16⚔️

501 70 0
                                    

Jaeyoon sampai di istana, ia langsung pergi ke kamar yang ditinggali sang kakak. Benar saja, kakaknya sudah berbaring tak berdaya. Keadaannya lebih parah dari terakhir yang ia lihat.

"Jusang…."

Mata Kaisar perlahan terbuka, ia tersenyum melihat sang adik yang datang. Dengan susah payah, ia mengusap wajah yang lebih muda, menghapus air matanya.

"Ku mohon bertahanlah."

"Kau pasti bisa…." Ujar nya terbata-bata. "Bawalah orang yang kau cintai, aku merestui." Sang Kaisar sudah tau, berharap ada yang menjaga adiknya setelah dia meninggal.

"Hyung-nim, kau akan sembuh. Aku akan mencari tabib terbaik untukmu."

Sang kakak menggeleng lemah. Perlahan matanya terpejam dan menghela nafas untuk terakhir.

"Hyung-nim! Hyung-nim bangunlah!!" Ia memeluk sang kakak dengan erat, menangisi kepergian seseorang yang menjaganya sejak kecil.

Meskipun masih dalam waktu berduka, para pejabat terus meminta Ibu Suri dan Ibu Suri Agung tentang siapa yang akan menggantikan Kaisar sekarang? Meskipun sudah jelas Jaeyoon yang berstatus Putra Mahkota akan menggantikan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun masih dalam waktu berduka, para pejabat terus meminta Ibu Suri dan Ibu Suri Agung tentang siapa yang akan menggantikan Kaisar sekarang? Meskipun sudah jelas Jaeyoon yang berstatus Putra Mahkota akan menggantikan nya.

"Wangdaebi mama, Daebi mama, mendiang Kaisar membuat wasiat." Ujar seorang kasim kepercayaan Kaisar. "Mendiang Kaisar memberikan tahta Kekaisaran kepada Pangeran Shim Jaeyoon."

"Memang seharusnya seperti itu." Ujar Daewangdaebi. "Pangeran Jaeyoon satu-satunya saudara Kaisar dan dia satu-satunya keturunan mendiang putra ku yang tersisa. Kalian bertengkar seperti Daebi mama memberikan penerus kekaisaran."

"Wangdaebi mama…."

"Aku tidak akan menggantikan kakakku, jika masih ada yang menjelek-jelekkan ibuku." Ujar Jaeyoon dengan marah, sekarang hanya dia yang harus bisa membersihkan nama sang ibu.

"Pangeran…."

"Lalu bagaimana dengan anda yang berbuat curang demi memenangkan pemilihan ratu?"

Ibu Suri tentu terdiam saat masalahnya di masa lalu kembali di ungkit, dia bahkan sempat digulingkan dari posisinya dan digantikan ibu Jaeyoon, tapi lagi-lagi dengan liciknya membuat fitnah yang membuat ibu Jaeyoon kembali menjadi selir gelar Bin.

"Siapkan acara pengangkatan Pangeran Jaeyoon secepatnya." Titah Ibu Suri Agung.

"Aku belum mengatakan setuju."

"Ada apa lagi, Pangeran?" Tanya seorang menteri.

Dia menatap sang nenek. "Aku akan menjadi Kaisar, jika ibuku tidak di jelek-jelekkan lagi dan… aku diberi izin untuk membawa orang yang ku cintai dan menjadikan nya sebagai selir tingkat satu."

Tentu saja istrinya terkejut mendengar itu, apa selama ini Jaeyoon tidak menyentuhnya karena Jaeyoon tidak mencintai nya?

"Baik, kau diizinkan." Lagi-lagi putusan Daewangdaebi, dia siapa tau orang yang di maksud.

Jaeyoon membungkuk dan mengucapkan terima kasih, dia akan bertemu dengan istrinya lagi. Semoga saja, dengan kedatangan Hoonsu nanti akan membuatnya lebih terhibur.

"Putramu pasti dalam bahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Putramu pasti dalam bahaya." Ujar Ibu Suri Agung pada orang diseberang nya. "Pastikan putramu sudah pergi malam ini, aku akan memerintahkan seseorang untuk berpura-pura menjadi putra mu."

"Baik mama."

"Jongseong, aku serahkan tugas ini untukmu. Bawa adikmu ke sini dengan selamat."

"Baik mama."

Ibu Suri Agung menghela nafas. "Andai saja aku bisa mencegah nya membunuh Putra menteri Jeon, mungkin sekarang dia sudah berada di pengasingan."

"Wangdaebi mama… apa putra ku akan baik-baik saja, nanti?" Tanya tuan Park khawatir.

Nenek dari Jaeyoon tersenyum. "Aku akan usahakan dia akan baik-baik saja, tapi kita tidak menghindari fakta jika Kaisar memiliki musuh di mana-mana. Ibu Suri ingin menjadikan cucuku sebagai boneka untuk keluarganya, aku tidak akan biarkan itu."

"Kau bisa pergi, Jongseong-ah."

Jongseong membungkuk sebelum dia pergi menjalankan tugasnya, meninggalkan Ibu Suri Agung dan juga sang ayah yang sedang membicarakan rencana kedepannya.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang