38❤️‍🩹

491 55 2
                                    

"Hyung-nim jangan sedih." Wonseong mencoba menghibur keponakan ayahnya itu. Karena Jaesung mengurung diri selama berhari-hari, meskipun saat diberi makan dia tetap makan.

"Apa baba tidak menyayangiku lagi?"

"Tidak mungkin paman seperti itu. Buktinya paman memperjuangkan hak hyung-nim, paman hanya tidak bisa tinggal di istana bukan berarti hyung-nim tidak bisa menemui nya."

Jaesung menatap yang lebih muda. "Sungguh?"

"Tentu, datang sebagai tamu. Tapi, aku tidak tau paman mau datang atau tidak."

"Kau ada ide?"

"Hyungnim harus berpura-pura sakit."

"Ide bagus, bagaimana caranya?"

Wonseong membisikkan sesuatu yang didengarkan baik-baik oleh yang lebih tua, sedangkan pelayan dan penjaga mulai mendekatkan telinga mereka ke pintu karena tidak mendengar suara lagi dari dalam.

Kedua orang di dalam kamar tersenyum dengan rencana yang telah disempurnakan, berharap jika rencana mereka akan berhasil.

Jaeyoon yang baru saja menyelesaikan rapatnya langsung pergi ke kamar milik sang anak setelah mendengar kabar keadaan Jaesung dari seorang tabib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaeyoon yang baru saja menyelesaikan rapatnya langsung pergi ke kamar milik sang anak setelah mendengar kabar keadaan Jaesung dari seorang tabib. "Apa tabib sudah memberimu obat?"

Jaesung yang sedang berbaring hanya mengangguk saja. Seorang pelayan langsung memberitahu jika dia tidak meminum obatnya.

Dahi Jaeyoon mengernyit, dia paham sekarang. Dia juga pernah berpura-pura sakit untuk menarik perhatian sang kakak dan dilakukan nya tidak hanya sekali hingga mendiang kakaknya itu sulit membedakan dia benar-benar sakit atau hanya berpura-pura saja.

"Aku ingin bertemu baba."

"Akan Abeonim usahakan." Tentu saja dia akan ikut dalam rencana anak sulungnya tersebut, kesempatannya bertemu dengan sosok yang ia cintai.

Hingga surat yang mengabari keadaan Jaesung sampai di kediaman Park. Sunghoon yang mendengarnya tentu saja panik karena biasanya Jaesung akan sakit jika dia tinggal jauh dan lama.

Hari itu pula dia segera menuju istana ditemani oleh Sunoo serta Gaeul. Mereka disambut baik dan diarahkan ke kamar milik sang Pangeran Agung, Jaesung memang belum dilantik sebagai Putra Mahkota, mereka masih mencari hari baik dan membiarkan Jaesung terbiasa dahulu dengan lingkungan baru.

Baru saja sampai, Sunghoon langsung memeriksa keadaan anak sulungnya tersebut. "Kau bohong?" Tanya nya.

Jaesung tanpa rasa bersalah tersenyum. "Maaf, Jaesung merindukan baba." Segera memeluk sang ibu yang sangat dirindukan.

"Sudah baba katakan untuk tidak berbohong. Baba meninggalkan Suyoon yang sakit untukmu." Ujar Sunghoon terdengar marah, mencoba agar tidak berlebihan.

"Suyoon sakit? Lalu, kenapa baba datang?"

Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang