9⚔️

698 94 1
                                    

Dengan berjalan sendirian di hutan, Sunghoon pergi ke tempat guru nya. Seseorang yang menyelamatkan Sunghoon kecil saat diculik oleh menteri, musuh ayahnya.

"Apa Guru Jung ada?" Tanya nya bersemangat.

Orang yang ditanya terlihat memakai topeng yang menutupi bagian atas wajahnya. "Dia menunggu mu di dalam, masuklah." Ujar orang tersebut yang tengah mengawasi orang-orang berlatih.

Sunghoon memasuki sebuah rumah, benar saja ada gurunya yang sudah menunggu. "Annyeong hashimnikka." Dengan sopan ia memberi hormat pada dua orang di sana.

"Duduklah anak manis."

Sunghoon mendudukkan diri di kursi yang disediakan. "Guru, aku akan mengikuti ujian militer tolong bantu aku berlatih." Pintanya penuh harap.

"Tentu saja, tapi kau tau bukan teknik pedang di sini tidak bisa asal di pakai." Ujar si guru yang memakai topeng yang menutupi seluruh wajahnya, berbeda dengan yang lain.

Sunghoon mengangguk, lalu ia teringat sesuatu. Jika dilihat-lihat sang Guru seusia dengan orang tuanya, mungkin tahu beberapa informasi kerajaan. "Apa anda tahu laki-laki yang mengandung terakhir kali dalam sejarah?"

Sang guru kembali menaruh gelasnya. "Semua orang tahu hal itu."

"Apa itu selir Hee Bin?" Pertanyaan nya diangguki sang Guru.

"Sayangnya keajaiban itu memberi dampak buruk pada yang lain, Permaisuri dan selir yang lain tidak dapat mengandung. Bahkan dayang yang berhubungan dengan Kaisar pun tidak bisa." Jelas Guru Jung dengan tatapan melihat sebuah lukisan di belakang Sunghoon.

"Sunghoon-ah, fokus lah pada satu tujuan saja. Jika kau melakukannya sekaligus akan menghancurkan seluruh rencana mu suatu hari nanti, satu tujuan bisa memberi perubahan banyak. Kau tenang saja."

Si Park kembali dilema, karena keselamatan kandungan nya bagaimana dia memilih jalannya di masa depan. "Aku akan menemui, Guru Hwang." Ujarnya sebelum pergi.

Guru Hwang adalah orang yang membantu Guru Jung mengajarinya, Sunghoon sudah tahu hari itu Guru Jung tidak akan bisa mengajari nya dan pasti Guru Hwang lah yang akan bertanggung jawab.

Asisten dari Guru Jung mendekat. "Kenapa dia tiba-tiba membicarakan kehamilan Selir Hee Bin?" Tanya nya sembari memperhatikan pemuda 17 tahun tersebut dari jendela.

"Dia sedang mengandung, hal itu membuatnya bingung memutuskan jalan hidupnya."

"Kenapa kau tidak mengatakan buruknya istana?"

"Sama saja aku membiarkan Kekaisaran jatuh pada orang-orang barat, akan percuma kita membuat ini semua. Kau tau bukan kejamnya orang-orang barat? Mereka bahkan tanpa merasa bersalah membunuh Kaisar mereka sendiri."

Asistennya terdiam mendengar fakta yang sangat-sangat dia ketahui. "Tapi bagaimana bisa anak seusianya sudah terlibat dalam politik?"

"Itu hal biasa. Banyak putri bangsawan dinikahkan dalam usia 13 tahun, bahkan ada yang berusia 7 tahun. Demi apa? Kesejahteraan keluarga mereka." Ujar Guru Jung tanpa melihat keluar.

Ia menghela nafas. "Daewangdaebi sangat pintar, dia mengambil seseorang yang sulit di curigai oleh musuhnya. Memanfaatkan berita palsu atas kematian anak termuda menteri keamanan, kalaupun berita itu tidak ada, mereka akan berpikir kenapa harus mencurigai anak laki-laki 17 tahun?"

"Perketat saja kunci-kunci kejahatan pejabat pemerintah, kita bisa menggunakan Sunghoon untuk mengungkapkan nya jika dia akan memilih mempertahankan kandungan nya."

Sang asisten mengangguk. "Dengan begitu kau—"

"Jangan membicarakan hal itu, fokus saja melatih Sunghoon. Anak dalam kandungan nya memiliki kesempatan menjadi penerus kekaisaran." Potong Guru Jung dengan mata terpejam.

Ia bangkit dan mengambil topi yang tergantung. "Jaga kediaman dan beritahu Minhyun untuk tidak terlalu keras melatih Sunghoon, aku akan pergi." Ujarnya sebelum meninggalkan asistennya tersebut, ia juga pergi tanpa sepengetahuan Sunghoon.

Latihan yang dilakukan Sunghoon tidak sia-sia, akhirnya ia mendapatkan nilai tertinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Latihan yang dilakukan Sunghoon tidak sia-sia, akhirnya ia mendapatkan nilai tertinggi. Tapi saat akan memberitahu ibu dan kakak perempuannya, ia dikejutkan dengan kedatangan ayah dan kakak laki-laki nya.

"Apa itu benar?" Tanya sang ayah sembari menunjukkan surat yang sebelumnya ia tulis sendiri.

Terlihat sang ibu menatapnya penuh tanya. "Ne…."

Tidak ada reaksi yang diberikan ayah dan ibunya, bukankah mereka tahu ramalan tentang dirinya? Kenapa tidak marah seperti yang pernah dikatakan oleh keduanya?

"Apa ayah memberitahu Halma mama?" Tanyanya takut-takut.

"Tidak. Sekarang apa pilihan mu?" Tanya sang ayah.

Sunghoon menggenggam erat pedangnya. "Beri aku waktu, tapi biarkan anak ini lahir. Dia hadir karena kelalaian ku, ku mohon abeonim." Ia berlutut dihadapan keluarga nya.

Jongsuk menghela nafas berat, ini salahnya juga memperbolehkan anak bungsunya memasuki dunia politik. "Baiklah, tapi kau harus bisa menjaga dirimu dan kandungan mu dengan baik." Putusnya sebelum pergi.

Jieun menghampiri putranya yang masih berlutut, memeluk nya dan membiarkan Sunghoon mengeluarkan seluruh kesedihan yang dipendam selama ini.

"Abeonim…."

"Ayahmu tidak marah, dia hanya perlu waktu untuk menerima kenyataan jika dia akan menjadi seorang kakek. Eomma juga tidak marah, eomma senang akan ada anak kecil di rumah ini lagi meskipun eomma harus merelakan anak kecil eomma sudah dewasa." Ujar Jieun sembari mengusap-usap kepala putranya.

Jongseong langsung pergi, Minjeong tahu jika adiknya itu merasa marah dan merasa menyesal. Dia juga yang membuat Sunghoon berada dalam kondisi seperti ini, dia terlibat membuat sang adik berada di kondisi dilema.

Minjeong membiarkan nya pergi sudah jelas jika Jongseong akan mencari pemuda yang sudah dia pinang untuk dinikahi nanti, sampai Jungwon memiliki usia yang pas untuk dinikahi.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang