32💔

374 60 0
                                    

Mingyu terus mengawasi prajurit muda yang masih dalam pelatihan tersebut, dia sangat yakin jika pemuda tersebut adalah Jaesung.

Sedangkan Jaeyoon, dia menyuruh Kyungjun mencari tahu identitas Sungjae termasuk Park Hoonsu. Meskipun bisa saja hanya nama yang sama. Dia hanya mencari tahu, tidak ada yang salah bukan?

Sunghoon menatap papan target, akhir-akhir ini dia memiliki banyak pikiran hingga sakit dan harus istirahat 2 hari.

"Jangan biarkan Jaesung mengirim surat, dia pasti diawasi." Ujar bibi Yoon yang datang membawa makanan untuk si kembar.

"Kenapa mereka harus mengawasi seorang pemuda berusia 14 tahun, sedangkan hubunganku dengan Kaisar yang mereka tahu tidak selama itu." Sunghoon melepaskan anak panahnya yang tepat mengenai titik tengah.

Bibi Yoon tersenyum, dia melihat sosok tuannya dahulu pada diri Sunghoon. Dia selalu menemani tuannya yang selalu menghabiskan waktu dengan berlatih senjata, dari pada mengikuti perjamuan yang tidak resmi.

"Bagaimana jika ada yang tahu?"

Senar pada busur mengendur. Benar. Mingyu masih menjadi bagian istana, masih banyak anggota bertopeng yang menyamar di dalam ataupun luar istana.

Bagaimana jika kakaknya sendiri curiga? Bahkan… Jaeyoon sendiri?

"Beritahu tahu tuan Nishimura. Jika memang ingin mengirimkan surat, cukup tuan Nishimura yang mengirimkan pada tuan Kim, lalu diberikan padamu."

"Ada apa?"

"Tidak ada." Sunghoon menggeleng dan kembali fokus pada papan target. Tiba-tiba bayangan buruk yang kemungkinan akan terjadi pada Jaesung terlintas dipikirannya.

"Bagaimana ibu kota?" Tanya nya setelah mendengar suara kaki mendekat.

"Semua masih sama, masih tersebar pemgawal yang mencari-cari Anda."

Kembali anak panah melesat dan mengenai titik yang sama dengan sebelumnya. Dia tidak bisa melihat suasana Ibu Kota jika seperti ini.

"Bagaimana dengan kediaman keluarga Park di Ibu Kota?" Yang ia tanyakan adalah kediaman yang ditempati sang kakak.

"Tuan Park akan pergi ke istana pagi hari dan sering kali pulang larut malam, jadi hanya ada tuan Jungwon dan anak-anaknya."

Sunghoon berniat memberitahu Jungwon, tapi dia harus memikirkannya lagi dengan baik-baik. Seorang Jungwon tidak akan bisa menentang Jongseong, bukan takut, tapi itu yang diajarkan keluarganya.

Kenapa semuanya semakin sulit? Tetap bersembunyi, tapi putranya dalam bahaya. Jika keluar… sebagai Song Hoonsu atau Park Sunghoon?

Sunoo juga belum bisa berkunjung, dia tidak bisa membicarakan hal ini pada pemuda Kim tersebut. Dia juga tidak bisa terlalu terbuka pada orang-orang di sana. Bukannya tidak percaya, tapi disaat seperti ini dia harus berhati-hati. Bisa saja ada yang tergoda dengan imbalan yang diberikan jika menemukan dirinya.

Siapa yang tidak akan tergoda dengan harta yang bisa mencukupi 3 keturunan dengan tanah yang luas? Bahkan jika memiliki anak laki-laki remaja bisa berkesempatan menjadi prajurit istana, bukan prajurit perbatasan lagi.

Si kembar hanya diam memperhatikan, Sungyoon yang jauh lebih dewasa paham sedikit. "Baba takut pada Istana?" Gumamnya.

"Baba, apa istana menyeramkan?"

"Mwo?"

"Apa istana menyeramkan?" Tanya nya lagi.

Sunghoon tersenyum, dia bingung harus menjawab iya atau tidak, karena keduanya adalah jawabannya. Yang membuat istana seram adalah orang-orang rakus pada jabatan dan kekuasaan.

Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang