19⚔️

604 80 2
                                    

"Percaya atau tidak, kutukan itu masih berlaku." Ujar seorang ahli astronomi kepercayaan Kekaisaran. "Tidak akan lahir calon Kaisar dari Jungjeon Mama."

"Bagaimana cara menghilangkan kutukannya?" Tanya Ibu Suri kesal.

Ahli astronomi tersebut menggeleng. "Orang yang memberi kutukan sudah dihukum penggal dan mendiang kakek dari Kaisar telah meninggal dunia juga, hanya dengan maaf mendiang Kaisar kutukan itu bisa hilang."

"Tapi...." Ahli astronomi terlebih dahulu meminum teh yang disajikan untuknya. "Kaisar akan tetap memiliki keturunan." Ujarnya sembari menatap ke arah Sunghoon.

Sooha langsung paham dengan gerak-gerik pria paruh baya itu. "Dari selir?" Tanya nya.

"Kuncinya hanya satu, jangan mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan yang terdahulu." Ia beralih menatap istri dari mendiang Kaisar sebelum nya.

"7 malam lagi adalah waktu yang baik untuk mendapatkan keturunan, Daewangdaebi...." Kali ini ia menatap ke arah sang Ibu Suri Agung.

Sunoo memutar bola matanya malas dan membatin. "Tanpa menunggu hari-hari baik pun, anak itu sudah melahirkan keturunan Kaisar." Begitulah isi hatinya.

"Anda pasti berbohong."

"Bohong bagaimana, Mama? Jeonha saja hanya memiliki mendiang Kaisar Heeseung sebagai saudara kandung nya. Apa Anda tidak tahu siapa Ibu dari Jeonha?"

Giyoo pun terdiam mendengarnya, tidak bisa melawan lagi.

Pertemuan pun akhirnya selesai, Jaeyoon langsung pergi meninggalkan mereka begitu saja. Sooha segera mencegah Giyoo yang sepertinya akan menyusul.

"Sebaiknya biarkan saja." Ujarnya seramah mungkin.

Sunghoon mengikuti Ibu Suri Agung karena diminta. Mereka tengah berjalan ke arah paviliun dekat sebuah kolam, pastinya diikuti pelayan serta pengawal.

"Hoon-ya." Ibu Suri Agung terpaksa tidak bisa memanggil dengan nama Sunghoon, jadi dia hanya mengambil kata 'Hoon' sebagai panggilan.

"Iya, Mama?"

"Apa kau keberatan?"

"Keberatan untuk apa?" Tanya nya seolah tidak paham.

Daewangdaebi tersenyum kecil. "Untuk mengandung."

Sunghoon tersenyum. "Mau tidak mau saya harus melakukan nya. Tidak mungkin juga saya biarkan Kekaisaran jatuh pada tangan orang-orang seperti mereka."

"Kalau begitu, seringlah menghabiskan waktu bersama Junsang."

"Sebaiknya pembagian waktu tetap adil, bagaimanapun Jungjeon Mama adalah istri utama Jeonha, Jungjeon Mama masih memiliki hak untuk menghabiskan waktu dengan Jeonha."

Daewangdaebi mengangguk. "Bagaimana jika dia memaksa melakukan sesuatu untuk mengandung dan Junsang percaya itu anaknya?"

"Saya belum terpikirkan hal itu, tapi yang Mama katakan bisa terjadi."

"Kau harus merencanakan sesuatu untuk mempertahankan posisi mu, jika bisa membuat posisi mu naik."

Sunghoon hanya mengangguk, ia hanya mendengarkan perkataan Daewangdaebi sembari memikirkan rencana yang mungkin bisa mempertahankan posisinya.

Sunghoon hanya mengangguk, ia hanya mendengarkan perkataan Daewangdaebi sembari memikirkan rencana yang mungkin bisa mempertahankan posisinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Sunghoon tengah menikmati angin di sisi danau, sepasang tangan tiba-tiba memeluknya. Dengan mundurnya para pelayan sudah bisa ia tebak siapa pelakunya.

"Ada apa, Jeonha?"

"Junsang."

"Baiklah. Ada apa, Junsang?"

"Tidak ada, aku hanya merindukan mu." Jawab Jaeyoon dengan posisi yang masih sama. Ia mencium harum bunga dari tubuh istri kesayangan nya.

Sunghoon mengusap tangan yang yang berada di perutnya. "Anda memikirkan perkataan ahli astronomi?" Tanya dengan lembut.

"Seharusnya aku yang bertanya hal itu padamu."

"Kenapa saya?"

Jaeyoon melonggarkan pelukannya dan membalik Sunghoon. "Kau pasti terbebani perkataannya."

"Tidak sama sekali, Junsang. Saya lebih khawatir Anda, bagaimanapun para pejabat pemerintahan jika mengetahui hal ini akan memberi berbagai usulan yang akan memberatkan pikiran Anda. Bisa saja ada yang meminta Anda meninggalkan posisi Kaisar."

"Kau benar."

Sunghoon tersenyum kecil, ia mengusap lengan sang suami. "Habiskan 7 malam ini dengan Jungjeon Mama."

"Dan kau?"

"Saya akan baik-baik saja. Anda harus tetap bersikap adil, itulah sikap pemimpin yang baik." Sunghoon mencoba meyakinkan, waktu 7 malam itu akan digunakannya mencari informasi.

"Sayang."

"Ah, iya?"

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Bukan apa-apa." Ujarnya di akhiri senyuman yang meyakinkan. "Apa Anda tidak ada kesibukan, Junsang?"

"Ada, aku bisa mengatasinya nanti. Mau pergi berjalan-jalan?"

"Boleh saja, jika tidak mengganggu kegiatan Anda."

Jaeyoon mencuri kecupan pada bibir yang lebih muda, barulah ia melepaskan pelukannya dan beralih menggenggam tangan Sunghoon.

"Aku masih tidak percaya dengan dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masih tidak percaya dengan dirimu." Ujar Sunoo sembari menunggu sahabatnya yang tengah bersiap-siap. "Tapi, itu sungguh jahat, Park."

"Jahat?"

Sunoo menghampiri sahabatnya yang tengah mempersiapkan diri untuk menyamar. "Terlihat jelas jika Kaisar sangat-sangat mencintaimu, tapi bagaimana dengan dirimu sendiri?"

"Perasaan nya akan berubah jika bertemu seseorang yang lebih cantik, lagipula yang dia cintai sosok Song Hoonsu."

Si Kim menghela nafas. "Lalu, 5 tahun itu apa artinya? Jujur saja, kau memang cantik untuk seorang laki-laki dan Permaisuri juga sangat cantik untuk seorang perempuan. Tetapi, Kaisar tetap mencintaimu dan mencari-cari dirimu."

Sunghoon berbalik menatap kekasih dari sosok Nishimura Riki. "Karena dia tidak mau melihat sosok Permaisuri sekalipun."

"Jangan mengelak. Aku lebih dulu jatuh cinta dibanding kau, Park Sunghoon." Ujar Sunoo dengan tatapan meledek. "Cepatlah bersiap-siap, jangan memikirkan apa yang dilakukan suamimu dengan istri pertamanya."

Sunghoon yang akan marah mencoba menahannya, lalu dengan cepat menyelesaikan persiapannya yang sempat tertunda oleh obrolan nya dengan Sunoo.

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang