2⚔️

1K 142 14
                                    

Jaeyoon tengah berjalan menuju Jonghak, tempat belajar Pangeran dan Keluarga Kerajaan, berpapasan dengan sang kakak yang mungkin mencari keberadaannya. Ia memberi hormat seperti biasa, meskipun sudah diberitahu untuk tidak melakukan itu.

"Kemana saja kau?" Tanya sang kakak, Shim Heeseung. "Aku meminta kasim untuk memanggil mu semalam, tapi dia mengatakan kau tidak ada di kamarmu."

"Itu…." Jaeyoon tidak mau membawa-bawa sepupunya, mereka pasti terkena masalah juga. "Mungkin saat kasim hyung-nim datang aku sedang berjalan-jalan. Memangnya ada apa?" Tanya nya mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

"Kau akan belajar di Sigangwon."

"Apa? Aku akan belajar pada orang-orang menyebalkan itu? Jika belajar pada menteri urusan militer aku tidak masalah, tapi mereka…? Ayolah, hyung-nim." Jaeyoon memang tidak menyukai pejabat-pejabat pemerintah, hanya beberapa saja.

Tunggu, Jaeyoon merasa janggal. "Kenapa tiba-tiba aku harus belajar di Sigangwon? Biasanya hanya Putra Mahkota yang akan melakukan itu. Hyung-nim—"

"Kau sekarang tidak perlu pergi ke Jonghak, kau akan belajar di Sigangwon besok." Heeseung segera pergi meninggalkan sang adik.

"Hyung-nim, kau mau meninggalkan ku sendirian? Ayah meninggal sebelum aku lahir, ibu meninggal setelah melahirkan ku. Aku hanya memiliki mu sebagai keluarga. Jika kau pergi, siapa yang akan membela ku lagi?"

Heeseung tetap pergi meninggalkan Jaeyoon, dia juga tidak ingin tapi kesehatannya terus memburuk. Ia takut jika setelah kepergiannya nanti, Jaeyoon akan kebingungan dan bisa disalahkan oleh para pejabat, terutama Ibu Suri.

Meskipun sudah diberitahu hari ini dirinya tidak perlu pergi ke Jonghak, Jaeyoon tetap pergi ke sana. Hanya dia satu-satunya Pangeran dari keturunan mendiang Kaisar atau ayahnya yang belajar di sana.

"Jongseong-ah." Panggil nya pada seseorang yang ditemui.

Jongseong itu sepupunya dari pihak sang ayah dan juga Jongseong tinggal di ibu kota bersama ayahnya yang seorang menteri urusan militer, satu-satunya menteri pejabat yang disukai oleh Jaeyoon.

"Bukankah kau akan belajar Sigangwon?" Tanya Jongseong tanpa rasa canggung, dia sudah tahu lebih dulu dari sang ayah.

"Aku akan tetap belajar pada Guru Kim hari ini."

Mereka berjalan berdampingan, Jaeyoon pikir Jongseong akan bertanya tentang kemana dia semalam dan apa yang dilakukan hingga meminta beberapa kantuang uang milik sepupunya yang lain.

Tapi, Jongseong terlihat biasa saja. Berjalan, mengeluarkan suara hanya untuk menanggapi pembicaraan Jaeyoon.

Saat hari sudah malam, Jaeyoon memilih untuk keluar dari istana dan akan menemui seseorang dari rumah bordil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat hari sudah malam, Jaeyoon memilih untuk keluar dari istana dan akan menemui seseorang dari rumah bordil. Sudah di siapkan nya uang yang banyak dalam kantung.

Sampainya di rumah bordil, ia bisa melihat Hoonsu tengah tampil dengan alat musiknya. Ia menghampiri sang penanggung jawab rumah bordil yang tengah duduk memperhatikan pekerja-pekerja nya.

Ia menaruh kantung uang ke meja di samping nyonya Lim. "Biarkan dia tampil untukku."

Nyonya Lim mengambil kantung tersebut dan melihat isinya. Benar-benar kaya tuan muda satu ini, itulah isi hatinya saat melihat isi kantung uang tersebut.

Ia memanggil seseorang untuk menyiapkan kamar dan alat musik yang sama dengan yang sedang di mainkan Hoonsu. "Nikmati saja dahulu penampilan nya, tuan muda. Dia akan selesai sebentar lagi."

Seorang perempuan memberikan nya kursi, ia duduk dan terus memperhatikan Hoonsu yang masih tidak sadar akan kedatangan nya. Jaeyoon selalu merasa tenang dengan nada-nada yang keluar dari alat musik yang dimainkan Hoonsu.

Hoonsu terlihat sudah selesai, ia langsung dihampiri seorang pelayan di sana. Pelayan tersebut membisikkan sesuatu sebelum pergi dan diikuti oleh si Song.

"Pelayan akan menunjukkan kamarnya." Ujar Nyonya Lim sembari menunjuk pelayannya.

Jaeyoon mengikuti si pelayan ke sebuah kamar yang sudah di siapkan, dia hanya mengangguk saat pelayan tersebut pamit pergi. Langsung dimasuki nya kamar itu.

Hoonsu yang sedang sibuk mempersiapkan geogomang nya cukup terkejut, ia membungkuk untuk memberi hormat.

"Apa kau ingat aku?" Tanya nya Jaeyoon sembari mendudukkan diri.

"Ingatan ku masih kuat, tuan. Dan terakhir kita bertemu pagi tadi." Jawab Hoonsu dengan pandangan fokus pada senar-senar geogomang. "Saya akan memulainya."

Jaeyoon hanya mengangguk, telinganya mendengarkan nya sembari minum. Ia ingin melihat wajah Hoonsu, kain yang digunakan menutupi sebagian wajahnya dan hanya memperhatikan wajah bagian atas.

Ia tahu jika Hoonsu itu laki-laki, tapi dengan rambut yang panjang dan matanya terlihat cantik. Mungkin Hoonsu memiliki fitur wajah yang cantik juga.

Jaeyoon terus mendengarkan dan terus minum, entah sudah berapa guci yang sudah di habiskan olehnya.

"Aw!"

Permainan Hoonsu terhenti karena dengan tiba-tiba tangannya terluka, Jaeyoon segera menghampiri nya dan mengambil sebuah kain untuk menahan darah nya agar tidak keluar lebih banyak.

Sebenarnya Hoonsu sengaja melukai tangannya.

"Maaf…." Ujar Hoonsu pelan.

Baru saja ia akan menjawab, tapi matanya bertemu dengan mata indah Hoonsu. Entah apa yang ada di pikiran nya, tangan Jaeyoon bergerak untuk melepaskan kain Hoonsu.

Dan Hoonsu tidak melarang atau melawan nya, sampai wajahnya yang selalu disembunyikan dilihat oleh sang penyewa. Angin dari jendela kamar yang terbuka membuat rambutnya bergerak dan beberapa helai menutupi wajahnya.

Jaeyoon merapihkan rambut Hoonsu, lalu tangannya turun mengusap wajah si Song. Entah karena efek dari arak yang membuat akalnya hilang, dengan beraninya ia mencium Hoonsu.

Hoonsu sempat terkejut hingga akhirnya ia terbuai dengan usapan lembut dari Jaeyoon, kalaupun dia harus melayani tidak masalah karena itu pekerjaan nya.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang