8⚔️

700 96 0
                                    

Kejadian di pasar, dimana Sunghoon bersama kedua sahabatnya melawan sekelompok perampok didengar oleh orang-orang di istana, terutama para pejabat dari kubu selatan.

"Salah satunya memiliki teknik yang biasa di gunakan oleh kelompok bertopeng?" Tanya seorang menteri, pemimpin kubu selatan yang mendukung Ibu Suri.

Orang kepercayaan nya mengangguk. "Saya tidak tahu dari mana asal mereka, tapi orang tersebut lari saat melihat Pangeran Jaeyoon. Mungkin Pangeran Jaeyoon sudah pernah bertarung dengannya."

"Tidak peduli Pangeran Jaeyoon sudah pernah berhadapan dengannya atau tidak. Kau harus mendapatkan orang itu, setelahnya kita bisa meminta pemimpin nya mendukung kita." Ujar menteri Go dengan senyum liciknya.

"Kelompok bertopeng terlihat tidak berpihak pada siapapun."

Menteri Go meminum arak yang disajikan. "Tapi yang mereka bunuh adalah orang-orang yang terlibat dalam pembunuh mendiang kaisar sebelumnya, dimana mereka tidak mendukung kita." Ujarnya cukup kesal.

"Cari anak itu dan buat kelompok bertopeng tunduk."

Orang kepercayaan nya tersebut mengangguk, ia berpamitan untuk melaksanakan tugas nya tersebut. Cukup sulit, karena mereka terlihat dari ibu kota tapi dia tidak pernah melihatnya.

Para anggota kelompok perampok itu dibawa oleh Jaeyoon ke penjara, sang kakak mendengar keributan sore itu dan memanggil nya untuk membicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para anggota kelompok perampok itu dibawa oleh Jaeyoon ke penjara, sang kakak mendengar keributan sore itu dan memanggil nya untuk membicarakan.

"Kau tahu orang-orang yang mengalahkan mereka?"

Jaeyoon menggeleng. "Mereka pergi begitu saja. Aku tidak bisa mengatakan mereka sebagai kelompok bertopeng, mereka hanya memakai kain dan topi untuk menutupi wajah." Jelasnya.

Heeseung merangkul sang adik. "Apa malam ini kau akan keluar lagi? Pergi ke rumah bordil?" Tanya nya tanpa rasa bersalah.

Ditanya seperti itu tentu dia panik. "A-apa maksud mu, hyung-nim? Aku tidak pergi ke sana." Jaeyoon mencoba menormalkan nada bicaranya yang gugup.

Yang lebih tua menepuk-nepuk pundak nya. "Kurangi kebiasaan mu itu, kau akan segera menikah."

Jaeyoon menatap sang kakak. "Apa hyung-nim tidak bisa membatalkannya? Kenapa hyung-nim menurut pada wanita itu? Dia hanya menjadikan hyung-nim sebagai boneka?" Tanya nya bertubi-tubi.

"Dia ibumu juga, Jaeyoon."

"Bukan berarti ayah meninggal sebelum aku lahir dan ibu meninggal setelah melahirkan ku, aku jadi tidak tahu apapun. Aku bukan anak kecil lagi yang akan mudah di hasut. Aku memang sudah 20 tahun, tapi aku hanya ingin menikah dengan orang yang ku cintai."

Jaeyoon yang terlanjur kesal menepis tangan kakaknya dan pergi begitu saja, perbuatan nya membuat Heeseung sedih. Bagaimanapun Jaeyoon harta berharga nya, bahkan lebih berharga dari tahta Kekaisaran.

"Kyungjun, temani dia terus."

"Baik, Jeonha." Pengawal bernama Kyungjun tersebut segera menyusul tuannya yang baru, ia sekarang akan mengabdi pada Jaeyoon dan menjaga harta berharga sang Kaisar.

"Mianhae, Jaeyoon-ah. Aku melakukan ini demi kebaikan mu, kau bisa menikah dengan orang yang kau cintai setelah menikah dengan pilihan eomma mama dan setelah kau mengganti kan aku." Ujar Heeseung sembari melihat langit malam itu.

Dengan tiba-tiba Heeseung terbatuk-batuk membuat kasim yang menemani nya khawatir. "Tidak papa, jangan beritahu Jaeyoon tentang kesehatan ku."

"Tapi Jeonha—"

"Ini perintah Kaisar."

Kasim tersebut hanya diam, ia segera membantu Heeseung kembali ke kamarnya. Lalu memanggil Permaisuri untuk mengabari keadaan suaminya yang kembali sakit.

Jaeyoon yang awalnya tidak memiliki niatan untuk mendatangi rumah bordil, akhirnya tetap datang, si nyonya pemilik langsung di temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaeyoon yang awalnya tidak memiliki niatan untuk mendatangi rumah bordil, akhirnya tetap datang, si nyonya pemilik langsung di temui. Para gadis yang bersama wanita baya tersebut menatapnya dengan ekspresi menggoda.

"Tuan muda, sayang sekali karena orang yang anda cari sudah tidak ada di sini." Ujar nyonya Lim dengan gayanya yang sangat heboh, bagi Jaeyoon.

"Apa maksudmu?"

Nyonya Lim merapihkan pakaiannya. "Maaf tuan muda, saya sudah di minta untuk tidak memberitahu alasannya dan keberadaan Hoonsu-ssi."

"Aku akan membayar mu lebih." Jaeyoon mengeluarkan kantung uangnya.

Nyonya Lim menaikkan satu alisnya. "Maaf tuan muda, kali ini saya tidak bisa menerima. Saya bisa memberikan gadis muda yang—"

Belum selesai nyonya Lim berujar, Jaeyoon langsung pergi dengan kesal. Dirinya sedang kesal atas keputusan sang kakak untuk menikahkannya dengan putri seorang menteri dan sekarang Hoonsu pergi.

"Kenapa kau mengikuti?" Tanya Jaeyoon pada seseorang yang sejak awal ia rasa mengawasi.

Kyungjun keluar dari persembunyiannya, ia memberi hormat. "Kaisar memerintahkan saya untuk menjaga Pangeran." Jawabnya sesuai dengan tugas yang diberikan.

"Kyungjun-ah, apa aku tidak berhak bahagia?"

"Aku ditinggal oleh kedua orang tuaku, melihat kakakku dijadikan boneka oleh Daebi mama tapi aku tidak bisa melakukan apapun, aku dipaksa menikah dengan seseorang yang tidak ku cintai. Dan sekarang… aku ditinggalkan oleh orang yang ku cintai."

Kyungjun tentu merasa iba. Jika ada yang mengatakan kehidupan Jaeyoon sangat enak, itu salah besar. Pada nyatanya sudah berkali-kali Jaeyoon dihasut untuk melawan kakaknya dan merebut tahta Kaisar.

"Jadi benar ramalam itu, aku terlahir tanpa kebahagiaan." Jaeyoon tersenyum miris.

"Pangeran, ramalan itu belum sepenuhnya benar. Semua orang pasti memiliki kebahagiaan nya, termasuk anda. Jika diperbolehkan, saya akan mencarikan orang yang anda maksudkan." Kyungjun menawarkan diri untuk membantu.

Jaeyoon menatap pengawal kepercayaan kakaknya tersebut. "Ku mohon temukan dia."

"Baik, Pangeran. Saya akan mengusahakan nya."

Jaeyoon kembali menatap langit malam yang biasanya di penuhi bintang sekarang hanya ada bulan, seperti hatinya yang hanya ada harapan hidup untuk menjaga sang kakak dari orang-orang jahat.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang