18⚔️

571 80 1
                                    

Dengan perayaan pelantikan tidak terlalu mewah, akhirnya Jaeyoon resmi menggantikan sang kakak sebagai Kaisar. Kim Giyoo, istri pertama Jaeyoon menjadi Permaisuri. Hoonsu pun menjadi selir dengan gelar Bin, diberi nama Park Gi Bin. Dimana Gi memiliki arti berani, nama tersebut diberikan oleh Daewangdaebi.

Sunghoon menemui istri dari mendiang kakak Jaeyoon, dia di sambut dengan sangat baik. Berbeda dengan orang-orang dari Permaisuri dan Ibu Suri.

"Senang bisa berkenalan denganmu." Ujar putri dari seorang gubernur tersebut, Kim Sooha. Paham dengan wajah kebingungan yang lebih muda, ia hanya tersenyum. "Aku sama seperti mu, menikah karena politik. Gi Bin mama…."

"Jangan memanggil ku seperti itu, panggil saja nama ku." Ujar Sunghoon tak enak hati.

Sooha kembali tersenyum. "Baiklah, kau juga harus memanggil ku noona, Park Sunghoon."

Tentu saja Sunghoon merasa sangat terkejut mendengar sosok perempuan diseberang mengetahui identitas aslinya. "Park Sunghoon?"

Wanita yang lebih tua darinya tertawa kecil di sela minum. "Ada yang salah? Namamu memang Park Sunghoon, kan?" Tanya nya dengan ekspresi menggoda.

"Noonim…."

"Tenang saja, aku berada di pihak Daewangdaebi. Aku tau lebih dulu dibanding Jeonha sendiri. Jadi, Sunghoonie… sebelum terlambat seperti ku, cobalah untuk menerima apa yang kau rasakan sekarang." Ia mengusap tangan yang lebih muda.

Terlambat?

"Terlambat untuk apa, noonim?"

"Untuk mencintai. Sama seperti mendiang Kaisar, kapan saja kita bisa meninggal. Terlebih disaat kita memiliki musuh, kita tidak tahu siapa yang akan pergi lebih dulu. Yang muda atau yang sudah berumur, bangsawan atau kasta rendah, kaya atau miskin, pemberani atau penakut."

Sunghoon akhirnya paham dengan maksud sang putri. "Tapi perasaan tidak bisa dipaksakan, noonim."

"Tapi perasaan itu akan datang dengan sendirinya, di awali dengan lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Kau hanya perlu menerimanya, jangan pernah mengelak."

"Akan ku coba…."

Sooha tidak masalah, dia sudah menebak jawaban dari putra menteri keamanan dan perang tersebut. Sunghoon tipe orang yang berani melakukan apapun, tapi untuk perasaan dirinya masih ragu.

"Bukan kah jahat jika dalam sebuah hubungan hanya ada satu orang yang merasakan cinta?" Tanya Sooha setelah menelan camilan yang tersaji.

"Noonim benar, memang jahat. Tapi, hatiku masih ragu untuk melakukan nya. Mungkin sekarang dia mencintai ku. Ani, dia mencintai Hoonsu."

"Apa bedanya? Park Sunghoon dan Song Hoonsu tetap berada di raga yang sama?"

"Berbeda dari sifat."

"Hanya sifat, bukan pemikiran atau hati. Sunghoonie, memang sulit mencintai seorang Kaisar. Bisa kapan saja cintanya beralih, tapi Jeonha adalah orang yang memiliki prinsip menikah hanya sekali saja. Memang tidak sesuai dengan kenyataan nya, tapi dia sendiri tidak mengharapkan itu. Jika bisa menolak dan pergi, dia akan hanya memiliki mu sebagai pasangannya. Terlebih dia berani menikahimu, kau istri resminya bukan selir tanpa status sah."

Sooha meminum teh nya dahulu. "Bibi sudah mendaftarkan pernikahan kalian, bukan dengan nama samaran. Tetapi nama asli kalian, Shim Jaeyoon dengan Park Sunghoon."

"Jika bisa, pada pemerintahan nya kali ini, kau sendiri bisa menjadi Permaisuri."

"Semua hubungan memiliki masalah untuk menguji perasaan masing-masing, baik atau tidak, cocok atau tidak, semuanya sudah di atur oleh Yang Kuasa." Sooha tersenyum untuk menenangkan Sunghoon.

Beberapa bulan setelah kematian kakaknya, masa berkabung diselesaikan lebih cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa bulan setelah kematian kakaknya, masa berkabung diselesaikan lebih cepat. Jaeyoon telah memakai gonryongpo berwarna merah, jubah yang menandakan jika dia adalah Kaisar.

Saat Sunghoon akan bersiap untuk tidur, seorang Sunoo memberitahu nya jika Jaeyoon tengah berjalan ke kamarnya. Ia urungkan niatnya dan menunggu kedatangan sang Kaisar.

Pintu terbuka dan menampakkan sosok Jaeyoon dengan hanbok tidurnya. "Ada masalah, Jeonha?" Tanya Sunghoon yang mencoba bersikap biasa.

"Tidak ada." Jaeyoon mengunci kamar sang pujaan hati. "Aku hanya ingin tidur di sini."

"Bukannya malam ini waktu anda untuk tidur dengan Junjeong Mama?"

Jaeyoon langsung memeluk sang istri. "Jadi kau tidak suka dengan kedatangan ku?" Tanya nya dengan niat menggoda.

"Bukan seperti itu, Jeonha." Sunghoon memegang lengan sang Kaisar. "Anda sudah sering menghabiskan waktu dengan hamba, Junjeong Mama juga istri anda."

Ia melepaskan pelukannya. Bukan pergi, Jaeyoon membaringkan dirinya pada tempat tidur yang lebih muda. "Aku tidak peduli itu, aku akan tetap tidur di sini."

Sunghoon mengalihkan pandangannya dan menarik nafas panjang, barulah ia membaringkan diri di samping sang suami. "Junjeong Mama akan marah."

"Ada aku sayang." Dipeluknya Sunghoon dan di beri kecupan ringan pada keningnya.

"Tapi, Anda akan sibuk."

"Tapi, aku punya banyak bawahan." Jaeyoon mengusap wajah sang istri. "Besok akan ada pertemuan."

"Pertemuan apa?"

"Aku tidak tau, tapi Halma Mama mengatakan akan ada ahli astronomi."

Disaat Sunghoon sedang memikirkan maksud Daewangdaebi, Jaeyoon mengambil kesempatan untuk mencium bibirnya. "Jeonha!"

"Kau terlihat lucu. Ah iya, panggil aku Jusang."

"Tapi, orang yang memanggil seperti itu hanya keluarga Anda."

"Kau istriku, jadi kau berhak. Tidurlah, sudah larut malam." Ia tidak melepaskan pelukannya dan Sunghoon tidak berontak untuk di lepaskan. Hingga akhirnya mereka tertidur tanpa beban.

To be continued….

Sejujurnya saya bingung Heeseung mau sama siapa, udah lah sama Sooha aja. Lagian Heeseung enggak muncul lagi😊

 Lagian Heeseung enggak muncul lagi😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang