21❤️‍🔥

698 78 2
                                    

Sunghoon baru saja selesai berendam, para dayang tengah menyisir rambutnya dan beberapa menyiapkan tempat tidurnya, ada juga yang menyiapkan pengharum ruangan.

Hingga datanglah seorang kasim Kaisar. "Mama, Jeonha meminta anda mendatangi kamar Kaisar." Ujarnya setelah memberi hormat pada selir Kaisar tersebut.

"Aku akan segera datang."

"Baik Mama." Kasim tersebut segera keluar, ia tidak bisa berlama-lama menemui selir kesayangan Kaisar tersebut dalam kondisi seperti itu. Meskipun bukan peraturan tertulis, semua orangpun tau jika Kaisar tidak suka jika ada yang melihat selir kesayangannya dengan rambut digerai.

Seorang dayang segera mengikat rambut Sunghoon dengan sebuah pita dan memberikan jubahnya, beberapa mengikuti si tuan, ada yang tetap di sana untuk merapihkan.

Sunghoon merasakan udara dingin malam itu, ia mengeratkan jubahnya untuk menutupi diri karena ia hanya memakai hanbok yang tipis itu. Terlebih dirinya baru selesai berendam dengan air hangat.

Pengawal yang berjaga membungkuk dan mempersilahkan nya masuk. Sunghoon berbalik dan menatap dayang-dayang nya. "Kembalilah ke kamar."

"Tapi, Mama...."

"Aku akan meminta pengawal memanggil kalian jika urusanku dengan Kaisar sudah selesai." Ujar Sunghoon menenangkan. Akhirnya mereka mengangguk dan pergi dengan keraguan.

Ditemani seorang pelayan, Sunghoon memasuki tempat tinggal sang Kaisar. Sejenak dia diam di depan pintu kamar Jaeyoon, pelayan yang menemaninya sudah kembali ke depan.

"Aku tau apa yang dia inginkan." Sunghoon melepas pita yang mengikat rambutnya, iapun masuk ke dalam dimana Jaeyoon sudah menunggu nya sembari minum.

Kyungjun yang menemani sang Kaisar ikut melihat ke arah pintu, namun dengan cepat ia menunduk dan berpamitan. Semoga kedua matanya akan baik-baik saja besok.

"Apa kau pergi dengan penampilan seperti itu?"

Sunghoon menggeleng. "Saya baru melepas nya di depan pintu." Ia menunjukkan pita berwarna merah yang sebelumnya dayang gunakan untuk membuat rambutnya tidak tergerai.

"Kemari lah."

Ia berjalan mendekat dan duduk di sisi Kaisar. "Ada apa memanggil saya, Jusang?"

"Kau mau minum?"

Sunghoon menatap arak dalam cangkir, lalu menggeleng. "Saya tidak terlalu sehat, sebaiknya tidak meminum arak dahulu." Tapi perkataannya itu membuat khawatir Jaeyoon.

"Apa sudah memanggil tabib?" Jaeyoon menggenggam tangan sang istri.

"Belum, tapi saya sudah mengatakan pada dayang Choi untuk memanggilkan tabib besok atau tidak saya yang pergi menemui tabib." Ujarnya meyakinkan.

Sunghoon sebenarnya sudah curiga atas apa yang terjadi padanya, dia pernah mengandung. Dan yang ia alami sekarang sama seperti yang dahulu ia alami.

"Tidurlah denganku." Pinta Jaeyoon dengan lembut.

"Tidur dalam artian?"

"Kau sedang tidak sehat."

"Tapi, jika anda meminta saya bisa melakukannya."

Jaeyoon mendekatkan wajahnya dan menggesekkan hidung mereka. "Aku tidak mau memaksa, bisa saja membuat keadaan mu semakin buruk." Setelahnya ia mencuri kecupan di bibir si Song.

"Seharusnya aku tidak mengatakan itu." Ujar Sunghoon pelan, sengaja memancing sang Kaisar.

Laki-laki yang lebih tua itu tertawa pelan. "Kenapa jadi kau yang menginginkan nya?" Tanyanya diakhiri tawa kecil.

Love In PoliticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang