"sepertinya aku pernah melihatmu! Mmmmm, tapi di mana ya ?" Dia mengerutkan keningnya,matanya liat menatapku dari atas ke bawah.
Diperhatikan seperti itu, membuat napasku tertahan.
Ting!
Beruntung pintu lift terbuka saat tiba di lantai dasar. Saat hendak melewati pria bertubuh besar itu,dia menghalangi jalanku dengan merentangkan tangannya.
"Siapa namamu?" Tanyanya.
Menelan ludah, saat dia mencondongkan wajahnya hingga berada di depan wajahku.
"B-bella...." Sedikit gugup aku menjawab.
Tidak ingin nama asliku diketahui olehnya, aku memilih nama samaran itu.
Seketika tangan kekar yang mengahalangu jalanku itu, mempersilahkan aku untuk pergi. Melewati pria itu dehgan langkah lebar, bahkan setengah berlari.
Tapi belum terlalu jauh melangkah, pria itu berteriak, dan ikut berjalan di belakang ku.
"Bella ! Apa kamu dari BIMBIB?"
Oh tuhan pria itu mengenal situs dewasa tempat adikku bekerja.Tidak berniat untuk menjawab, kali ini aku berlari meninggalkannya.
....
"Maaf ya buk ruanganku berantakan sekali. Aku tidak sempat membersihkannya," ucapku pada asisten rumah tangga yang baru bekerja pada hari ini.
Sedikit malu saat membuka pintu apartemen, Bu Nilam langsung disuguhkan keadaan ruangan yang sangat berantakan.
Tumpukan piring kotor berserakan di wastafel, serta kaleng makanan inyang berserakan di meja makan. Belum lagi pakaian kotor yang ada di sofa.
Jujur aku bukan orang yg jorok. Tapi kondisi ku sekarang membuatku malas. Jangankan untuk membersihkan ruangan apartemen, mandi saja aku enggan.
"Tidak masalah nak, itulah gunanya saya disini, saya sudah tahu keadaanmu. Saya ingin menyampaikan turut berduka cita atas berpulangnya adikmu."
Aku menghela nafas dalam dan mengangguk secara perlahan.
"Terimakasih Bu Nilam."
Aku beranjak ke kamar, meninggalkan Bu Nilam dan tugasnya yang menumpuk.
Aku butuh istirahat,badanku terasa pegal semua.terlebih di bagian leher,sedikit terasa kaku di bagian sana.
Sebelum tidur, aku membuka galery foto. Menatap foto adikku yang mengenakan dress putih dan tersenyum menghadap kamera.
"Talitha, aku bertemu dengan pria itu. Pria dengan tanda hitam di punggung tangan. Aku pikir mimpi yang menggambarkan sosok pria itu hanya bunga tidur, ternyata dia nyata adanya."
Mengusap layar ponsel.
"Do'akan aku Talitha. Untuk bisa mengungkap semua ini. Agar kamu damai disana...." Mengecup layar ponsel, pada bagian kepala adikku.
***
"Entah kenapa aku merasa curiga pada Ghea. Mereka sama-sama bekerja di situs itu, dan sebelumnya sempat terjadi cekcok antara mereka berdua," ucap Pamela, temanku. Hari ini dia datang berkunjung ke apartemenku.
"Tapi Ghea itu perempuan,dan tubuhnya kecil. jika dia terlibat perkelahian dengan adikku, tentu adikku dapat melawan nya ." Aku sedikit meragukan pendapat Pamela.
"Duh Niana.... Lihat apa yang Ghea lakukan padamu. Kamu mendapat luka jahitan pada beberapa bagian tubuh terlebih leher. Kamu masih menggampangkan anak itu?" Ucap Pamela melipat tangan di dada.
Aku menceritakan mimpiku. Mimpi Dimana aku melihat bagaimana adikku disiksa. Menceritakan tentang pria dengan tanda di punggung tangan.
Pamela menghembuskan nafasnya secara kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
jasad adikku Di plafon
Mystery / Thriller"sejak kapan kamu jual diri?" Niana berteriak lantang di hadapan adiknya. Niana marah, saat mendapati video dan foto tidak senonoh milik adiknya di s1tus dewasa. "Itu bukan jual diri Niana. Itu seni..." Mendengar kalimat itu keluar dari mulut adikny...