36❤️‍🩹

388 54 5
                                    

Riki menarik Jaesung untuk berbicara, dia sudah pastikan tempatnya sepi dan tidak ada yang mengikuti Jaesung. Dia akhir-akhir ini curiga oleh beberapa orang, mereka seperti mengawasi Jaesung.

Laki-laki asal Jepang itu langsung bertanya tentang kegiatan Jaesung akhir-akhir ini.

"Melakukan apa, paman?"

"Jaesung, ibumu menitipkan kau padaku. Jadi, jangan buat aku berada di ambang kematian. Jawab aku dengan jujur."

"Aku hanya melakukan perintah yang diberikan Jenderal Park dan paman." Jawab Jaesung yang masih belum mengerti dengan yang dimaksud laki-laki asal negeri seberang tersebut.

"Park Jaesung, kau diawasi oleh banyak mata. Apa kau tidak sadar akan hal itu? Bahkan pengawal kepercayaan Kaisar terus memperhatikan mu." Riki berbicara dengan marah.

Jaesung terdiam, dia pikir apa yang ia lakukan bukanlah kesalahan fatal. "Kaisar sempat memanggilku ke ruang kerjanya dan di sana darah ku di ambil."

Riki benar-benar terkejut, dia mengusap wajahnya kasar. "Seharusnya Sunghoon tidak membiarkan mu di istana, sekarang bagaimana membawamu keluar?"

"Kenapa aku harus keluar? Aku—"

"Hidupmu dalam bahaya. Bukan hanya aku yang diambang kematian, tapi juga kau. Kenapa tidak mengatakannya dahulu padaku?"

Yang lebih muda menunduk. Meminta maaf atas kecerobohannya hingga membuat Riki akan terkena masalah dari sang ibu.

Riki menghela nafas. "Jangan berbohong. Kau pasti sudah tahu ibu mu, berbulan-bulan di sini mustahil kau tidak tau."

"Selir kesayangan…."

"Kau tau itu, seharusnya kau tidak ceroboh. Jika sudah seperti ini bagaimana? Aku harus mengatakan jika kau bukan seperti yang Kaisar pikirkan? Dia akan bertanya padaku, dari mana aku tahu hal yang dia pikirkan."

Akhirnya Riki memberi nasehat agar Jaesung bertanya padanya dahulu jika melakukan sesuatu. Jika dia ceroboh lagi, sama saja membuka rahasia Sunghoon yang telah berjuang bertahun-tahun untuk membesarkan ketiga anaknya.

Jaesung mengangguk paham. Siapa ibunya sudah terjawab. Tetapi siapa dirinya, ayahnya, dan kenapa bahaya menghampirinya belum terjawab sama sekali.

Entah kapan bisa terjawab. Apa harus menunggu sampai sang ibu keluar dari persembunyiannya atau memang Kaisar adalah ayahnya?

Jaeyoon seperti biasa berada di ruang kerjanya, Kyungjun tiba-tiba melaporkan kedatangan Permaisuri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaeyoon seperti biasa berada di ruang kerjanya, Kyungjun tiba-tiba melaporkan kedatangan Permaisuri. Dengan malas dia mengizinkan.

"Maaf mengganggu waktu Anda, Jeonha."

"Sudah tahu mengganggu, kenapa tetap menemui?" Ujarnya tanpa mengalihkan pandangan dari surat-surat yang harus diperiksa.

"Hamba tahu jika yang hamba lakukan salah. Hamba hanya ingin Anda segera mengangkat Pangeran Agung sebagai Putra Mahkota, agar hal yang tidak diinginkan nanti tidak terjadi."

Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang