kesal dan marah.
[RE;PUBLISH 12/31/2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Me? ' [END]
RomanceMengenal Kang Daniel bukan sebuah kesalahan tapi takdir Jihyo. Ketika semua orang berjuang keras untuk mendapatkan universitas yang terbaik, hanya Jihyo yang berjuang keras mempertahankan keberadaannya di sekolah. Hingga niatnya berlawanan dengan K...