11⚔️

694 86 2
                                    

2 tahun sudah berlalu. Semuanya berjalan seperti tidak terjadi apapun, hanya beberapa orang yang mengetahui nya dan bersikap tidak tahu apa-apa.

Bagaimana dengan kandungan Sunghoon? Apa selamat dan anaknya berhasil dilahirkan? Biarkan itu menjadi rahasia keluarga nya.

Sunghoon aktif dalam kemiliteran, bukan berarti dia akan memilih fokus dengan mimpi nya. Dia masih belum memutuskan jalan yang akan ia tempuh, berlatih hanya sebagai pengalihan saja.

"Aku dengar rombongan Pangeran Jaeyoon bersama kakakmu akan pergi." Ujar Guru Jung sembari meminum teh nya, mereka berdua sedang istirahat. "Sayangnya ada yang berniat jahat."

Guru Jung yang mendapatkan tatapan bingung dari Sunghoon hanya tersenyum kecil. "Pangeran Jaeyoon sudah dilantik menjadi Putra Mahkota, itu akan mempersulit musuh mereka yang berniat menjadikan keponakan atau anak menjadi Kaisar."

"Apa yang akan dilakukan anda?" Tanya Sunghoon dengan nada terdengar khawatir.

"Aku akan mengirim beberapa orang untuk menghalangi kelompok penyerang itu, jika kau ikut mungkin kakakmu akan marah. Dia sudah tahu cara bertarung mu. Kau mengkhawatirkan Seja?"

Sunghoon langsung menggeleng. "Kakakku bersama mereka."

"Jongseong di gadang-gadang akan menjadi Jenderal, menggantikan paman mu. Bagaimana bisa dia kalah oleh para kelompok penyerang? Sangat memalukan jika itu terjadi." Guru Jung sedikit tertawa.

"Kenapa kau tidak belajar untuk menerima takdir?"

Sunghoon menatap orang-orang yang sedang berlatih di sana. "Aku takut dengan pandangan keluargaku yang lain, kebanyakan sepupuku menjadi pengawal."

"Begini saja. Lanjutkan rencanamu, kau masih bisa bertarung dan bergabung dengan ku. Kau akan menjadi mata-mata di istana untuk mengawasi para bangsawan. Prajurit bukan hanya turun dalam medang perang."

Sunghoon kembali bimbang, apalagi dengan tawaran yang diberikan. "Aku akan memikirkannya lagi, tapi tolong biarkan aku ikut melawan kelompok penyerang."

"Ikutlah, aku akan memberitahu Kim Mingyu jika kau akan bergabung dengan kelompoknya. Siapkan saja dirimu untuk malam ini." Guru Jung kembali meminum tehnya.

Sunghoon baru menyadari sesuatu. "Cara minum anda seperti seseorang dari keluarga kerajaan."

Guru Jung tiba-tiba tersedak mendengar itu, asistennya segera membantu meredakan batuk yang di alami olehnya. "Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Aku mengingat cara minum Halma mama, itu tidak jauh berbeda. Melihat anda tahu kelemahan pengawal istana, itu menandakan jika anda sangat mengenal lama kehidupan istana." Jawab Sunghoon dengan jujur.

"Aku hanya mantan pelayan di sana, begitupun pengajar di sini mereka hanya mantan pelayan dan pengawal. Tentu kami memperhatikan setiap gerak-gerik orang-orang di Kerajaan."

Sunghoon menatap para pengajar di sana, lalu menatap sang Guru beserta si asisten. Sepertinya yang mereka katakan benar, dia juga tidak bisa memberitahu sang ayah karena keberadaan mereka bisa dikatakan tersembunyi.

Sunghoon mengetahui mereka karena dulu Sunghoon pernah di serang musuh ayah nya, itu hampir membuat Sunghoon meninggal tapi dia diselamatkan Guru Jung lalu diberi izin untuk berlatih senjata di sana dengan syarat akan bungkam tentang tempat mereka.

Jadi, Jongsuk tidak pernah tau siapa yang mengajari putranya. Dia selalu mendapatkan jawaban, abeonim tidak perlu tahu, aku akan mengenalkan nya jika dia mau.

Jongsuk akhirnya membiarkan demi keselamatan putranya juga, karena orang itu yang membantu Sunghoon berlatih berbagai macam senjata di usia yang masih sangat kecil.

Jongsuk akhirnya membiarkan demi keselamatan putranya juga, karena orang itu yang membantu Sunghoon berlatih berbagai macam senjata di usia yang masih sangat kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon sudah bersama seseorang bernama Kim Mingyu dan pasukannya, mereka tengah bersembunyi untuk menunggu kelompok penyerang keluar.

Pasukan dari Putra Mahkota mulai terlihat olehnya, bertepatan dengan orang-orang yang memakai pakaian berwarna hitam mengepung pasukan Putra Mahkota.

Pasukan Mingyu yang bertugas memanah segera melakukan tugasnya dan langsung mengenai setengah kelompok penyerang, mereka yang bertugas bertarung pun keluar dan segera melumpuhkan kelompok penyerang yang tersisa.

Pengawal segera melindungi Putra Mahkota, Jaeyoon tahu betul jika mereka yang melawan kelompok penyerang adalah kelompok bertopeng. Kembali ingat tugasnya untuk mengungkap tujuan kelompok bertopeng, ia pun mencoba keluar dari penjagaan pengawal dan berharap bisa menangkap salah satunya.

"Seja!" Jongseong menyusul sepupunya tersebut dan harus bertarung dengan kelompok penyerang.

Sunghoon baru saja melumpuhkan 3 orang dan saat berbalik dia berhadapan dengan seseorang yang ditemui nya 2 tahun yang lalu.

"Apa tujuan kalian?" Tanya Jaeyoon sembari menodongkan pedang nya.

Sunghoon menepis nya menggunakan pedang nya juga, terjadi pertarungan di antara mereka berdua. Saat Sunghoon sedang menahan serangan dari Putra Mahkota, lengan pakaian nya turun.

"Hoonsu…." Jaeyoon melihat sebuah gelang seperti milik Hoonsu yang dia berikan.

Dengan terpaksa Sunghoon harus mendorong sang Putra Mahkota dan berlari untuk menghindari kecurigaan, Jaeyoon masih mengingat sosok Hoonsu.

"Seja!" Jongseong menahan sepupunya tersebut yang akan pergi, kelompok bertopeng pun sudah pergi setelah melumpuhkan kelompok penyerang. "Ada apa?"

"Hoonsu…."

Tentu Jongseong merasa bingung, dia tahu Hoonsu siapa karena dirinya juga terlibat dalam rencana Daewangdaebi. Tapi, adiknya itu tidak mungkin bergabung dengan kelompok bertopeng.

"Siapa Hoonsu?"

Sadar yang berbicara dengannya bukan Kyungjun, Jaeyoon segera menggeleng dan berjalan kembali ke pasukannya. Ia menaiki kuda miliknya dan menunggu Jongseong  sebelum mereka kembali melanjutkan perjalanan.

"Ada apa, Seja?" Tanya Kyungjun.

"Aku melihat gelang milik Hoonsu. Ada kemungkinan dia anggota kelompok bertopeng dan…."

"Tuan Hoonsu dibunuh oleh mereka dan salah satu dari mereka mengambil gelangnya?" Tanya Kyungjun memastikan dan memang dibalas anggukan. "Tidak ada yang mengenal orang bernama Song Hoonsu, bahkan di ibukota sekalipun."

Jaeyoon masih memikirkan gelang milik orang yang dicintainya, apa dia sempat bertemu pandang dengan seseorang tadi? Seperti nya tidak, dia fokus pada tujuannya mengungkap kelompok bertopeng.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang