29🖤

424 60 5
                                    

Sunghoon dan para penghuni desa kecil tersebut mulai bertani untuk mendapatkan pemasukan, sesekali Sunghoon melatih para anak remaja di sana tentang persenjataan.

Mungkin… dia akan membuat pasukannya sendiri. Hanya saja, ia kekurangan biaya untuk senjata dan pasti sulit untuk mendapatkannya.

"Akhirnya…."

Melihat seseorang di gerbang masuk, Sunghoon terkejut. "Kalian sedang apa?" Tanya nya sedikit berbisik pada kedua orang tersebut.

"Kami yang seharusnya bertanya. Kau masih hidup? Hebat juga setelah jatuh dari jurang—"

"Apa yang kalian inginkan?"

"Membantumu lagi." Tanpa rasa bersalah Sunoo melewati sahabatnya begitu saja dan menghampiri Jaesung yang tengah memperhatikan anak-anak yang lebih tua darinya bermain. "Hallo kecil."

"Paman!" Jaesung langsung memeluk sahabat ibunya tersebut.

Riki tersenyum saat ditatap tajam oleh sahabatnya. "Tenang saja, kami membawa senjata yang sekiranya kau perlukan. Orang tua kami tidak tahu hal ini."

Sunghoon melihat barang bawaan mereka, dicek nya setiap kotak yang di bawa. Berisi pedang, busur beserta anah panah. Cukup untuk melatih mereka.

"Mereka teman-teman mu?" Tanya bibi Yoon menghampiri, Riki membungkuk pada wanita baya di samping Sunghoon.

"Ah iya, dia dari keluarga Nishimura dan dia dari keluarga Kim." Jawabnya sembari menunjuk Riki dan Sunoo bergantian. "Maaf, aku tidak tau mereka akan datang."

"Tidak apa-apa, aku akan menyiapkan makanan untuk mereka." Bibi Yoon pun kembali masuk ke rumahnya untuk melakukan apa yang dikatakan.

Sunghoon menghela nafas. "Sunoo-ya."

"Dia semalaman menangis karena dirimu dikabarkan lari dari markas kelompok itu, padahal sebelumnya dia merasa tenang jika kau berada di tempat yang aman." Ujar Riki.

Untungnya saja Sunoo tidak dengar, dia sedang sibuk memberikan hadiah yang telah dia beli di Gangwon untuk si kecil Jaesung.

"Kenapa?"

Sunghoon menatap langit yang sedang cerah. "Mama… aku dengar itu."

"Mwo?"

Ia mengangguk. "Ternyata dia bukan seorang yang dahulunya pelayan di istana. Aku tidak tau apa statusnya, tapi sudah dipastikan jika dia termasuk keluarga kekaisaran."

"Mungkin mereka menyelamatkan ku saat kecil karena mereka sudah tau takdir hidup ku, salah satu ahli astronomi Kekaisaran adalah bagian mereka."

"Mereka lebih dulu memanfaatkan diriku, mereka mengajariku banyak hal. Hanya satu yang tidak mereka ajari, bagaimana caraku menghadapi masalah yang terjadi saat itu."

Tangan Sunoo yang sedang mengusap wajah Jaesung terhenti, dia mendengar seluruh perkataan sahabatnya itu. "Meskipun kau menolak Wangdaebi mama, dirimu akan tetap berhubungan dengan istana?"

"Sunoo-ya, tanpa ada rencana Halma mama atau Guru Jung, takdir ku sudah tertulis seperti itu. Mereka hanya membantuku untuk mempelajari sedikit tentang kehidupan istana, memang tidak semuanya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang