1⚔️

2.6K 181 5
                                    

Sepertinya malam di ibu kota cukup ramai dengan orang berlalu lalang, terutama salah satu rumah yang di kenal sebagai rumah bordil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya malam di ibu kota cukup ramai dengan orang berlalu lalang, terutama salah satu rumah yang di kenal sebagai rumah bordil. Bukan hanya laki-laki, tapi juga perempuan yang datang berkunjung.

"Kenapa membawa ku ke sini?" Seorang laki-laki muda yang datang karena di tarik sepupu-sepupunya.

Salah satu dari mereka berdecak dengan kesal. "Kau ini kan digadang-gadang akan menjadi Putra Mahkota, calon Kaisar di masa depan, tapi kehidupan mu terlihat tidak bersenang-senang."

Orang yang di katakan akan menjadi Putra Mahkota itupun merapihkan pakaiannya. "Apa harus? Mungkin sekarang tidak, tapi entah di masa depan." Ujarnya dengan malas.

"Ayolah, sekali saja hyung-nim." Bujuk salah satu dari mereka.

"Tidak."

"Eh!" Mereka menahan si Pangeran Agung yang akan berbalik pergi. Kembali menarik nya, kali ini memasuki rumah bordil tersebut dengan paksa.

Sudah pasti para Pangeran di sambut perempuan-perempuan penghibur di sana, mereka di tawari banyak hal. Tapi, ini hal pertama untuk adik Kaisar, mereka memilih untuk duduk menonton hiburan saja.

Terlihat beberapa wanita yang sedang menari di sana. Sang Pangeran Agung menonton tanpa minat, bagaimana bisa saudara-saudara nya menyukai tempat seperti ini?

"Hey!" Jongseong langsung mencegah saudara nya yang akan pergi. "Tunggulah, masih banyak lagi hiburannya."

"Mau sampai kapan?"

"Tonton saja dahulu." Ujar yang lain.

Tanpa berminat, Jaeyoon menonton nya. Hingga ia terfokuskan pada seseorang yang bermain geomungo, dia tidak bisa melihat wajahnya karena tertutupi sebuah kain yang menutupi sebagian wajahnya, yang dimulai dari bawah mata.

Tanpa sengaja mata mereka bertemu, Jaeyoon yakin jika seseorang itu adalah laki-laki tapi dia menyukai nya. Terutama nada-nada yang dimainkan seseorang tersebut, dengan jari-jari yang ahli memainkan senar-senar.

Orang tersebut digantikan seseorang, Jaeyoon yang memang tidak pernah mengalihkan pandangannya jadi tahu kemana dia pergi. "Aku tidak akan lari." Ujarnya pada mereka.

Ia mencoba mengejar seseorang yang memakai kain tersebut, dengan cepat ia menahan nya. "Aku bukan orang jahat, tenang saja. Aku hanya ingin memuji permainan mu."

"Terima kasih."

"Bahkan seseorang dari biro musik tidak ada yang bisa membuat melodi seperti itu. Ah, bagaimana kau bergabung dengan biro musik? Aku akan membantu mu masuk."

Orang tersebut menggeleng. "Maaf tuan, aku hanya seseorang dari kasta rendah. Jika aku berada di istana, aku lebih cocok menjadi pelayan." Ujarnya dengan kepala masih menunduk.

Datanglah seorang wanita penanggung jawab rumah bordil tersebut, dengan diikuti beberapa gisaeng. "Maaf tuan muda, pekerja ku ini tidak melayani tamu. Dia hanya menampilkan permainan musik dengan geomungo."

Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang